Courtesy of InterestingEngineering
Kulit Sintetis yang Bisa Berubah Warna Otomatis Terinspirasi Cumi dan Gurita
Mengembangkan bahan sintetis yang meniru mekanisme chromatophores cephalopoda untuk menghasilkan kulit elastis yang dapat berubah warna secara otomatis sesuai rangsangan lingkungan tanpa memerlukan listrik atau input pengguna.
19 Jun 2025, 00.40 WIB
89 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kulit sintetis yang terinspirasi dari cephalopoda dapat menggantikan layar tradisional dalam aplikasi tertentu.
- Material ini dapat merespon berbagai kondisi lingkungan tanpa memerlukan listrik, membuka peluang baru dalam teknologi.
- Kemampuan untuk menyesuaikan dan merespon dengan cepat terhadap rangsangan membuatnya sangat cocok untuk robotika lunak dan sensor wearable.
Para peneliti di Universitas Nebraska–Lincoln membuat kulit sintetis yang dapat berubah warna secara otomatis dengan meniru cara kulit cumi dan gurita berubah warna. Kulit ini terbuat dari material elastis yang bisa merespons perubahan lingkungan tanpa menggunakan listrik atau perintah dari pengguna.
Kulit sintetis ini menggunakan struktur yang menyerupai chromatophores alami, yaitu kantung berisi pigmen yang bisa mengembang dan berubah warna saat ditarik oleh otot-otot kecil. Dengan teknologi ini, kulit sintetis dapat merespon berbagai rangsangan seperti panas, cahaya, dan kondisi fisik lain secara real time.
Teknologi ini berpotensi digunakan dalam robot lunak yang membutuhkan kulit fleksibel dan adaptif, serta dalam antarmuka manusia-mesin yang lebih nyaman dan praktis. Kulit ini juga bisa menampilkan informasi lingkungan tanpa perlu layar elektronik atau baterai.
Salah satu keunggulan utama adalah kulit sintetis ini tahan terhadap lingkungan basah dan bawah air, yang biasanya menjadi tantangan bagi perangkat elektronik konvensional. Selain itu, material ini dapat disesuaikan agar merespons stimulus tertentu seperti pH, kelembapan, dan suhu.
Penelitian ini membuka peluang untuk pengembangan perangkat wearable yang dapat memantau banyak parameter lingkungan secara bersamaan. Teknologi ini bukan untuk menggantikan sepenuhnya alat elektronik tradisional, tetapi menawarkan solusi tambahan untuk lingkungan dan aplikasi khusus.
Sumber: https://interestingengineering.com/innovation/skins-mimic-octopus-abilities-to-help-future-robots
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang sedang diteliti oleh tim di University of Nebraska–Lincoln?A
Tim di University of Nebraska–Lincoln sedang meneliti pengembangan kulit sintetis yang terinspirasi dari cephalopoda untuk menciptakan mesin dan perangkat lunak yang responsif.Q
Apa yang menjadi inspirasi dalam pengembangan kulit sintetis ini?A
Pengembangan kulit sintetis ini terinspirasi dari kemampuan cephalopoda seperti squid dan octopus untuk mengubah warna dan pola kulit mereka.Q
Apa fungsi dari struktur yang meniru chromatophore?A
Struktur yang meniru chromatophore berfungsi untuk merespon stimulus lingkungan dengan mengubah warna, mirip dengan cara cephalopoda mengubah penampilan mereka.Q
Bagaimana kulit sintetis ini dapat digunakan dalam teknologi wearable?A
Kulit sintetis ini dapat digunakan dalam teknologi wearable yang dapat menyesuaikan dengan tubuh dan mengubah warna untuk menampilkan informasi lingkungan tanpa komponen yang kaku.Q
Apa keunggulan dari material lunak dibandingkan dengan teknologi tradisional?A
Keunggulan dari material lunak adalah fleksibilitas dan kemampuannya untuk berfungsi dalam lingkungan yang berbeda, terutama di lingkungan basah, di mana teknologi tradisional sering gagal.