Courtesy of CNBCIndonesia
Kecelakaan Fatal SU7 Xiaomi: Tantangan Teknologi Smart Driving Terungkap
01 Apr 2025, 18.15 WIB
87 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Xiaomi terlibat dalam kecelakaan fatal pertama dengan kendaraan listrik SU7.
- Perusahaan menyerahkan data mengemudi kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
- Kendaraan SU7 telah mengalahkan penjualan Tesla Model 3 di pasar China.
Xiaomi, perusahaan teknologi asal China, sedang bekerja sama dengan polisi setelah terjadi kecelakaan fatal yang melibatkan mobil listrik SU7 pada 29 Maret. Kecelakaan ini adalah yang pertama kali terjadi pada sedan SU7 yang diluncurkan tahun lalu. Meskipun penjualan mobil ini sangat baik, mengalahkan Tesla Model 3, saham Xiaomi mengalami penurunan setelah insiden tersebut.
Baca juga: Xiaomi Tantang Tesla dengan SUV Listrik YU7 Harga Lebih Murah dan Jarak Tempuh Lebih Jauh
Dalam kecelakaan itu, mobil SU7 sedang dalam mode mengemudi otomatis dan melaju dengan kecepatan tinggi. Pengemudi mencoba mengambil alih kontrol untuk memperlambat mobil, tetapi tetap menabrak tiang semen. Kecelakaan ini mengakibatkan pengemudi dan dua penumpang meninggal dunia. Xiaomi menyatakan bahwa mobil tersebut mengeluarkan peringatan sebelum tabrakan terjadi.
Xiaomi mulai memproduksi mobil listrik tahun lalu dan memiliki dua versi sistem mengemudi pintar untuk SU7. Versi yang terlibat dalam kecelakaan adalah versi standar yang tidak dilengkapi dengan teknologi LiDAR yang lebih canggih. Meskipun ada laporan bahwa mobil terbakar setelah tabrakan, Xiaomi tidak menyebutkan hal tersebut dalam pernyataannya.
--------------------
Analisis Kami: Kecelakaan ini menunjukkan bahwa teknologi smart driving tanpa LiDAR masih memiliki keterbatasan dalam keselamatan nyata di jalan. Xiaomi perlu mempercepat inovasi dan transparansi dalam sistem pengemudi cerdas agar kepercayaan konsumen tidak terganggu dan risiko kecelakaan bisa diminimalkan.
--------------------
Analisis Ahli:
Ahmad Santoso (Insinyur Otomotif): Teknologi navigasi otonom yang bergantung hanya pada kamera memang rentan pada kondisi tertentu dan kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem yang dilengkapi LiDAR. Kecelakaan ini menegaskan pentingnya integrasi sensor yang lebih lengkap untuk keselamatan pengemudi dan penumpang.
Dewi Rahmawati (Analis Transportasi): Meski teknologi smart driving menawarkan kemudahan, pengguna harus tetap waspada dan siap mengambil alih kontrol. Regulasi yang jelas dan pengujian ketat sangat penting agar perusahaan seperti Xiaomi tidak terburu-buru meluncurkan fitur yang belum sepenuhnya aman.
--------------------
What's Next: Insiden ini kemungkinan akan mendorong Xiaomi dan produsen EV lainnya untuk meningkatkan sistem pengemudi otomatis terutama pada kendaraan versi standar demi keamanan, serta memperketat regulasi dan pengawasan teknologi smart driving di China.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250401165915-37-623198/mobil-listrik-su7-kecelakaan-tewaskan-3-orang-ini-penjelasan-xiaomi
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250401165915-37-623198/mobil-listrik-su7-kecelakaan-tewaskan-3-orang-ini-penjelasan-xiaomi
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada tanggal 29 Maret yang melibatkan Xiaomi?A
Pada tanggal 29 Maret, terjadi kecelakaan fatal yang melibatkan kendaraan listrik SU7 milik Xiaomi.Q
Apa yang dilakukan Xiaomi setelah kecelakaan tersebut?A
Xiaomi mengaku bekerja sama dengan polisi dan telah menyerahkan data mengemudi dan sistem kendaraan.Q
Apa fitur yang digunakan oleh kendaraan SU7 saat kecelakaan?A
Kendaraan SU7 berada dalam mode Navigate on Autopilot (NOA) saat kecelakaan terjadi.Q
Di mana kecelakaan tersebut terjadi?A
Kecelakaan tersebut terjadi di Tongling, provinsi Anhui, China timur.Q
Apa yang membedakan versi standar SU7 dari versi yang lebih canggih?A
Versi standar SU7 memiliki teknologi smart driving yang kurang canggih tanpa LiDAR, sedangkan versi yang lebih canggih dilengkapi dengan LiDAR.