Courtesy of YahooFinance
Harga Minyak Turun Drastis Setelah OPEC+ Percepat Produksi dan Tarif AS Menguat
03 Apr 2025, 08.13 WIB
129 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Harga minyak mengalami penurunan signifikan akibat keputusan OPEC+ dan tarif baru.
- Kenaikan inventaris minyak AS menunjukkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.
- Volatilitas harga minyak diperkirakan akan meningkat seiring dengan ketidakpastian ekonomi global.
Harga minyak turun pada hari Kamis setelah OPEC+ memutuskan untuk mempercepat pengurangan produksi minyak. Harga minyak Brent turun Rp 87.65 miliar ($5,33 m) enjadi Rp 114.49 juta ($69,62) per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun Rp 91.93 miliar ($5,59 m) enjadi Rp 108.73 juta ($66,12) per barel. Penurunan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru yang luas, yang membuat banyak orang khawatir tentang dampaknya terhadap ekonomi global dan permintaan minyak.
OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari mulai Mei, lebih tinggi dari rencana awal yang hanya 135.000 barel per hari. Para analis mengatakan bahwa kombinasi antara peningkatan produksi minyak dan prospek ekonomi global yang lebih lemah dapat menekan harga minyak lebih lanjut. Banyak investor khawatir bahwa tarif baru ini dapat memicu perang dagang yang lebih besar, yang dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.
Data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di AS meningkat sebesar 6,2 juta barel, bertentangan dengan perkiraan penurunan. Hal ini menambah kekhawatiran di pasar, dan para analis memperkirakan bahwa harga minyak akan lebih berfluktuasi dalam waktu dekat karena kemungkinan adanya tindakan balasan dari negara-negara lain terkait tarif yang baru diumumkan.
--------------------
Analisis Kami: Keputusan OPEC+ mempercepat peningkatan produksi minyak di tengah ketegangan perdagangan AS menunjukkan pasar minyak saat ini sangat rentan terhadap faktor geopolitik dan ekonomi. Penurunan harga minyak ini mencerminkan ketidakpastian yang dapat menyebabkan volatilitas tinggi dalam jangka pendek, mempersulit perencanaan bagi para pelaku industri.
--------------------
Analisis Ahli:
Phil Flynn: Reaksi pasar menunjukkan ketakutan karena banyak yang meremehkan kemungkinan Trump menerapkan tarif tersebut.
Angie Gildea: Kombinasi kenaikan produksi minyak dan prospek ekonomi yang lemah memberikan tekanan pada harga minyak, membuka babak baru dalam pasar yang penuh volatilitas.
Tamas Varga: Tarif yang diterapkan akan meningkatkan biaya domestik dan menahan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan risiko resesi dan stagflasi.
--------------------
What's Next: Harga minyak kemungkinan akan tetap bergejolak dan mengalami tekanan turun karena kombinasi produksi yang meningkat dan prospek ekonomi global yang melemah akibat ketegangan perdagangan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-sinks-nearly-3-trump-011310789.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-sinks-nearly-3-trump-011310789.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan harga minyak baru-baru ini?A
Penurunan harga minyak disebabkan oleh keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi dan pengumuman tarif baru oleh Donald Trump.Q
Apa keputusan yang diambil oleh OPEC+ terkait produksi minyak?A
OPEC+ memutuskan untuk mempercepat rencana peningkatan produksi minyak menjadi 411.000 barel per hari pada bulan Mei.Q
Bagaimana tarif yang diumumkan oleh Donald Trump mempengaruhi pasar minyak?A
Tarif yang diumumkan oleh Donald Trump menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang global yang dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.Q
Apa dampak dari kenaikan inventaris minyak AS terhadap harga minyak?A
Kenaikan inventaris minyak AS yang lebih besar dari perkiraan menunjukkan bahwa pasokan melebihi permintaan, yang dapat menekan harga minyak.Q
Apa yang diharapkan analis mengenai volatilitas harga minyak ke depan?A
Analis memperkirakan bahwa harga minyak akan mengalami lebih banyak volatilitas karena ketidakpastian terkait tarif dan respons negara lain.