Courtesy of YahooFinance

Saham RH Jatuh 40% Akibat Tarif Baru dan Laporan Pendapatan Mengecewakan

04 Apr 2025, 04.18 WIB

302 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Penurunan saham RH menunjukkan dampak langsung dari kebijakan tarif pemerintah.
Banyak perusahaan furnitur besar bergantung pada sumber dari Asia, yang membuat mereka rentan terhadap perubahan kebijakan.
Hasil pendapatan yang mengecewakan dapat memicu reaksi pasar yang signifikan.

Saham perusahaan furnitur mewah RH turun 40% pada hari Kamis setelah mereka mengumumkan hasil keuangan yang mengecewakan dan adanya tarif baru yang tinggi dari pemerintah Trump. Tarif ini dikenakan terhadap negara-negara Asia yang menjadi sumber produk bagi RH dan retailer furnitur lainnya. Penurunan harga saham RH juga mempengaruhi saham perusahaan furnitur lain, seperti Wayfair yang kehilangan sekitar 25% nilainya, dan La-Z-Boy yang turun hampir 9%.

CEO RH, Gary Friedman, terkejut melihat penurunan harga saham perusahaan saat panggilan earnings. Ia mengakui bahwa RH mengandalkan produk dari Asia, tetapi menekankan bahwa banyak perusahaan besar di industri furnitur juga melakukan hal yang sama.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tarif yang tinggi dapat berdampak besar pada perusahaan yang bergantung pada pasokan dari luar negeri. Penurunan harga saham RH dan perusahaan lain mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif tersebut terhadap bisnis furnitur secara keseluruhan.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/rh-stock-plunges-40-weak-211824674.html

Analisis Kami

"Pengenaan tarif baru ini menunjukkan betapa rentannya perusahaan ritel furnitur mewah terhadap kebijakan perdagangan global, terutama yang terintegrasi secara ekstensif dengan rantai pasok Asia. Investor harus waspada karena kondisi ini bisa memicu tren bearish jangka panjang di sektor ini jika ketidakpastian perdagangan terus berlanjut."

Analisis Ahli

Mark Zandi (Chief Economist, Moody's Analytics)

"Pengenaan tarif seperti ini biasanya memperlambat pertumbuhan sektor ritel karena peningkatan biaya produksi yang dibebankan ke konsumen. Hal ini bisa menyebabkan penurunan permintaan dan tekanan margin yang berdampak negatif pada nilai saham."

Prediksi Kami

Saham perusahaan furnitur yang banyak bergantung pada impor dari Asia kemungkinan akan terus mengalami volatilitas dan tekanan harga jika tarif dan kebijakan perdagangan proteksionis berlanjut atau diperketat.