Perang Tarif dan Inflasi Picu Turunnya Saham: Waspadai Risiko Resesi
Courtesy of YahooFinance

Perang Tarif dan Inflasi Picu Turunnya Saham: Waspadai Risiko Resesi

05 Apr 2025, 23.17 WIB
54 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kebijakan tarif Presiden Trump dapat memperburuk inflasi dan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan.
  • Bill Gross memperingatkan investor untuk tidak mencoba 'menangkap pisau yang jatuh' di pasar saham.
  • Kondisi ekonomi saat ini menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dengan pengangguran yang meningkat dan inflasi yang kembali muncul.
Pasar saham mengalami penurunan signifikan setelah Presiden Trump mengumumkan tarif tinggi pada 2 April. Pengumuman ini membuat investor khawatir tentang pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan di masa depan. Penurunan ini menciptakan peluang bagi investor yang berani untuk membeli saham dengan harga lebih rendah, meskipun ada risiko bahwa tarif tersebut dapat memperburuk kondisi ekonomi dan menyebabkan resesi.
Bill Gross, seorang manajer investasi berpengalaman, memberikan peringatan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk mencoba membeli saham yang sedang jatuh. Dia mengingatkan bahwa meskipun membeli saham saat harga turun bisa menguntungkan, proses pemulihan bisa memakan waktu lama dan tidak semua saham akan kembali ke harga sebelumnya. Gross juga menyebutkan bahwa situasi saat ini mirip dengan peristiwa ekonomi besar di masa lalu, seperti krisis di tahun 1971.
Kondisi ekonomi saat ini menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dengan meningkatnya angka pengangguran dan inflasi yang kembali naik. Meskipun ada harapan untuk negosiasi yang dapat mengurangi tarif, Gross skeptis bahwa Presiden Trump akan mundur dari posisinya. Ini menambah ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di pasar dan ekonomi.
--------------------
Analisis Kami: Situasi saat ini sarat risiko bagi investor yang berharap rebound cepat, karena ketegangan tarif dan kondisi moneter yang ketat masih menjadi beban berat bagi ekonomi. Investor sebaiknya tetap waspada dan fokus pada diversifikasi serta kesiapan menghadapi penurunan jangka panjang sebagai mitigasi risiko.
--------------------
Analisis Ahli:
Bill Gross: Investors should not try to 'catch a falling knife' as the market pain before the bottom can be prolonged and recovery takes years.
--------------------
What's Next: Tarif yang terus berlanjut dan inflasi yang belum terkendali dapat memicu resesi lebih dalam di AS, memaksa Federal Reserve melakukan pemotongan suku bunga kembali dan memperpanjang masa volatilitas pasar saham.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/legendary-fund-manager-sends-blunt-161700838.html

Artikel Serupa

Strategi Tarik-Menarik Tarif Trump Dorong Pasar Saham AS BergolakYahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
126 dibaca

Strategi Tarik-Menarik Tarif Trump Dorong Pasar Saham AS Bergolak

Pasar Saham Terpukul Setelah Trump Umumkan Tarif Baru, Apa Dampaknya?YahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
182 dibaca

Pasar Saham Terpukul Setelah Trump Umumkan Tarif Baru, Apa Dampaknya?

Pasar Saham AS Tertekan Tarif Trump dan Pertumbuhan Ekonomi Lambat 2025YahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
46 dibaca

Pasar Saham AS Tertekan Tarif Trump dan Pertumbuhan Ekonomi Lambat 2025

Goldman Sachs Peringatkan Tarif Trump Bisa Picu Inflasi dan Resesi ASYahooFinance
Bisnis
4 bulan lalu
77 dibaca

Goldman Sachs Peringatkan Tarif Trump Bisa Picu Inflasi dan Resesi AS

Ketidakpastian Trump Mengubah Cara Investor di Pasar Saham AmerikaYahooFinance
Finansial
5 bulan lalu
131 dibaca

Ketidakpastian Trump Mengubah Cara Investor di Pasar Saham Amerika

Pasar Saham Bergejolak, Saatnya Manfaatkan Peluang di Tengah KetidakpastianYahooFinance
Finansial
5 bulan lalu
265 dibaca

Pasar Saham Bergejolak, Saatnya Manfaatkan Peluang di Tengah Ketidakpastian