Courtesy of YahooFinance

Perang Dagang Trump Memicu Resesi Global, Saham Bisa Jatuh Lagi

Menyampaikan pandangan bahwa perang dagang dengan China akan menyebabkan resesi global dan mempengaruhi pasar serta investor.

11 Apr 2025, 03.39 WIB

30 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Resesi global diperkirakan akan terjadi akibat perang dagang.
Ketegangan dengan China dapat berdampak negatif pada pasar saham.
Investor perlu waspada terhadap risiko yang muncul dari kebijakan perdagangan.

Amerika Serikat - Peter Tchir, Kepala Strategi Makro di Academy Securities, memperingatkan bahwa perang dagang yang dipicu oleh Presiden Donald Trump akan menyebabkan resesi global. Menurutnya, Amerika Serikat tidak akan terhindar dari dampak negatif ini. Tchir menyampaikan pandangannya dalam acara 'Bloomberg The Close'.

Tchir menjelaskan bahwa masalah dengan China dapat mempengaruhi investor dan pasar secara signifikan. Ia juga menyebutkan bahwa saham bisa bergerak lebih rendah akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang ini. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari kebijakan perdagangan yang agresif.

Pandangan Tchir menyoroti pentingnya memahami risiko yang dihadapi oleh pasar global saat ini. Investor perlu waspada dan siap menghadapi kemungkinan penurunan nilai saham. Dengan demikian, penting untuk terus memantau perkembangan situasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/video/us-wont-spared-global-recession-203925782.html

Analisis Kami

"Situasi ini memperlihatkan betapa sensitifnya pasar global terhadap kebijakan proteksionis yang agresif seperti perang dagang. Investor harus sangat berhati-hati dengan potensi volatilitas pasar yang meningkat dan mungkin mempertimbangkan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko."

Analisis Ahli

Peter Tchir

"Perang dagang ini tidak hanya mengganggu hubungan perdagangan, tetapi juga memicu ketidakpastian ekonomi yang bisa mempercepat resesi global."

Prediksi Kami

Perang dagang yang berlanjut dapat menyebabkan penurunan pasar saham global dan memperparah kondisi resesi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.