Ancaman Kiamat 2026 dan Perubahan Iklim Ekstrem di Asia: Apa yang Harus Dilakukan?
Courtesy of CNBCIndonesia

Ancaman Kiamat 2026 dan Perubahan Iklim Ekstrem di Asia: Apa yang Harus Dilakukan?

Menyampaikan peringatan tentang ancaman kiamat akibat ledakan populasi dan perubahan iklim ekstrem serta pentingnya intervensi untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dan mitigasi perubahan iklim.

23 Apr 2025, 07.40 WIB
238 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali dapat mengancam kelangsungan hidup di Bumi.
  • Perubahan iklim menyebabkan bencana alam yang semakin ekstrem, terutama di Asia.
  • Intervensi pemerintah diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Jakarta, Indonesia - Laju pertumbuhan populasi manusia yang tidak terkendali dan perubahan iklim ekstrem memunculkan ancaman serius bagi kelangsungan hidup di Bumi. Para ilmuwan, termasuk Heinz von Foerster, memperingatkan bahwa tahun 2026 bisa menjadi titik akhir bagi umat manusia jika tidak ada intervensi untuk mengendalikan pertumbuhan populasi. Thomas Malthus sebelumnya juga menyatakan bahwa populasi manusia yang meningkat tanpa henti tidak akan seimbang dengan suplai makanan yang tersedia.
Percepatan inovasi teknologi pangan tidak mampu mengimbangi kecepatan kelahiran manusia yang terus melonjak. Selain itu, perubahan iklim yang makin ekstrem juga menjadi ancaman besar. Laporan dari Badan Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan bahwa Asia mengalami pemanasan lebih cepat dari rata-rata global dan banyak negara di Asia mengalami tahun terpanas yang pernah tercatat pada 2023.
Pada tahun 2023, total 79 bencana yang terkait dengan bahaya hidrometeorologi dilaporkan di Asia, dengan lebih dari 80% terkait dengan peristiwa banjir dan badai. Kenaikan permukaan laut juga menjadi perhatian serius, dengan banyak area di Indonesia mengindikasikan Global Mean Sea Level (GMSL) di atas rata-rata global. Peringatan dini dan kesiapsiagaan yang lebih baik telah menyelamatkan ribuan nyawa, namun langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi ancaman ini.
--------------------
Analisis Kami: Pertumbuhan populasi manusia yang cepat memang sudah mendesak dilihat sebagai masalah global yang harus segera ditangani dengan kebijakan konkret dan kolaborasi internasional. Namun, tanpa perubahan sikap kolektif terhadap konsumsi sumber daya dan pengurangan dampak lingkungan, inovasi teknologi saja tidak cukup mencegah krisis yang kian nyata ini.
--------------------
Analisis Ahli:
Heinz von Foerster: Pertumbuhan populasi manusia mengikuti pola yang tidak terkendali dan akan mencapai batas maksimal Bumi sekitar 2026, memperingatkan perlunya intervensi kebijakan global.
Celeste Saulo: Peningkatan suhu dan bencana iklim yang ekstrem di Asia menunjukkan perlunya tindakan serius dan kesiapsiagaan tinggi untuk melindungi masyarakat dan lingkungan.
Armida Salsiah Alisjahbana: Peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana telah menyelamatkan banyak jiwa, namun ancaman perubahan iklim tetap memerlukan kolaborasi dan perhatian global.
--------------------
What's Next: Jika tidak ada intervensi efektif dalam pengendalian pertumbuhan populasi dan penanganan perubahan iklim, Bumi bisa menghadapi bencana sosial, lingkungan, dan ekonomi besar yang mengancam kelangsungan hidup manusia mulai sekitar tahun 2026 hingga mendatang.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250423063632-37-627944/tanda-kiamat-sudah-dekat-pakar-ungkap-petaka-2026

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diprediksi oleh Heinz von Foerster mengenai pertumbuhan populasi?
A
Heinz von Foerster memprediksi bahwa Bumi akan mencapai batas kapasitas maksimalnya pada tahun 2026 jika pertumbuhan populasi tidak terkendali.
Q
Mengapa PBB memberikan perhatian khusus terhadap perubahan iklim di Asia?
A
PBB memberikan perhatian khusus terhadap perubahan iklim di Asia karena benua ini mengalami pemanasan lebih cepat dan banyak negara di Asia mengalami bencana alam yang parah.
Q
Apa yang menjadi penyebab utama bencana alam di Asia pada tahun 2023?
A
Penyebab utama bencana alam di Asia pada tahun 2023 adalah perubahan iklim yang ekstrem, termasuk kekeringan, gelombang panas, banjir, dan badai.
Q
Bagaimana Thomas Malthus berpendapat tentang pertumbuhan populasi dan sumber daya?
A
Thomas Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan populasi yang tidak terkendali akan mengakibatkan kekurangan sumber daya, terutama makanan.
Q
Apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan populasi?
A
Pemerintah dapat mengendalikan pertumbuhan populasi dengan mengeluarkan kebijakan pajak lebih tinggi untuk keluarga yang memiliki lebih dari dua anak.

Artikel Serupa

Anak Lahir 2020 Hadapi Risiko Bencana Iklim Ekstrem yang Semakin ParahCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
133 dibaca

Anak Lahir 2020 Hadapi Risiko Bencana Iklim Ekstrem yang Semakin Parah

Peringatan Ilmuwan: Bencana Iklim Global Mengancam Masa Depan BumiCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
102 dibaca

Peringatan Ilmuwan: Bencana Iklim Global Mengancam Masa Depan Bumi

Gelombang Panas Laut Asia Tenggara dan Pasifik 2024, Ancaman Besar Perubahan IklimCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
107 dibaca

Gelombang Panas Laut Asia Tenggara dan Pasifik 2024, Ancaman Besar Perubahan Iklim

Bahaya Longsoran Gletser di Asia Meningkat Akibat Perubahan IklimCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
71 dibaca

Bahaya Longsoran Gletser di Asia Meningkat Akibat Perubahan Iklim

Ancaman Rekor Panas Bumi dan Kenaikan Suhu di Atas 1,5°C dalam 5 TahunCNBCIndonesia
Sains
2 bulan lalu
82 dibaca

Ancaman Rekor Panas Bumi dan Kenaikan Suhu di Atas 1,5°C dalam 5 Tahun

Kerusakan Arus AMOC: Tanda Bahaya Pemanasan Global Makin MengkhawatirkanCNBCIndonesia
Sains
4 bulan lalu
116 dibaca

Kerusakan Arus AMOC: Tanda Bahaya Pemanasan Global Makin Mengkhawatirkan