Courtesy of CNBCIndonesia
Tarif Impor AS: Risiko Kelangkaan Barang Elektronik di Pasar Ritel
Menginformasikan dampak negatif dari tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah AS terhadap sektor ritel dan logistik global.
29 Apr 2025, 13.40 WIB
129 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebijakan tarif impor AS dapat menyebabkan kelangkaan barang elektronik di pasar.
- Pegatron berusaha untuk memindahkan produksi ke negara-negara lain sebagai respons terhadap kebijakan tarif.
- Negosiasi antara Pegatron dan klien besar seperti Apple dan Dell sangat penting dalam menentukan lokasi produksi.
Amerika Serikat - Tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump telah menyebabkan kebingungan di kalangan konsumen AS. Pegatron, pemasok utama Apple dan Dell, memperingatkan bahwa kebijakan tersebut berisiko mengakibatkan kelangkaan barang elektronik di AS. Chairman Pegatron, T.H. Tung, menyatakan bahwa pemberlakuan tarif yang naik-turun secara tiba-tiba telah membingungkan pelanggan di AS.
Tung mengungkapkan bahwa dalam dua bulan ke depan, rak di Amerika Serikat bisa menyerupai negara dunia ketiga, di mana orang datang ke toko atau pasar hanya untuk menemukan rak-rak kosong. Meskipun Trump sempat menunda sebagian tarif untuk beberapa negara mitra dagang seperti Vietnam, Indonesia, dan India, tarif 10% untuk hampir semua barang impor ke AS tetap diberlakukan. Penundaan ini dimaksudkan untuk memberikan sedikit ruang bernafas bagi pelaku pasar selama proses negosiasi dagang.
Namun, Tung menilai para importir AS belum tentu akan berani meningkatkan pengiriman barang karena ketidakpastian tarif. Aksi Trump telah mengganggu kelancaran logistik global yang menjadi tulang punggung rantai pasok modern. Pegatron diketahui mulai memindahkan sebagian produksi dari China ke negara-negara Asia Tenggara serta Meksiko sejak periode pertama Trump menjabat, namun pemilihan lokasi pabrik baru harus dinegosiasikan bersama para klien besar seperti Apple dan Dell.
--------------------
Analisis Kami: Ketidakpastian kebijakan tarif perdagangan yang dikeluarkan secara tiba-tiba sangat merugikan ekosistem ritel dan manufaktur global karena pelaku pasar tidak dapat merencanakan produksi dan distribusi dengan efektif. Sebaiknya pemerintah AS lebih transparan dan stabil dalam mengatur kebijakan tarif agar tidak mengganggu supply chain dan akhirnya merugikan konsumen mereka sendiri.
--------------------
Analisis Ahli:
T.H. Tung: Tarif impor yang naik turun justru menciptakan ketidakpastian besar di pasar Amerika Serikat dan bisa menyebabkan kelangkaan barang elektronik di rak toko.
--------------------
What's Next: Jika tarif impor terus tidak stabil dan tinggi, pasar elektronik AS berisiko mengalami kekurangan pasokan, yang bisa menimbulkan kenaikan harga dan gangguan rantai pasok yang lebih luas.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250429112648-37-629585/petaka-tarif-trump-barang-ini-kosong-di-mana-mana
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250429112648-37-629585/petaka-tarif-trump-barang-ini-kosong-di-mana-mana
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah AS terhadap sektor ritel?A
Tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah AS menyebabkan kebingungan di kalangan konsumen dan berisiko mengakibatkan kelangkaan barang-barang elektronik.Q
Siapa yang merupakan pemasok utama Apple dan Dell yang menyatakan kekhawatiran tentang tarif?A
Pemasok utama Apple dan Dell yang menyatakan kekhawatiran tentang tarif adalah Pegatron.Q
Apa yang dikatakan T.H. Tung tentang kemungkinan kelangkaan barang elektronik di AS?A
T.H. Tung memperingatkan bahwa dalam dua bulan ke depan, rak di AS bisa kosong karena semua pihak memilih untuk menunggu dan melihat.Q
Mengapa Pegatron memindahkan sebagian produksinya dari China?A
Pegatron memindahkan sebagian produksinya dari China ke negara-negara Asia Tenggara dan Meksiko sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump.Q
Apa yang terjadi dengan tarif impor untuk negara-negara seperti Vietnam dan Indonesia?A
Tarif impor untuk negara-negara seperti Vietnam dan Indonesia sempat ditunda, tetapi tarif 10% untuk hampir semua barang impor ke AS tetap diberlakukan.