Courtesy of InterestingEngineering
Kelelawar Bibir Berumbai Pelajari Bahaya Mangsa Lewat Suara Panggilan Katak
Menunjukkan bahwa kemampuan berburu dengan mendengarkan suara pada kelelawar fringe-lipped meningkat seiring waktu dan pengalaman.
30 Apr 2025, 06.05 WIB
123 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kelelawar bibir rumbai belajar membedakan antara mangsa yang aman dan berbahaya melalui pengalaman.
- Strategi berburu menggunakan suara menunjukkan kemampuan adaptasi yang unik di dunia hewan.
- Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana pembelajaran mempengaruhi perilaku predator.
Panama, Brazil - Kelelawar fringe-lipped terkenal karena kemampuan mereka untuk 'mendengar' katak dan kodok yang mencoba menarik pasangan. Penelitian baru dari Smithsonian Tropical Research Institute (STRI) menunjukkan bahwa strategi berburu dengan mendengarkan suara menjadi lebih baik seiring waktu. Penelitian ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa strategi berburu yang menggunakan suara meningkat dengan pengalaman.
Peneliti menyajikan rekaman audio dari 15 spesies katak dan kodok lokal kepada kelelawar dewasa dan muda. Kelelawar dewasa lebih memilih panggilan katak yang bisa dimakan dan mengabaikan panggilan dari spesies yang berbahaya, sementara kelelawar muda belum bisa membedakan spesies yang beracun. Ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk menilai risiko berdasarkan toksisitas diperoleh seiring waktu.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana pembelajaran membentuk perilaku predator dengan membandingkan langsung bagaimana kelelawar dewasa dan muda merespons isyarat suara. Para penulis percaya bahwa adaptasi berbasis pembelajaran serupa kemungkinan ada di seluruh kerajaan hewan. Studi ini diterbitkan di Proceedings of the Royal Society B.
--------------------
Analisis Kami: Penemuan ini menunjukkan betapa kompleksnya interaksi antara predator dan mangsa, di mana tidak hanya insting tetapi juga pengalaman berkembang dalam menentukan strategi berburu yang efektif dan aman. Diharapkan penelitian ini membuka paradigma baru bahwa banyak perilaku berburu predator sangat bergantung pada proses belajar, bukan semata refleks bawaan.
--------------------
Analisis Ahli:
Logan James: Pembelajaran adalah kunci dalam mengasah kemampuan berburu berbasis suara pada kelelawar, sebuah penemuan yang belum pernah diuji pada kelelawar muda sebelumnya.
Rachel Page: Perilaku belajar pada kelelawar muda mengingatkan kita pada proses pembelajaran manusia, menunjukkan kompleksitas kognitif hewan ini.
Ximena Bernal: Penelitian ini mengungkap bagaimana perkembangan dan pengalaman dapat mengarahkan adaptasi perilaku eavesdropping pada predator, membuka potensi studi serupa di hewan lain.
--------------------
What's Next: Kemampuan predator lain yang mengandalkan indera pendengaran untuk berburu juga mungkin dipengaruhi oleh pembelajaran dan pengalaman seperti kelelawar bibir berumbai ini, sehingga akan muncul penelitian lebih banyak mengenai pembelajaran sensorik pada predator lainnya.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/young-bats-frog-sex-sounds
[1] https://interestingengineering.com/science/young-bats-frog-sex-sounds
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi fokus penelitian kelelawar bibir rumbai?A
Penelitian ini fokus pada bagaimana kelelawar bibir rumbai menggunakan suara untuk berburu amfibi dan bagaimana pengalaman mempengaruhi kemampuan mereka.Q
Bagaimana kelelawar bibir rumbai berburu mangsanya?A
Kelelawar bibir rumbai berburu dengan mendengarkan suara katak dan kodok, lalu melacak sumber suara tersebut.Q
Apa perbedaan antara kelelawar dewasa dan juvenil dalam penelitian ini?A
Kelelawar dewasa menunjukkan preferensi yang kuat terhadap suara katak yang dapat dimakan, sementara kelelawar juvenil belum dapat membedakan antara spesies yang beracun dan yang tidak.Q
Mengapa pengalaman penting bagi kelelawar dalam berburu?A
Pengalaman penting karena membantu kelelawar belajar membedakan antara mangsa yang aman dan yang berbahaya berdasarkan toksisitas.Q
Apa harapan peneliti dari studi ini?A
Peneliti berharap studi ini akan menginspirasi penelitian lebih lanjut tentang bagaimana pengalaman awal mempengaruhi keputusan berburu predator lainnya.