Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Elemen tanah jarang sangat penting untuk teknologi modern dan transisi energi.
- China memiliki dominasi signifikan dalam produksi dan pemrosesan elemen tanah jarang, yang menciptakan ketegangan geopolitik.
- Daur ulang dan pengembangan rantai pasokan alternatif adalah kunci untuk mengurangi ketergantungan pada elemen tanah jarang dari China.
Ytterby, Sweden; Inner Mongolia, China; Jepang; Amerika Serikat; Australia; Kanada - Elemen tanah jarang ditemukan pertama kali dari batuan hitam dekat desa Ytterby di Swedia pada tahun 1787. Meskipun namanya mengandung kata 'langka', sebenarnya unsur-unsur ini cukup melimpah di kerak bumi, setara dengan nikel, tembaga, dan seng. Namun, sulit untuk menemukan mereka dalam bentuk yang cukup terkonsentrasi agar penambangannya menguntungkan secara ekonomi, dan proses mengekstrak elemen ini sering kali berbahaya bagi lingkungan.
Saat ini, permintaan terhadap elemen tanah jarang meningkat pesat karena fungsinya yang vital dalam teknologi energi terbarukan dan alat-alat canggih, seperti magnet untuk turbin angin dan kendaraan listrik, lampu smartphone, serta perangkat medis. Ketegangan politik antara negara-negara besar, terutama antara Amerika Serikat dan China, menaikkan risiko pasokan karena China menguasai mayoritas produksi dan pengolahan elemen ini.
China meraih dominasi ini setelah kebijakan subsidinya di tahun 1990-an dan pembangunan fasilitas ekstraksi yang canggih. Di sisi lain, aktivitas penambangan di China menimbulkan masalah lingkungan serius seperti pencemaran dan limbah radioaktif yang merusak ekosistem. Kesadaran akan dampak ini mendorong negara lain untuk mencari sumber dan teknologi alternatif agar tidak bergantung hanya pada China.
Beberapa negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Kanada mulai mengembangkan tambang baru serta fasilitas pemrosesan sendiri. Namun, tantangan terbesar adalah membangun seluruh rantai pasokan yang mencakup pengolahan kimia dan manufaktur magnet, karena tanpa itu bahan mentah harus dikirim ke China untuk penyelesaian akhir. Selain itu, inovasi dalam daur ulang dari perangkat elektronik bekas menjadi harapan besar untuk memanfaatkan sumber daya yang sudah ada tanpa harus menambang baru.
Baca juga: Inovasi Saluran Membran Buatan untuk Ekstraksi Unsur Tanah Jarang yang Lebih Mudah dan Berkelanjutan
Meski secara geologis tidak langka, elemen tanah jarang tetap langka dalam konteks ekonomi, lingkungan, dan geopolitik. Untuk masa depan yang berkelanjutan, dibutuhkan solusi jangka panjang seperti pembangunan tambang dan pabrik baru secara beriringan, peningkatan teknologi daur ulang, dan pengembangan bahan pengganti. Intinya, elemen tanah jarang ada di mana-mana, namun kita harus memperlakukan mereka seperti barang langka karena kompleksitas dan nilai strategisnya.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu elemen tanah jarang dan mengapa disebut 'jarang'?A
Elemen tanah jarang adalah sekelompok 17 unsur yang termasuk 15 lanthanida, scandium, dan yttrium, yang disebut 'jarang' karena sulit ditemukan dalam konsentrasi yang dapat ditambang secara ekonomis.Q
Mengapa permintaan terhadap elemen tanah jarang meningkat baru-baru ini?A
Permintaan meningkat karena transisi energi dan teknologi canggih yang bergantung pada elemen ini, seperti magnet neodymium untuk turbin angin dan motor kendaraan listrik.Q
Apa tantangan utama dalam ekstraksi elemen tanah jarang?A
Tantangan utama termasuk proses ekstraksi yang berbahaya bagi lingkungan, penggunaan bahan kimia beracun, dan dampak sosial dari pertambangan.Q
Bagaimana Jepang merespons larangan ekspor tanah jarang dari China?A
Jepang mengembangkan rencana untuk mengurangi ketergantungan pada China dengan investasi dalam rantai pasokan alternatif dan teknologi untuk mengurangi penggunaan elemen tanah jarang.Q
Apa potensi dari daur ulang elemen tanah jarang?A
Daur ulang memiliki potensi besar karena banyak perangkat elektronik mengandung elemen tanah jarang, meskipun ada tantangan dalam memisahkan mereka dari bahan lain.