Ilmuwan Temukan Semua Makhluk Hidup Memancarkan Cahaya hingga Mati
Courtesy of InterestingEngineering

Ilmuwan Temukan Semua Makhluk Hidup Memancarkan Cahaya hingga Mati

Meneliti dan membuktikan bahwa semua makhluk hidup memancarkan cahaya ultra lemah yang terkait dengan proses biologis dan dapat digunakan untuk memantau kondisi kesehatan jaringan secara non-invasif.

13 Mei 2025, 20.51 WIB
63 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Semua makhluk hidup mungkin memancarkan cahaya atau biophoton selama hidup mereka.
  • Penelitian ini berpotensi membuka jalan untuk diagnosa medis non-invasif melalui pemantauan emisi cahaya.
  • Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi cahaya berhubungan dengan proses biologis dan kesehatan jaringan.
Calgary, Alberta, Canada - Para ilmuwan dari Universitas Calgary melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa semua makhluk hidup memancarkan cahaya yang sangat lemah, atau yang disebut sebagai biophotons. Penelitian ini menarik karena konsepnya terdengar seperti mitos atau hal mistis, tetapi ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan fenomena ini dengan menggunakan teknologi terbaru.
Dalam penelitian mereka, para ilmuwan menggunakan teknologi penginderaan ultraweak photon emission (UPE) untuk merekam pancaran cahaya dari tubuh tikus yang masih hidup dan setelah kematiannya. Mereka menemukan bahwa tubuh tikus memancarkan foton, khususnya dari kepala, kaki, dan organ-organ dalamnya. Pancaran cahaya ini menurun selama satu jam setelah kematian.
Selain tikus, penelitian juga dilakukan pada dua jenis tanaman, yakni thale cress dan dwarf umbrella tree. Tanaman yang diberi stres fisik dan kimiawi menunjukkan pancaran cahaya yang lebih kuat di bagian yang terluka, yang diyakini berasal dari aktivitas spesies oksigen reaktif sebagai respons penyembuhan.
Fenomena ini bisa jadi penting karena menunjukkan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh makhluk hidup bisa dijadikan indikator tidak langsung untuk memantau kesehatan jaringan secara non-invasif. Para peneliti percaya bahwa teknologi ini bisa membantu dokter dalam mendiagnosis masalah medis, seperti kerusakan jaringan dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Meskipun ada kontroversi dan masih banyak yang harus dipelajari, studi ini menjadi langkah maju untuk menghubungkan ilmu fisika dan biologi dengan aplikasi medis. Penemuan ini juga memberikan pemahaman bahwa kehidupan memiliki aspek yang lebih dari sekadar fisik, meskipun dalam kerangka ilmiah yang kuat.
--------------------
Analisis Kami: Penemuan pemancaran cahaya pada makhluk hidup memberikan wawasan revolusioner tentang proses biologi yang belum sepenuhnya dipahami, terutama kaitannya dengan stres dan penyembuhan jaringan. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperjelas mekanisme biologis dan aplikasi klinis agar fenomena ini dapat diterapkan secara efektif.
--------------------
Analisis Ahli:
Dr. Fritz-Albert Popp: Sebagai pelopor dalam studi biophoton, saya percaya bahwa penemuan ini menunjukkan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh tubuh hidup bukanlah kebetulan, melainkan bagian integral dari komunikasi seluler dan fungsi biologis.
--------------------
What's Next: Di masa depan, teknologi pendeteksian biophoton ini bisa dikembangkan menjadi alat medis non-invasif yang efektif untuk memantau kondisi kesehatan jaringan dan mendeteksi berbagai penyakit sejak dini.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/health/living-things-emit-light-before-death

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu biophoton dan bagaimana hubungannya dengan makhluk hidup?
A
Biophoton adalah emisi cahaya yang sangat lemah yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Penelitian menunjukkan bahwa semua makhluk hidup dapat memancarkan cahaya ini hingga mati.
Q
Apa yang ditemukan oleh peneliti dari University of Calgary terkait emisi cahaya pada tikus?
A
Peneliti menemukan bahwa setelah euthanasia, tikus terus memancarkan biophoton, terutama di area organ, kepala, dan kaki mereka.
Q
Bagaimana penelitian ini dapat berkontribusi pada diagnosa medis?
A
Penelitian ini dapat membantu dokter memantau kesehatan jaringan dan mendeteksi kerusakan secara non-invasif.
Q
Apa yang terjadi pada emisi cahaya setelah kematian tikus?
A
Setelah kematian, emisi cahaya pada tikus mulai memudar dalam satu jam, menunjukkan bahwa proses biologis masih berlangsung.
Q
Bagaimana tumbuhan bereaksi terhadap stres dalam penelitian ini?
A
Tumbuhan yang mengalami stres memancarkan cahaya lebih terang di area yang terluka, menunjukkan adanya reaksi biologis terhadap cedera.

Artikel Serupa

Mitochondria di Otak Picu Tidur Saat Energi Berlebihan Melalui Kebocoran ElektronInterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
62 dibaca

Mitochondria di Otak Picu Tidur Saat Energi Berlebihan Melalui Kebocoran Elektron

Bagaimana Sel Menggunakan RNA untuk Deteksi Cepat Kerusakan DNA dan Perlindungan DiriQuantaMagazine
Sains
1 bulan lalu
72 dibaca

Bagaimana Sel Menggunakan RNA untuk Deteksi Cepat Kerusakan DNA dan Perlindungan Diri

Penemuan Cryorhodopsins: Protein Biru dari Mikroba Dingin untuk Kendali SelulerInterestingEngineering
Sains
1 bulan lalu
120 dibaca

Penemuan Cryorhodopsins: Protein Biru dari Mikroba Dingin untuk Kendali Seluler

Simulasi Laser Petawatt Ciptakan Cahaya dari Kekosongan Ruang HampaInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
103 dibaca

Simulasi Laser Petawatt Ciptakan Cahaya dari Kekosongan Ruang Hampa

Necrosis: Kunci Menghentikan Penuaan dan Penyakit Kronis di Bumi dan Luar AngkasaInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
46 dibaca

Necrosis: Kunci Menghentikan Penuaan dan Penyakit Kronis di Bumi dan Luar Angkasa

Penemuan Mekanisme Baru Karbon Nanotube untuk Cahaya Energi TinggiInterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
113 dibaca

Penemuan Mekanisme Baru Karbon Nanotube untuk Cahaya Energi Tinggi