Courtesy of InterestingEngineering
Flamingo Pemburu Ulung: Cara Canggih Menggunakan Pusaran Air untuk Menangkap Mangsa
Mengungkap bagaimana flamingo menggunakan teknik khusus untuk menangkap mangsa hidup dengan menciptakan pusaran air, serta mengeksplorasi potensi aplikasi teknologinya.
13 Mei 2025, 20.38 WIB
111 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Flamingo adalah predator aktif yang menggunakan vorteks untuk menangkap mangsa.
- Penelitian ini mengubah pemahaman tentang perilaku makan flamingo dari penyaring pasif menjadi teknik berburu yang canggih.
- Temuan dapat diterapkan dalam desain sistem penyaringan dan teknologi robotika.
Berkeley, California, Amerika Serikat - Flamingo selama ini dikenal sebagai pemakan saring yang tenang saat mencari makan di air dangkal. Namun sebuah studi baru menunjukkan bahwa flamingo sebenarnya adalah predator yang aktif. Mereka menggunakan teknik khusus untuk menciptakan pusaran air yang membantu menangkap mangsa hidup, seperti udang air asin, yang menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menyaring partikel pasif seperti yang selama ini diyakini.
Tim peneliti dari University of California, Berkeley bekerja sama dengan beberapa universitas dan kebun binatang mempelajari flamingo Chile di penangkaran. Dengan menggunakan alat laser dan model 3D kaki dan paruh flamingo, mereka menemukan bahwa flamingo mengaduk sedimentasi dengan kaki web mereka untuk membuat pusaran air yang menahan mangsa agar berkonsentrasi.
Flamingo kemudian menggerakkan kepala mereka ke atas melalui pusaran ini, mengangkat mangsa ke permukaan air. Sambil berada terbalik di air, mereka menggerakkan paruh berbentuk L dan rata dengan cepat untuk menciptakan pusaran yang lebih kecil, menarik mangsa ke dalam paruh. Paruh ini bekerja seperti pompa yang menyaring mangsa bergerak sekaligus menyingkirkan partikel yang tidak diinginkan.
Selain pengamatan alami, para peneliti juga melakukan simulasi menggunakan model paruh flamingo yang dipasangi aktuator dan pompa kecil untuk meniru gerakan lidah. Hasilnya menunjukkan bahwa gerakan paruh yang bergetar mampu meningkatkan jumlah mangsa yang ditangkap hingga tujuh kali lipat dibandingkan tanpa gerakan itu.
Penemuan ini tidak hanya menggambarkan flamingo sebagai makhluk yang sangat khusus dalam menangkap makanan, tetapi juga membuka peluang untuk menghadirkan teknologi baru berdasarkan prinsip pusaran dan penghisapan. Misalnya, teknologi penyaring mikroplastik atau robot yang dapat bergerak di lingkungan berair atau berlumpur dapat memanfaatkan metode alami flamingo ini.
Sumber: https://interestingengineering.com/science/flamingos-make-tornadoes-to-catch-prey
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan dalam penelitian tentang perilaku makan flamingo?A
Penelitian menemukan bahwa flamingo menggunakan vorteks untuk menangkap mangsa seperti brine shrimp.Q
Bagaimana flamingo menciptakan vorteks saat berburu?A
Flamingo menciptakan vorteks dengan gerakan kaki, gerakan kepala, dan mekanisme paruh yang terkoordinasi.Q
Apa peran Victor Ortega Jiménez dalam penelitian ini?A
Victor Ortega Jiménez adalah peneliti yang menjelaskan tentang perilaku flamingo dan cara mereka berburu.Q
Mengapa strategi makan flamingo dianggap unik?A
Strategi makan flamingo dianggap unik karena mereka bukan hanya penyaring pasif, tetapi juga predator aktif.Q
Apa potensi aplikasi dari temuan penelitian ini?A
Temuan ini bisa digunakan untuk merancang sistem penyaringan yang lebih baik dan teknik robotika di lingkungan berair.Artikel Serupa
Teknologi
2 bulan lalu
118 dibaca
Menyelami Rahasia Formasi Manta Ray untuk Inovasi Robot Bawah Air
Teknologi
3 bulan lalu
104 dibaca
Robotika Terinspirasi Ikan Zebra: Inovasi Baru dalam Koordinasi Robot
Teknologi
5 bulan lalu
151 dibaca
Drone robot kecil menggunakan arus laut untuk menggerakkan dirinya sendiri, menghemat 80% energi dalam uji coba.
Teknologi
5 bulan lalu
66 dibaca
Robot seukuran kartu kredit meniru cacing pipih untuk melacak polusi dan kehidupan laut di bawah air.
Sains
5 bulan lalu
59 dibaca
Larva zebrafish mengidentifikasi robot predator segera setelah memulai hidup mereka sebagai sel tunggal.
Sains
5 bulan lalu
118 dibaca