Rahul Sonwalkar: Dari Lelucon Viral ke Pendiri Startup AI Julius yang Sukses
Courtesy of TechCrunch

Rahul Sonwalkar: Dari Lelucon Viral ke Pendiri Startup AI Julius yang Sukses

Memperkenalkan startup AI Julius yang memudahkan analisis data dengan pendekatan natural language dan mengangkat pencapaian serta penerimaan alat tersebut di kalangan akademisi dan pengguna luas.

16 Mei 2025, 04.35 WIB
82 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Rahul Sonwalkar menggunakan strategi viral untuk menarik perhatian pada startup-nya, Julius.
  • Julius telah terbukti lebih efektif dibandingkan platform lain di bidang analisis data.
  • Dukungan dari Harvard Business School menunjukkan potensi besar dalam penerapan Julius di dunia bisnis.
San Francisco, California, Amerika Serikat - Pada pagi hari setelah Elon Musk mengakuisisi Twitter yang kini bernama X, seorang pria bernama Rahul Sonwalkar menarik perhatian media dengan memainkan peran insinyur yang baru di-PHK dari Twitter menggunakan nama 'Rahul Ligma.' Meskipun tidak pernah bekerja di Twitter, lelucon ini menjadi viral dan bahkan dilakukan lagi ketika ia berpura-pura menjadi pekerja FTX yang terdampak kebangkrutan perusahaan tersebut.
Rahul Sonwalkar sebenarnya adalah seorang insinyur teknologi berpengalaman yang pernah bekerja di Uber dan mengikuti program Y Combinator untuk startup logistik, meskipun akhirnya proyek itu dibatalkan. Kini, ia fokus mengembangkan startup AI bernama Julius yang memungkinkan pengguna untuk menganalisis dan memvisualisasikan data besar hanya dengan menggunakan perintah bahasa alami.
Julius berhasil menarik lebih dari 2 juta pengguna dan diakui keunggulannya oleh pakar seperti Iavor Bojinov dari Harvard Business School. Julius bahkan diadopsi sebagai alat pembelajaran di mata kuliah baru HBS yang berfokus pada Data Science dan AI bagi para pemimpin masa depan, menunjukkan potensi besar startup ini dalam dunia pendidikan dan teknologi.
Selain berhasil menembus pasar pendidikan, Julius juga menunjukkan kemajuan bisnis yang baik dengan tim yang kini terdiri dari 12 anggota dan sudah mengamankan pendanaan awal (seed round) yang didukung oleh Bessemer Venture Partners melalui Talia Goldberg. Kesuksesan ini menandakan bahwa startup AI yang mudah diakses ini memiliki masa depan cerah di industri teknologi.
Meskipun awalnya sketsa viral 'Rahul Ligma' sempat membantu membuka beberapa peluang, kini Sonwalkar lebih fokus mengembangkan bisnis dan produknya. Julius menonjol sebagai alat yang mampu memperkecil kesenjangan untuk belajar data science, memberikan akses luas dengan kemudahan melalui teknologi AI yang canggih.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa yang mengakuisisi Twitter pada tahun 2022?
A
Elon Musk mengakuisisi Twitter pada tahun 2022.
Q
Apa nama asli dari 'Rahul Ligma'?
A
Nama asli 'Rahul Ligma' adalah Rahul Sonwalkar.
Q
Apa tujuan dari startup Julius yang didirikan oleh Rahul Sonwalkar?
A
Tujuan dari startup Julius adalah untuk membuat analisis data dan visualisasi dataset lebih mudah diakses bagi semua orang.
Q
Mengapa Harvard Business School tertarik menggunakan Julius?
A
Harvard Business School tertarik menggunakan Julius karena kinerjanya yang unggul dalam analisis data dibandingkan dengan platform lain.
Q
Apa yang dilakukan Bessemer Venture Partners terkait dengan Julius?
A
Bessemer Venture Partners memimpin putaran pendanaan awal untuk Julius.

Artikel Serupa

Kontroversi Cluely: Startup AI untuk Menyontek yang Mengumpulkan Rp 87.16 miliar ($5,3 Juta) TechCrunch
Bisnis
1 bulan lalu
143 dibaca

Kontroversi Cluely: Startup AI untuk Menyontek yang Mengumpulkan Rp 87.16 miliar ($5,3 Juta)

Elon Musk menekan CEO Reddit tentang moderasi konten.TheVerge
Finansial
2 bulan lalu
39 dibaca

Elon Musk menekan CEO Reddit tentang moderasi konten.

Di dalam bisnis berisiko tinggi MrBeastTheVerge
Bisnis
3 bulan lalu
121 dibaca

Di dalam bisnis berisiko tinggi MrBeast

Turing, penyedia kode utama untuk OpenAI dan produsen LLM lainnya, mengumpulkan Rp 1.83 triliun ($111 juta)  dengan valuasi Rp 36.18 triliun ($2,2 miliar) .TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
111 dibaca

Turing, penyedia kode utama untuk OpenAI dan produsen LLM lainnya, mengumpulkan Rp 1.83 triliun ($111 juta) dengan valuasi Rp 36.18 triliun ($2,2 miliar) .

Grok mereset perlombaan AI.TheVerge
Teknologi
3 bulan lalu
126 dibaca

Grok mereset perlombaan AI.

Sebuah iklan lowongan kerja untuk startup Y Combinator Firecrawl mencari untuk merekrut seorang agen AI dengan gaji Rp 246.68 juta ($15K)  per tahun.TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
104 dibaca

Sebuah iklan lowongan kerja untuk startup Y Combinator Firecrawl mencari untuk merekrut seorang agen AI dengan gaji Rp 246.68 juta ($15K) per tahun.