Courtesy of InterestingEngineering
Penelitian Fosil Dinosaurus Ungkap Rahasia Kanker dan Potensi Terapi Baru
Memanfaatkan fosil dinosaurus dengan tumor untuk mengidentifikasi protein dan struktur sel yang terawetkan guna memahami asal usul kanker serta meningkatkan penelitian dan pengobatan kanker di masa depan.
30 Mei 2025, 06.37 WIB
23 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian fosil dinosaurus dapat memberikan wawasan baru tentang kanker dan penyakit kuno lainnya.
- Metode paleoproteomik memungkinkan penemuan struktur sel yang sebelumnya tidak dapat dianalisis.
- Konservasi fosil sangat penting untuk penelitian masa depan dalam bidang onkologi dan paleontologi.
Romania - Para ilmuwan dari Anglia Ruskin University dan Imperial College London meneliti fosil dinosaurus Telmatosaurus transsylvanicus yang berumur sekitar 66-70 juta tahun. Fosil ini menarik perhatian karena terdapat tumor jinak di rahang dinosaurus tersebut yang disebut ameloblastoma, tumor yang juga muncul pada manusia. Penemuan ini memicu rasa ingin tahu tentang apakah terdapat kesamaan molekuler antara kanker kuno dan kanker modern.
Menggunakan teknik paleoproteomik dan mikroskop elektron pemindai beresolusi tinggi, para peneliti berhasil menemukan struktur yang menyerupai sel darah merah di dalam fosil. Ini merupakan temuan penting karena biasanya fosil hanya digunakan untuk mempelajari struktur keras seperti tulang, tapi kali ini mereka juga berhasil mengamati jaringan lunak dan sel kanker yang terawetkan.
Studi ini menunjukkan bahwa protein dalam fosil lebih tahan lama dibanding DNA, yang biasanya rusak karena pengaruh waktu dan lingkungan. Karena itu, protein menjadi kunci untuk mempelajari penyakit purbakala, termasuk kanker, yang mungkin bisa membantu kita memahami bagaimana kanker berkembang seiring waktu dan pengaruh lingkungan terhadapnya.
Penelitian ini memberikan harapan untuk membuka bab baru dalam riset kanker dengan membandingkan data molekuler kanker dari masa lalu dan masa kini. Selain itu, temuan ini juga menekankan pentingnya konservasi fosil jangka panjang agar specimen fosil bisa terus digunakan untuk penelitian molekuler di masa depan.
Meskipun idenya mirip dengan konsep fiksi seperti Jurassic Park, peneliti menegaskan bahwa mendapatkan DNA dinosaurus tidak mungkin. Namun, keberadaan protein dan struktur sel masih memungkinkan untuk belajar banyak tentang penyakit masa lalu dan mungkin membuka jalan untuk inovasi pengobatan kanker modern.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan dalam fosil dinosaurus Telmatosaurus transsylvanicus?A
Ilmuwan menemukan struktur mirip sel darah merah yang terawetkan dalam fosil tersebut.Q
Apa itu ameloblastoma dan mengapa itu relevan bagi penelitian ini?A
Ameloblastoma adalah pertumbuhan jinak yang juga ditemukan pada manusia, yang membuatnya menarik untuk dibandingkan dengan kanker modern.Q
Apa metode yang digunakan untuk menganalisis fosil tersebut?A
Metode yang digunakan termasuk paleoproteomik dan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk menganalisis struktur halus dalam fosil.Q
Mengapa protein lebih stabil daripada DNA dalam konteks fosil kuno?A
Protein lebih stabil karena dapat bertahan lebih lama dalam jaringan yang terkalifikasi, sedangkan DNA lebih rentan terhadap degradasi.Q
Apa harapan ilmuwan dari penelitian ini terkait dengan kanker pada manusia?A
Ilmuwan berharap penelitian ini dapat membantu memahami faktor lingkungan yang mempengaruhi kanker dan berpotensi meningkatkan pengobatan untuk manusia.