Courtesy of SCMP
Beijing Rilis Rencana Jual Aset Kripto Sitaan Lewat Bursa Hong Kong
Menjelaskan rencana Beijing untuk melelang aset kripto yang disita melalui bursa terlisensi di Hong Kong demi mendukung ambisi Hong Kong sebagai pusat aset virtual.
06 Jun 2025, 18.00 WIB
11 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Rencana untuk menjual aset kripto yang disita di Hong Kong dapat memperkuat ambisi kota tersebut sebagai pusat aset virtual.
- Proses ini adalah langkah pertama dari lembaga daratan untuk mengelola kripto yang disita secara transparan.
- Peningkatan nilai kripto dalam kasus kriminal menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dalam aktivitas ilegal terkait aset digital di Tiongkok.
Beijing, Republik Rakyat Tiongkok; Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok - Beijing baru saja mengumumkan rencana bagaimana mereka akan menjual mata uang kripto yang disita dari kasus kriminal. Ini adalah langkah penting karena biasanya China melarang semua transaksi kripto di daratan utama. Namun, kali ini mereka bermitra dengan bursa di Hong Kong yang memiliki regulasi khusus untuk aset digital.
Mereka menggunakan China Beijing Equity Exchange (CBEX) sebagai perantara untuk menunjuk agen pihak ketiga yang membantu menjual aset kripto tersebut di bursa resmi Hong Kong. Nantinya hasil penjualan akan dikonversi dalam mata uang yuan dan disimpan di rekening khusus milik pemerintah.
Ini merupakan pertama kalinya sebuah badan pemerintah di China daratan secara resmi menjelaskan cara melelang dan mengelola aset kripto rampasan dengan memanfaatkan aturan aset virtual di Hong Kong. Karena di daratan, perdagangan kripto dilarang, maka ini memudahkan pengelolaan aset yang disita dari kegiatan kriminal.
Jumlah kasus kriminal yang melibatkan mata uang digital di China meningkat tajam. Selama sekitar lima tahun terakhir, lebih dari dua ribu kasus tercatat, dan nilai aset kripto yang disita mencapai miliaran dolar. Pada 2023, nilai aset dalam kasus kriminal melonjak hingga sekitar 60 miliar dolar AS, ini meningkat 12 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Rencana ini juga memperkuat posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan dan teknologi aset virtual, membuat kota ini semakin menarik untuk pengelolaan dan perdagangan kripto secara resmi dibandingkan dengan daratan utama China.