Courtesy of CNBCIndonesia

Polisi Internasional Bongkar Pasar Narkoba Online Archetyp Market Selama 5 Tahun

Menginformasikan tentang pembongkaran dan pelumpuhan pasar narkoba online Archetyp Market yang beroperasi di dark web selama lima tahun, serta menangkap orang-orang penting di balik platform tersebut.

17 Jun 2025, 18.20 WIB

36 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Archetyp Market merupakan salah satu pasar narkoba terbesar di dark web.
Operasi penegakan hukum berhasil menutup pasar ini dan menangkap beberapa pelaku kunci.
Transaksi di Archetyp Market dilakukan menggunakan mata uang kripto Monero untuk menjaga anonimitas.

Barcelona, Spanyol - Archetyp Market adalah sebuah pasar narkoba yang berjalan diam-diam di dark web sejak Mei 2020. Platform ini menjadi tempat berbagai jenis narkotika diperjualbelikan dengan transaksi mencapai USRp 4.75 triliun ($289 juta) atau sekitar Rp 4,7 triliun selama lima tahun terakhir.

Pasar narkoba online ini memiliki ribuan vendor dan pengguna yang menggunakan mata uang digital Monero untuk transaksi agar lebih sulit dilacak. Barang-barang jualannya mencakup kokain, amfetamin, heroin, ganja, MDMA, dan opioid sintetis yang sangat berbahaya.

Operasi penegakan hukum gabungan digelar dengan dukungan polisi dari beberapa negara Eropa yaitu Jerman, Belanda, Rumania, Spanyol, Swedia, serta Europol. Penyelidikan ini berujung pada penangkapan beberapa pengelola dan penjual narkoba di platform tersebut.

Barang bukti yang berhasil disita sangat banyak, termasuk 47 smartphone, 25 komputer, narkotika, serta aset sebesar 7,8 juta euro atau sekitar Rp 147 miliar. Infrastruktur teknis dari Archetyp Market juga telah dihancurkan oleh penyidik di Belanda.

Wakil Direktur Europol Jean-Philippe Lecouffe menyatakan bahwa penindakan ini berhasil melumpuhkan salah satu pasar narkoba utama di dunia maya, yang sebelumnya menyediakan akses pada berbagai zat berbahaya, sehingga operasi ini sangat penting untuk keamanan publik.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250617123228-37-641646/ecommerce-jadi-gudang-narkoba-transaksi-tembus-rp-47-triliun