Courtesy of TheVerge
Perjalanan Game The Roottrees are Dead: Dari Seni AI ke Ilustrasi Manusia yang Sukses
Menceritakan perjalanan unik game The Roottrees are Dead yang awalnya menggunakan seni AI sebagai konsep hingga akhirnya karya seni tersebut digantikan dengan ilustrasi manusia untuk rilis komersial yang sukses, sekaligus membahas isu etika dan penerimaan AI dalam pengembangan game.
18 Jun 2025, 23.05 WIB
65 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penggunaan seni AI dapat membantu dalam pengembangan permainan, tetapi harus diganti dengan karya manusia untuk rilis komersial.
- Transparansi dalam penggunaan seni AI dapat mengurangi backlash dari pemain dan membantu permainan diterima dengan baik.
- Kreativitas manusia tetap penting dalam menciptakan pengalaman bermain yang berkualitas meskipun teknologi AI semakin berkembang.
tidak disebutkan spesifik - The Roottrees are Dead adalah sebuah permainan puzzle yang awalnya dibuat oleh Jeremy Johnston dengan gambar-gambar yang dihasilkan oleh AI. Meskipun gambarnya memiliki banyak kekurangan seperti gambar tangan yang aneh dan beberapa gambar karakter yang menyeramkan, game ini tetap mendapatkan perhatian karena ceritanya unik dan gameplay-nya menarik.
Masalah muncul karena platform besar seperti Steam tidak mengizinkan game dengan karya seni AI untuk dijual, dan Johnston bersama Robin Ward merasa tidak etis untuk menjual karya seni yang dihasilkan AI. Jadi, Johnston merilis game ini secara gratis di itch.io dan mendapat ribuan pemain serta donasi yang cukup signifikan.
Robin Ward kemudian menghubungi Johnston dan menawarkan untuk memprogram ulang game tersebut dan mengganti semua gambar AI dengan ilustrasi hasil karya seorang seniman bernama Henning Ludvigsen. Proses ini memakan waktu hampir satu tahun dan menghasilkan karya seni yang lebih konsisten dan berkualitas.
Setelah digarap ulang, game ini dirilis di Steam pada Januari 2025 dan mendapat sambutan yang sangat positif. Kebanyakan pemain senang dengan penggantian gambar AI menjadi ilustrasi, meskipun ada juga beberapa yang lebih suka tampilan fotorealistik AI. Perubahan ini membuat game semakin mudah dimainkan dan dipahami.
Kasus The Roottrees are Dead menunjukkan bagaimana penggunaan AI dalam pengembangan game masih menjadi perdebatan. Namun, kombinasi antara teknologi AI dan sentuhan manusia bisa menghasilkan karya yang sukses secara artistik dan komersial, terutama apabila dilakukan dengan transparansi dan etika yang baik.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tema utama dari permainan The Roottrees are Dead?A
Tema utama dari permainan The Roottrees are Dead adalah puzzle yang melibatkan penyelidikan terhadap berbagai karakter dan membangun pohon keluarga yang kompleks.Q
Siapa yang menciptakan permainan ini dan berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengembangkannya?A
Permainan ini diciptakan oleh Jeremy Johnston dan ia menghabiskan hampir satu tahun untuk mengembangkannya.Q
Mengapa permainan ini awalnya dirilis secara gratis?A
Permainan ini awalnya dirilis secara gratis karena penggunaan seni yang dihasilkan oleh AI, dan pencipta merasa tidak etis untuk menjualnya.Q
Siapa ilustrator yang dipekerjakan untuk menggantikan seni AI dalam permainan?A
Ilustrator yang dipekerjakan untuk menggantikan seni AI adalah Henning Ludvigsen.Q
Apa pandangan Henning Ludvigsen tentang penggunaan seni yang dihasilkan oleh AI?A
Henning Ludvigsen tidak menyukai penggunaan seni yang dihasilkan oleh AI dan merasa bahwa hal itu mengurangi kesempatan kerja bagi para seniman.