Aturan Nama Keluarga Jepang Hambat Karier Peneliti Perempuan
Courtesy of NatureMagazine

Aturan Nama Keluarga Jepang Hambat Karier Peneliti Perempuan

Mengungkap dampak negatif dari aturan penggunaan satu nama keluarga bagi pasangan menikah di Jepang bagi kalangan peneliti dan mendorong perubahan regulasi agar memungkinkan penggunaan nama keluarga masing-masing setelah menikah.

04 Jul 2025, 07.00 WIB
12 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Hukum nama keluarga di Jepang memberikan dampak negatif pada pengakuan akademik bagi peneliti, terutama perempuan.
  • Survei menunjukkan bahwa banyak peneliti yang tetap menggunakan nama asli mereka di lingkungan profesional, meskipun itu menyebabkan masalah.
  • Ada upaya legislatif untuk mengubah hukum tersebut demi kesetaraan gender dalam bidang akademik.
Tokyo, Jepang - Di Jepang, aturan yang mewajibkan pasangan menikah untuk menggunakan satu nama keluarga menuai berbagai masalah, terutama bagi para ilmuwan dan peneliti perempuan. Mereka harus mengganti nama setelah menikah, yang sering kali menimbulkan kebingungan dan kesulitan administratif dalam bidang akademik dan penelitian.
Sebuah survei yang melibatkan lebih dari 7.500 peneliti di Jepang menunjukkan bahwa kebanyakan perempuan mengubah nama keluarganya sesuai aturan, tetapi banyak yang tetap menggunakan nama asli di tempat kerja agar tetap dikenali dengan karya ilmiahnya. Namun, tetap saja hal tersebut menimbulkan berbagai masalah terkait dokumen dan pengakuan akademik.
Masalah lain muncul ketika peneliti menghadiri konferensi internasional atau bepergian ke luar negeri. Nama yang berbeda antara dokumen resmi dan nama profesional menyebabkan kerumitan, seperti kesulitan check-in hotel dan pengakuan dalam acara ilmiah.
Ada upaya dari partai oposisi utama dan organisasi yang mewakili komunitas akademik untuk mengubah aturan ini agar pasangan menikah boleh mempertahankan nama keluarga masing-masing. Meski demikian, keputusan resmi terkait perubahan aturan ini masih ditunda di parlemen Jepang.
Perubahan aturan nama keluarga ini diharapkan dapat mendukung kesetaraan gender dalam dunia penelitian dan memudahkan karier ilmuwan perempuan di Jepang, sehingga mereka dapat mengelola karya dan identitas profesionalnya tanpa hambatan hukum dan administratif.
--------------------
Analisis Kami: Hukum nama keluarga yang mengikat ini jelas menghambat kemajuan ilmiah dan karir para peneliti wanita di Jepang, memperkuat ketidaksetaraan gender yang sudah ada. Jika aturan ini tidak segera diubah, Jepang bisa kehilangan banyak potensi ilmuwan berbakat yang frustrasi dengan birokrasi dan diskriminasi tidak langsung ini.
--------------------
Analisis Ahli:
Misa Shimuta: Mengganti nama dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi peneliti dari segi pengakuan akademik dan administrasi.
Noriko Sato: Data survei menunjukkan betapa pentingnya perubahan kebijakan untuk mendukung partisipasi setara pria dan wanita dalam sains dan teknologi.
Kyoko Ohno-Matsui: Penggunaan nama yang berbeda di lingkungan kerja dan dokumen resmi menimbulkan banyak kesulitan, terutama saat bepergian atau berpartisipasi dalam konferensi internasional.
--------------------
What's Next: Kemungkinan besar aturan yang mengharuskan penggunaan nama keluarga yang sama bagi pasangan menikah akan direvisi menjadi lebih fleksibel untuk mendukung keberlanjutan karir ilmuwan dan kesetaraan gender di Jepang.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-02081-0

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diharuskan oleh hukum Jepang tentang nama keluarga pasangan suami istri?
A
Hukum Jepang mengharuskan pasangan suami istri untuk menggunakan nama keluarga yang sama.
Q
Bagaimana hukum ini mempengaruhi peneliti di Jepang?
A
Hukum ini menciptakan kebingungan bagi peneliti dalam hal paten, kualifikasi akademik, dan pengajuan hibah penelitian.
Q
Siapa yang terlibat dalam survei mengenai dampak hukum nama keluarga?
A
Misa Shimuta dan Noriko Sato adalah beberapa peneliti yang terlibat dalam survei tersebut.
Q
Apa hasil survei yang menunjukkan dampak dari perubahan nama keluarga?
A
Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 70% peneliti yang mengganti nama mereka mengalami masalah dalam pengakuan karya mereka.
Q
Apa langkah yang diambil oleh partai oposisi terkait hukum nama keluarga?
A
Partai oposisi mengusulkan undang-undang yang memungkinkan pasangan yang sudah menikah untuk mempertahankan nama keluarga mereka setelah menikah.

Artikel Serupa

Apakah berbagi kepemimpinan penulis pertama pada sebuah makalah membawa penalti? Apa yang dikatakan penelitian?NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
66 dibaca

Apakah berbagi kepemimpinan penulis pertama pada sebuah makalah membawa penalti? Apa yang dikatakan penelitian?

Daycare Meningkatkan Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak AwalAsianScientist
Sains
4 bulan lalu
73 dibaca

Daycare Meningkatkan Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak Awal

Studi DNA Tiongkok menunjukkan bahwa orang Jepang selatan berasal dari tanah kelahiran Konfusius.SCMP
Sains
5 bulan lalu
137 dibaca

Studi DNA Tiongkok menunjukkan bahwa orang Jepang selatan berasal dari tanah kelahiran Konfusius.

Tenaga Kerja Asing Jepang Mencapai Rekor Saat Krisis Tenaga Kerja Semakin DalamYahooFinance
Bisnis
6 bulan lalu
247 dibaca

Tenaga Kerja Asing Jepang Mencapai Rekor Saat Krisis Tenaga Kerja Semakin Dalam

Ishiba Menggandeng Pendukung Akademis untuk Tingkat Normal di Dewan BOJYahooFinance
Finansial
6 bulan lalu
168 dibaca

Ishiba Menggandeng Pendukung Akademis untuk Tingkat Normal di Dewan BOJ

Siapa yang meninggalkan dunia akademis? Data mengungkapkan kesenjangan gender di bidang-bidang yang mengejutkan.NatureMagazine
Sains
6 bulan lalu
194 dibaca

Siapa yang meninggalkan dunia akademis? Data mengungkapkan kesenjangan gender di bidang-bidang yang mengejutkan.