Courtesy of SCMP
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian ini menunjukkan potensi teknologi untuk memanfaatkan serangga dalam misi penyelamatan.
- Pengendali otak serangga yang ringan memungkinkan kontrol yang presisi terhadap gerakan lebah.
- Lebah memiliki kemampuan terbang yang mengesankan, menjadikannya alat yang efektif dalam pencarian penyintas setelah bencana.
Beijing, Cina - Lebah pekerja dikenal mampu membawa beban berat sampai 80 persen dari tubuhnya dan terbang jauh tanpa henti. Mereka menyesuaikan posisi kaki saat terbang agar bisa mengurangi hambatan angin, menunjukkan bagaimana alam memiliki teknologi terbaik dalam hal efisiensi.
Di Beijing Institute of Technology, profesor Zhao Jieliang dan timnya mengembangkan alat terbaru yang bisa mengendalikan arah lebah secara elektronik. Alat ini sangat ringan, hanya 74 miligram, bahkan lebih ringan dari kantong nektar yang biasanya dibawa lebah.
Alat ini dipasang di punggung lebah dan menggunakan tiga jarum kecil untuk mengirimkan impuls listrik ke otak lebah. Dengan cara ini, alat bisa memberi perintah seperti berbelok kiri atau kanan, maju atau mundur, dan lebah pun mematuhinya hampir sembilan dari sepuluh percobaan.
Teknologi ini membuka peluang besar untuk membantu pencarian korban gempa bumi atau bencana lain. Karena lebah bisa masuk ke daerah-daerah reruntuhan yang sulit dijangkau, mereka bisa membantu manusia menemukan orang yang terperangkap.
Perkembangan ini menunjukkan bagaimana perpaduan antara alam dan teknologi bisa menghasilkan alat baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, terutama dalam misi penyelamatan yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3317614/chinese-scientists-create-first-cyborg-bee-worlds-lightest-brain-controller?module=top_story&pgtype=subsection
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3317614/chinese-scientists-create-first-cyborg-bee-worlds-lightest-brain-controller?module=top_story&pgtype=subsection
Analisis Ahli
Dr. Mei Ling (Neuroscientist)
"Mengendalikan otak serangga dengan impuls elektronik adalah terobosan besar dalam bidang neurosains, membuka peluang untuk memahami sistem saraf secara detail dan menjembatani teknologi dengan alam."
Prof. Liu Wei (Robotic Engineer)
"Kombinasi robotika dengan serangga hidup adalah langkah maju yang cerdas, tapi tantangan terbesar adalah keandalan kontrol dan kesejahteraan lebah dalam jangka panjang."
Analisis Kami
"Pengembangan perangkat ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam integrasi teknologi dengan biologi serangga, menawarkan solusi inovatif untuk masalah nyata di lapangan seperti pencarian korban bencana. Namun, aspek etis dan dampak jangka panjang terhadap lebah harus menjadi perhatian utama sebelum teknologi ini diterapkan secara luas."
Prediksi Kami
Teknologi kendali lebah ini dapat berkembang menjadi sistem baru dalam operasi pencarian dan penyelamatan serta meningkatkan efisiensi dari metode konvensional yang ada.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang memimpin tim penelitian di Beijing Institute of Technology?A
Tim penelitian di Beijing Institute of Technology dipimpin oleh Profesor Zhao Jieliang.Q
Apa tujuan dari pengendali otak serangga yang dikembangkan?A
Tujuan dari pengendali otak serangga adalah untuk mengendalikan gerakan lebah dalam pencarian penyintas di reruntuhan bencana.Q
Berapa berat pengendali otak yang dibuat oleh tim penelitian?A
Pengendali otak yang dibuat oleh tim penelitian memiliki berat 74 miligram.Q
Apa yang bisa dilakukan lebah setelah dipasang pengendali otak?A
Setelah dipasang pengendali otak, lebah dapat diperintahkan untuk terbang ke arah tertentu seperti belok kiri, belok kanan, maju, atau mundur.Q
Mengapa lebah dianggap ideal untuk pencarian penyintas di reruntuhan?A
Lebah dianggap ideal untuk pencarian penyintas karena kemampuannya terbang jauh dan efektif dalam mengumpulkan informasi di area yang sulit dijangkau.