Courtesy of TechCrunch
Waspadai Risiko Privasi Saat AI Minta Akses Data Pribadi Berlebihan
Mengajak pembaca untuk waspada terhadap permintaan akses data pribadi yang berlebihan dari aplikasi dan layanan berbasis AI serta mempertimbangkan kembali apakah manfaat yang didapatkan sebanding dengan risiko privasi yang ditanggung.
19 Jul 2025, 19.00 WIB
7 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Akses yang diminta oleh aplikasi AI sering kali berlebihan dan berisiko.
- Pengguna perlu berhati-hati dalam memberikan izin kepada aplikasi yang mengakses data pribadi.
- Kepercayaan pada teknologi AI harus didasarkan pada pemahaman akan potensi risiko privasi dan keamanan.
tidak disebutkan , Indonesia - Teknologi AI sekarang sudah ada di hampir semua aplikasi dan layanan yang kita gunakan sehari-hari. Mulai dari ponsel, browser, hingga layanan otomatis, mereka memudahkan tugas kita dengan berbagai fitur canggih. Namun, untuk bisa bekerja, banyak aplikasi AI ini meminta akses ke data pribadi kita dengan cara yang kadang berlebihan dan mengkhawatirkan.
Baca juga: Saya mengalihkan ingatan saya ke sebuah pin AI dan yang saya dapatkan hanyalah fanfiction.
Contohnya, browser AI bernama Comet meminta izin mengakses akun Google kita secara menyeluruh, termasuk email, kalender, kontak, bahkan informasi perusahaan. Padahal, beberapa data tersebut sebenarnya tidak perlu untuk fungsi utama aplikasi. Ini menunjukkan bahwa aplikasi AI dapat meminta lebih banyak akses daripada yang benar-benar diperlukan.
Hal ini tidak hanya terjadi pada Comet, tapi juga aplikasi dan layanan lain seperti Meta dan aplikasi transkripsi rapat AI yang harus diundang ke pertemuan kita. Mereka membutuhkan izin besar agar bisa bekerja otomatis, tapi ini berarti kita harus mempercayakan data pribadi dan percakapan kita pada teknologi yang belum sempurna dan berpotensi salah atau bocor.
Meredith Whittaker dari Signal mengingatkan bahwa memberikan izin seperti ini sama dengan 'memasukkan otak ke dalam toples'. Kita membiarkan AI mengakses hampir semua informasi penting dan pribadi kita, dan memberi mereka hak untuk bertindak tanpa kontrol ketat dari kita. Ini tentu membawa risiko besar dari sisi keamanan dan privasi.
Jadi, sebelum memberikan izin akses data yang luas pada aplikasi AI, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah manfaat yang kita dapatkan benar-benar sebanding dengan risiko kehilangan privasi. Jangan sampai kemudahan yang ditawarkan malah membuat kita kehilangan kendali atas informasi pribadi yang penting.
Sumber: https://techcrunch.com/2025/07/19/for-privacy-and-security-think-twice-before-granting-ai-access-to-your-personal-data/
Pertanyaan Terkait
Q
Apa risiko yang terkait dengan penggunaan asisten AI?A
Risiko penggunaan asisten AI termasuk pelanggaran privasi dan keamanan data pribadi.Q
Mengapa perusahaan seperti Perplexity meminta akses ke data pribadi pengguna?A
Perusahaan seperti Perplexity meminta akses untuk meningkatkan kinerja model AI mereka dan untuk melakukan tugas tertentu.Q
Apa yang diungkapkan Meredith Whittaker tentang asisten AI?A
Meredith Whittaker mengungkapkan bahwa menggunakan asisten AI mirip dengan 'meletakkan otak Anda dalam toples' karena tingkat kepercayaan yang diperlukan.Q
Bagaimana AI dapat mempengaruhi privasi pengguna?A
AI dapat mempengaruhi privasi pengguna dengan mengumpulkan dan menggunakan data pribadi tanpa sepengetahuan penuh pengguna.Q
Apa yang harus dipertimbangkan sebelum memberikan akses data kepada aplikasi AI?A
Sebelum memberikan akses data kepada aplikasi AI, penting untuk mempertimbangkan apakah manfaatnya sebanding dengan risiko yang mungkin ditimbulkan.