Courtesy of TechCrunch
Kisah Preston Thorpe: dari Penjara ke Insinyur Perangkat Lunak Hebat
Mengangkat keberhasilan program rehabilitasi narapidana yang memungkinkan mereka bekerja secara remote di bidang teknologi, sebagai bukti bahwa kesempatan kedua dan pendidikan bisa mengurangi residivisme dan membantu narapidana berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
24 Jul 2025, 22.48 WIB
36 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pendidikan dan kerja remote dapat memberikan kesempatan kedua bagi narapidana.
- Program rehabilitasi yang inovatif dapat mengurangi tingkat kekerasan di penjara.
- Maine menjadi contoh sukses dalam mengimplementasikan program rehabilitasi yang efektif.
Maine, Amerika Serikat - Preston Thorpe adalah seorang narapidana yang tengah menjalani masa hukuman 11 tahun karena kasus terkait narkoba. Meski demikian, ia berhasil mengubah hidupnya dengan bekerja secara remote sebagai insinyur perangkat lunak di sebuah perusahaan startup teknologi bernama Turso. Keberhasilannya ini berawal dari kontribusi aktifnya sebagai sukarelawan proyek open source yang kemudian membuka pintu kariernya meski ia masih di dalam penjara.
Thorpe berpartisipasi dalam program eksperimen di penjara negeri di Maine yang memungkinkan narapidana untuk bekerja jarak jauh. Program ini membuktikan manfaat besar bagi rehabilitasi dan penurunan angka residivisme. Selain bekerja, Thorpe juga meraih gelar pendidikan tinggi secara daring, yang semakin memperkuat perubahan positif dalam dirinya selama masa tahanan.
Gubernur sistem penjara Maine, Randall Liberty, menerapkan pendekatan rehabilitasi yang berfokus pada pendidikan, pengobatan kecanduan, dan pemberian kesempatan kerja. Ia percaya jika narapidana diberi harapan dan kesempatan, maka mereka bisa menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri dan melindungi keselamatan masyarakat secara lebih efektif dibandingkan metode lama yang hanya mengandalkan hukuman berat.
Statistik menunjukkan bahwa tingkat residivisme di Maine adalah yang terendah di Amerika Serikat dengan angka sekitar 21-23% untuk pria dan 9% untuk wanita, serta hampir tidak ada residivisme bagi narapidana yang menempuh pendidikan tinggi. Ini adalah bukti nyata bahwa investasi dalam pendidikan dan pekerjaan selama masa tahanan sangat efektif dan menguntungkan baik bagi narapidana maupun masyarakat luas.
Kisah Preston Thorpe mengajarkan bahwa identitas dan stigma negatif sebagai narapidana bisa diubah dengan diberikan kesempatan dan dukungan yang tepat. Ia kini dipandang sebagai insinyur perangkat lunak yang cakap dan menjadi inspirasi bagi banyak orang di luar maupun di dalam penjara bahwa masa depan yang lebih baik selalu mungkin diraih lewat perubahan dan usaha.
Sumber: https://techcrunch.com/2025/07/24/preston-thorpe-is-a-software-engineer-at-a-san-fransisco-startup-hes-also-serving-his-eleventh-year-in-prison/
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Preston Thorpe dan mengapa dia menjadi perhatian?A
Preston Thorpe adalah seorang insinyur perangkat lunak yang saat ini menjalani hukuman penjara karena kejahatan terkait narkoba dan menjadi perhatian karena kontribusinya dalam proyek sumber terbuka.Q
Apa yang dilakukan Preston Thorpe di penjara?A
Preston Thorpe bekerja di perusahaan teknologi dan berkontribusi pada proyek sumber terbuka meskipun dia berada di penjara melalui program kerja remote.Q
Bagaimana program kerja remote di penjara Maine membantu narapidana?A
Program kerja remote di penjara Maine memungkinkan narapidana untuk mendapatkan pekerjaan sambil menjalani hukuman, memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan berkontribusi secara positif.Q
Apa dampak dari pendidikan dalam mengurangi tingkat recidivism di Maine?A
Pendidikan memiliki dampak besar dalam mengurangi tingkat recidivism di Maine, di mana mereka yang mengikuti pendidikan memiliki tingkat kembali ke penjara yang sangat rendah.Q
Siapa Randall Liberty dan apa perannya dalam perubahan sistem penjara?A
Randall Liberty adalah Komisaris Departemen Koreksi Maine yang berperan dalam menerapkan program rehabilitasi yang fokus pada pendidikan dan kerja untuk mengurangi kekerasan dan recidivism.