Bank Indonesia: Peredaran Uang Palsu Turun, Masyarakat Diminta Waspada
Courtesy of CNBCIndonesia

Bank Indonesia: Peredaran Uang Palsu Turun, Masyarakat Diminta Waspada

Memberikan informasi mengenai penurunan peredaran uang palsu di Indonesia dan mengajak masyarakat untuk tetap waspada sekaligus mempromosikan transaksi non-tunai yang lebih aman.

02 Agt 2025, 18.15 WIB
194 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Peredaran uang palsu di Indonesia menurun menurut Bank Indonesia.
  • Masyarakat perlu waspada dan memahami ciri-ciri keaslian uang untuk mencegah peredaran uang palsu.
  • Transaksi non-tunai dianggap lebih aman dan praktis dibandingkan dengan transaksi tunai.
Jakarta, Indonesia - Peredaran uang palsu di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa rasio uang palsu terhadap total uang yang beredar terus menurun dari waktu ke waktu. Namun, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap keberadaan uang palsu meskipun jumlahnya berkurang.
Junanto Herdiawan dari BI menyatakan bahwa pengukuran uang palsu lebih baik dilihat dari jumlah lembar uang palsu, bukan nilai nominalnya. Ini karena uang palsu sebenarnya tidak memiliki nilai dan hanya berupa kertas, sehingga angka nominalnya tidak mencerminkan dampaknya secara tepat.
BI mengimbau masyarakat agar selalu memeriksa keaslian uang saat menerima atau melakukan transaksi tunai. Cara sederhana untuk mengenali uang asli bisa dengan melihat, meraba, dan menerawang. Langkah ini penting agar uang palsu tidak mudah beredar di masyarakat.
Selain edukasi tentang uang rupiah, BI juga mendorong masyarakat untuk menggunakan transaksi non-tunai atau digital. Transaksi non-tunai dianggap lebih praktis, cepat, dan aman dari risiko pemalsuan uang, sehingga dapat membantu mencegah peredaran uang palsu.
Kesimpulannya, meskipun peredaran uang palsu berkurang, pemahaman masyarakat dan penggunaan teknologi pembayaran digital menjadi kunci utama untuk menjaga keamanan transaksi keuangan dan mencegah penyebaran uang palsu di Indonesia.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250802155523-37-654496/waspada-uang-palsu-bi-beri-peringatan-terbaru

Analisis Ahli

Junanto Herdiawan
"Penurunan rasio uang palsu menunjukkan efektivitas pengawasan BI, namun pengukuran harus fokus pada jumlah lembar karena nilai nominal uang palsu tidak memiliki arti."
Ekonom Keuangan
"Dorongan transaksi non-tunai oleh BI sangat relevan dengan tren global menuju digitalisasi keuangan yang lebih aman dan efisien."

Analisis Kami

"Penurunan peredaran uang palsu adalah hasil positif dari upaya pengawasan dan edukasi yang dilakukan Bank Indonesia, namun masyarakat masih perlu meningkatkan kewaspadaan agar tidak menjadi korban. Transisi ke sistem pembayaran digital sangat strategis untuk mengurangi risiko pemalsuan dan mempercepat inklusi keuangan di Indonesia."

Prediksi Kami

Di masa depan, penggunaan transaksi digital akan semakin meningkat sehingga peredaran uang palsu semakin berkurang, dan masyarakat akan lebih terbiasa dengan transaksi non-tunai demi keamanan dan kenyamanan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diungkapkan oleh Bank Indonesia mengenai peredaran uang palsu?
A
Bank Indonesia mengungkapkan bahwa peredaran uang palsu di Indonesia mengalami penurunan signifikan.
Q
Mengapa rasio uang palsu sebaiknya dilihat dari jumlah lembar?
A
Rasio uang palsu sebaiknya dilihat dari jumlah lembar karena uang palsu tidak memiliki nilai, hanya berupa kertas.
Q
Apa imbauan Bank Indonesia kepada masyarakat terkait uang palsu?
A
Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk waspada dan memahami ciri-ciri keaslian uang.
Q
Apa keuntungan menggunakan transaksi non-tunai menurut Bank Indonesia?
A
Keuntungan menggunakan transaksi non-tunai adalah lebih cepat, lebih mudah, dan lebih aman dari risiko pemalsuan.
Q
Bagaimana cara mengenali keaslian uang rupiah?
A
Keaslian uang rupiah dapat dikenali dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang.