Courtesy of SCMP
Aturan Ketat Stablecoin Hong Kong Bisa Hambat Startup Tapi Tarik Perusahaan Besar
Menjelaskan bagaimana regulasi stabilcoin baru di Hong Kong dengan persyaratan modal yang tinggi dapat menghalangi startup kecil namun menarik pemain besar, sekaligus menyoroti perbandingan dengan regulasi di wilayah lain seperti Singapura dan Amerika Serikat.
05 Agt 2025, 10.00 WIB
87 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Regulasi baru di Hong Kong untuk stablecoin menimbulkan tantangan bagi startup kecil.
- Perusahaan besar diuntungkan dari kebijakan ketat ini karena mereka memiliki sumber daya yang cukup.
- Hong Kong berusaha menjadi pusat digital dengan mengadopsi standar tinggi untuk penerbitan stablecoin.
Hong Kong, China - Hong Kong baru saja mengeluarkan aturan baru yang ketat untuk perusahaan yang ingin menerbitkan stablecoin, yakni cryptocurrency yang didukung oleh mata uang resmi atau aset cadangan. Salah satu aturan penting adalah perusahaan harus memiliki modal minimal sekitar USRp 52.62 miliar ($3,2 juta) sebelum bisa mengajukan izin.
Selain modal besar, aturan ini juga mewajibkan perusahaan untuk beroperasi secara resmi di Hong Kong, dengan manajemen yang hadir di sana. Hal ini membuat banyak startup kecil dan perusahaan fintech mungkin kesulitan untuk memenuhi persyaratan ini.
Para ahli dan analis mengatakan aturan ini akan membuat hanya beberapa perusahaan besar yang bisa masuk pasar stablecoin di Hong Kong, termasuk bank besar dan perusahaan finansial dari daratan China dan lokal Hong Kong.
Peraturan ini berbeda jauh dari yang ada di negara seperti Singapura dan Amerika Serikat, di mana persyaratan modal dan operasi jauh lebih longgar dan fleksibel bagi pemain baru dan kecil.
Walau mungkin membatasi inovasi startup untuk sementara, aturan ini dianggap dapat meningkatkan kepercayaan dan keamanan di sektor mata uang digital, menjadikan Hong Kong salah satu pusat aset digital yang penting di Asia.
--------------------
Analisis Kami: Aturan modal tinggi dan kewajiban fisik lokal di Hong Kong jelas mengurangi keragaman pemain di pasar stablecoin dan membatasi inovasi. Meski demikian, ini bisa jadi strategi yang baik untuk menghadirkan stabilitas dan kepercayaan bagi investor besar dan institusi keuangan utama.
--------------------
Analisis Ahli:
Florian Spiegl: Persyaratan modal dan lokalitas membuat hambatan yang cukup serius bagi startup, tapi menjadi nilai tambah bagi perusahaan besar yang mencari lisensi 'standar emas' untuk mengurangi risiko dan membangun kepercayaan.
--------------------
What's Next: Di masa depan, pasar stablecoin di Hong Kong kemungkinan akan didominasi oleh perusahaan besar dan lembaga keuangan utama, sementara inovasi dan kehadiran startup dalam sektor ini mungkin akan terbatas.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/business/cryptocurrency/article/3320751/hong-kong-stablecoin-regime-double-edged-sword-markets-growth-analysts-say?module=top_story&pgtype=section
[1] https://www.scmp.com/business/cryptocurrency/article/3320751/hong-kong-stablecoin-regime-double-edged-sword-markets-growth-analysts-say?module=top_story&pgtype=section
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari undang-undang stablecoin yang baru di Hong Kong?A
Tujuan dari undang-undang stablecoin yang baru di Hong Kong adalah untuk memastikan pendekatan yang prudent dalam penerbitan stablecoin dan menjadikan Hong Kong sebagai pusat aset digital utama.Q
Berapa persyaratan modal awal untuk penerbit stablecoin di Hong Kong?A
Persyaratan modal awal untuk penerbit stablecoin di Hong Kong adalah HK$25 juta (US$3,2 juta).Q
Mengapa regulasi baru ini mungkin menyulitkan startup?A
Regulasi baru ini mungkin menyulitkan startup karena biaya masuk dan operasional yang tinggi, yang tidak dapat dipenuhi oleh banyak perusahaan kecil.Q
Siapa yang mungkin diuntungkan dari undang-undang ini?A
Perusahaan besar lokal dan dari daratan Cina mungkin diuntungkan karena mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi persyaratan regulasi yang ketat.Q
Bagaimana perbandingan persyaratan modal antara Hong Kong dan negara lain seperti Singapura?A
Persyaratan modal di Singapura adalah setidaknya S$1 juta (US$776.367), yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang diterapkan di Hong Kong.