Yomiuri Gugat Perplexity AI Soal Penggunaan Artikel Tanpa Izin di Jepang
Courtesy of CNBCIndonesia

Yomiuri Gugat Perplexity AI Soal Penggunaan Artikel Tanpa Izin di Jepang

Menjelaskan gugatan yang diajukan oleh Yomiuri terhadap Perplexity AI terkait pelanggaran hak cipta atas penggunaan konten tanpa izin, sekaligus menyoroti isu pelindungan jurnalistik dan regulasi penyalahgunaan AI generatif.

10 Agt 2025, 14.35 WIB
89 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Gugatan ini merupakan langkah pertama media besar Jepang melawan pelanggaran hak cipta oleh perusahaan AI.
  • Perplexity AI dituduh menggunakan konten tanpa izin yang berdampak pada pendapatan iklan Yomiuri.
  • Kasus ini dapat memicu diskusi lebih lanjut tentang regulasi penggunaan AI dalam industri media.
Tokyo, Jepang - Tiga perusahaan surat kabar besar Jepang yang berada di bawah Yomiuri Shimbun Holdings menggugat perusahaan start-up asal Amerika Serikat, Perplexity AI. Gugatan ini muncul karena Perplexity diduga menggunakan sekitar 120 ribu artikel dan gambar milik Yomiuri tanpa izin untuk layanan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan.
Gugatan resmi diajukan pada 7 Agustus 2025 di Pengadilan Distrik Tokyo. Yomiuri menuntut Perplexity untuk menghentikan penggunaan konten mereka dan membayar ganti rugi sebesar 2,17 miliar yen atau setara Rp275 miliar. Mereka juga mengklaim kerugian pendapatan iklan akibat turunnya kunjungan ke situs berita mereka.
Perplexity AI yang berdiri sejak 2022 menawarkan mesin pencari dengan jawaban langsung, bukan sekadar daftar tautan seperti mesin pencari tradisional. Yomiuri menuduh Perplexity menyalin artikel dari layanan digital Yomiuri Shimbun Online tanpa izin dan menyajikannya dalam jawaban mereka, sehingga melanggar undang-undang hak cipta Jepang.
Ini merupakan gugatan pertama oleh media besar Jepang terhadap perusahaan AI terkait pelanggaran hak cipta, yang sebelumnya telah marak di Eropa dan Amerika Serikat. Perplexity membalas tuduhan ini dengan menyatakan bahwa layanan mereka hanya menggunakan fakta publik dan berkomitmen untuk memastikan penerbit mendapat manfaat dari perkembangan AI.
Yomiuri mengingatkan bahwa membiarkan perusahaan AI 'menumpang gratis' pada hasil kerja jurnalistik dapat mengancam keberlanjutan jurnalisme yang berbasis penelitian dan merusak fondasi demokrasi. Perkara ini diharapkan dapat memicu diskusi tentang aturan penggunaan AI generatif yang semakin berkembang luas.
--------------------
Analisis Kami: Gugatan ini menandai babak baru konflik antara media tradisional dan teknologi AI yang makin berkembang cepat tanpa regulasi jelas. Jika tidak diatur, penggunaan bebas data media bisa merusak keberlangsungan jurnalisme dan kualitas informasi yang seharusnya terlindungi oleh hak cipta.
--------------------
Analisis Ahli:
Lawrence Lessig: Perlindungan hak cipta harus seimbang dengan inovasi teknologi, namun pelanggaran yang merugikan kreator jelas harus dihadapi dengan regulasi yang ketat.
Cathy O'Neil: AI yang merusak bisnis kreatif tanpa kompensasi membuat sistem keadilan ekonomi makin timpang dan merugikan pekerja intelektual.
--------------------
What's Next: Kasus ini dapat memicu regulasi lebih ketat terkait penggunaan konten media oleh perusahaan AI dan menjadi preseden penting di Jepang untuk perlindungan hak cipta di era teknologi kecerdasan buatan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250810141903-37-656688/koran-tertua-jepang-gugat-perusahaan-ai-as-rp-275-m-penyebabnya-ini

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menjadi dasar gugatan Yomiuri Shimbun terhadap Perplexity AI?
A
Gugatan Yomiuri Shimbun terhadap Perplexity AI didasarkan pada dugaan penggunaan sekitar 120 ribu artikel dan gambar milik mereka tanpa izin.
Q
Berapa jumlah artikel dan gambar yang diduga digunakan oleh Perplexity tanpa izin?
A
Perplexity diduga menggunakan 119.467 artikel dari layanan digital Yomiuri Shimbun Online tanpa izin.
Q
Apa yang dituntut oleh Yomiuri Shimbun dalam gugatan tersebut?
A
Yomiuri Shimbun menuntut agar Perplexity menghentikan penggunaan konten mereka dan membayar ganti rugi sebesar 2,17 miliar yen.
Q
Apa pernyataan resmi dari Perplexity mengenai gugatan ini?
A
Perplexity menyatakan bahwa mereka menyesali kesalahpahaman ini dan berupaya memahami klaim tersebut.
Q
Mengapa Yomiuri Shimbun menganggap tindakan Perplexity mengancam jurnalisme?
A
Yomiuri Shimbun menganggap tindakan Perplexity dapat mengancam keberlanjutan jurnalisme berbasis riset dan meruntuhkan fondasi demokrasi.

Artikel Serupa

Pertarungan Besar AI: Google dan OpenAI di Tengah Gugatan MonopoliCNBCIndonesia
Teknologi
3 bulan lalu
159 dibaca

Pertarungan Besar AI: Google dan OpenAI di Tengah Gugatan Monopoli

Startup AI Perplexity digugat karena dugaan pelanggaran merek dagang.TechCrunch
Bisnis
6 bulan lalu
103 dibaca

Startup AI Perplexity digugat karena dugaan pelanggaran merek dagang.

Startup AI Perplexity menambahkan The Independent dan LA Times ke dalam program penerbitnya.YahooFinance
Bisnis
8 bulan lalu
72 dibaca

Startup AI Perplexity menambahkan The Independent dan LA Times ke dalam program penerbitnya.

Perplexity memperluas program penerbitnya.TechCrunch
Teknologi
8 bulan lalu
148 dibaca

Perplexity memperluas program penerbitnya.

Perplexity Menyelami Pelacakan Pemilu Secara Real-Time Sementara Perusahaan AI Lainnya Menahan DiriWired
Teknologi
9 bulan lalu
85 dibaca

Perplexity Menyelami Pelacakan Pemilu Secara Real-Time Sementara Perusahaan AI Lainnya Menahan Diri

CEO Perplexity menghindari untuk mendefinisikan 'plagiarisme'TechCrunch
Teknologi
9 bulan lalu
123 dibaca

CEO Perplexity menghindari untuk mendefinisikan 'plagiarisme'