Courtesy of InterestingEngineering
Rusia Kembangkan Misil Nuklir Meski Moratorium Berjalan, Ketegangan Meningkat
Memberikan informasi bahwa Rusia telah melanjutkan pengembangan dan penempatan sistem misil nuklir jarak menengah dan pendek setelah moratorium berakhir, serta meningkatkan ketegangan militer dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di dunia.
11 Agt 2025, 16.46 WIB
43 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Rusia telah mengembangkan arsenal nuklir meskipun ada moratorium yang diangkat.
- Perjanjian INF telah berakhir, meningkatkan risiko perlombaan senjata.
- Ketegangan antara Rusia dan AS semakin meningkat, memicu kekhawatiran akan keamanan regional.
Moskow, Rusia - Rusia mengungkapkan bahwa mereka terus mengembangkan dan memiliki persediaan besar sistem misil nuklir jarak menengah dan pendek meskipun ada moratorium yang diterapkan sebelumnya hanya untuk penempatan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena memungkinkan perlombaan senjata baru antara negara-negara besar.
Perjanjian INF 1987 yang mengatur pelarangan misil tersebut kini sudah tidak berlaku setelah Amerika Serikat menarik diri pada 2019 dengan tuduhan bahwa Rusia melanggar perjanjian tersebut. Tanpa perjanjian ini, kedua negara bebas mengembangkan dan memasang misil yang sebelumnya dilarang.
Rusia menilai bahwa keputusan mereka adalah respons terhadap tindakan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang dianggap mengancam keamanan Rusia, termasuk rencana untuk menempatkan misil jarak menengah dan pendek di wilayah dekat Rusia.
Ketegangan antara kedua negara semakin memuncak setelah Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengerahkan dua kapal selam nuklir lebih dekat ke wilayah Rusia sebagai balasan atas pernyataan provokatif dari pejabat Rusia. Ini menandakan babak baru perselisihan militer yang serius.
Dengan tidak adanya pembatasan perjanjian kontrol senjata, risiko perlombaan senjata nuklir dan potensi konflik militer kini meningkat, membuat keamanan global menjadi sangat rentan.
--------------------
Analisis Kami: Penghentian moratorium oleh Rusia menunjukkan bahwa diplomasi arms control saat ini sangat rapuh dan sangat dipengaruhi oleh ketidakpercayaan. Hal ini membuka jalan bagi perlombaan senjata yang membahayakan stabilitas global dan berpotensi membawa risiko besar bagi keamanan internasional.
--------------------
Analisis Ahli:
John Bolton: Pengembangan misil jarak menengah oleh Rusia menegaskan pentingnya memulihkan mekanisme kontrol senjata untuk mencegah eskalasi militer yang tidak terkendali.
Vladimir Isachenkov: Langkah Rusia adalah respons strategis yang logis terhadap tindakan NATO, namun meningkatkan risiko balapan senjata dan ketegangan internasional.
--------------------
What's Next: Ketegangan militer dan perlombaan persenjataan antara Rusia dan Amerika Serikat kemungkinan besar akan meningkat, dengan potensi penyebaran misil jarak menengah dan pendek yang lebih luas di Eropa dan Asia, meningkatkan risiko konflik regional.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/military/russia-nuclear-missiles-stockpile
[1] https://interestingengineering.com/military/russia-nuclear-missiles-stockpile
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diumumkan oleh Rusia terkait pengembangan senjata nuklir?A
Rusia mengkonfirmasi bahwa mereka terus mengembangkan sistem rudal nuklir jarak menengah dan pendek selama moratorium.Q
Apa yang dimaksud dengan moratorium yang diterapkan oleh Rusia?A
Moratorium yang diterapkan oleh Rusia hanya berlaku untuk penempatan senjata, bukan untuk penelitian dan pengembangan.Q
Apa yang terjadi dengan Perjanjian INF?A
Perjanjian INF adalah kesepakatan yang melarang pengembangan dan penempatan rudal jarak menengah dan pendek, yang telah dibatalkan oleh AS pada tahun 2019.Q
Mengapa Rusia merasa perlu untuk mengangkat moratorium tersebut?A
Rusia merasa perlu mengangkat moratorium karena tindakan AS dan sekutunya yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan Rusia.Q
Apa dampak dari ketegangan ini antara Rusia dan AS?A
Ketegangan antara Rusia dan AS dapat memicu perlombaan senjata baru di Eropa dan Asia.