Courtesy of CNBCIndonesia
Penurunan Suara Paus Biru Saat Gelombang Panas Laut Mengancam Ekosistem
Menjelaskan dampak gelombang panas laut yang mengurangi populasi krill dan menurunkan suara paus biru sebagai indikasi perubahan ekosistem yang berpotensi besar, agar pembaca memahami pentingnya menjaga keseimbangan laut.
19 Agt 2025, 08.05 WIB
42 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penurunan suara paus biru dan paus sirip menunjukkan masalah di ekosistem laut.
- Gelombang panas laut berdampak negatif pada populasi krill dan spesies lainnya.
- Perubahan pola makan paus dapat mengindikasikan perubahan besar dalam ekosistem laut.
California Current Ecosystem, Amerika Serikat - Para ilmuwan di California Current Ecosystem telah melakukan penelitian selama enam tahun sejak 2015 untuk mendengarkan suara paus biru, paus sirip, dan paus bungkuk. Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana gelombang panas laut memengaruhi populasi paus dan ekosistem laut di wilayah tersebut.
Gelombang panas laut yang terjadi mulai 2013 telah menyebabkan kematian besar pada populasi krill, makanan utama paus biru dan paus sirip. Akibatnya, suara paus biru menurun hingga 40% sejak tahun 2017, yang menunjukkan perubahan perilaku karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari makanan.
Selain itu, paus biru mulai mencari makan di area yang lebih luas pada 2019 karena jumlah krill yang menipis di wilayah sebelumnya. Sementara itu, paus bungkuk yang memiliki makanannya lebih beragam malah mengalami peningkatan suara.
Fenomena gelombang panas laut disebabkan oleh arus air panas besar bernama The Blob yang mengalir dari Laut Bering ke Pantai Barat Amerika Utara. Efeknya tidak begitu berdampak pada binatang yang memakan ikan teri dan sarden, termasuk paus bungkuk.
Para ahli mengingatkan bahwa jika paus tidak mendapatkan makanan yang cukup, mereka bisa berpindah ke area yang lebih luas, yang akan memberikan dampak besar pada seluruh ekosistem di Pantai Barat Amerika Utara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memantau kondisi laut dan mengambil langkah perlindungan.
--------------------
Analisis Kami: Penurunan suara paus biru sejatinya mencerminkan tekanan nyata terhadap ekosistem laut akibat perubahan suhu dan makanan yang tersedia. Fakta ini menunjukkan pentingnya pengelolaan lingkungan laut yang lebih serius untuk mencegah dampak kerusakan yang lebih luas dan tidak terkendali.
--------------------
Analisis Ahli:
John Ryan: Suara paus yang menurun seperti mencoba bernyanyi saat kelaparan, menandakan paus lebih fokus mencari makan daripada mengeluarkan suara.
Kelly Benoit-Bird: Jika paus tidak mendapatkan makanan yang cukup, mereka bisa berpindah ke seluruh Pantai Barat Amerika Utara, dengan konsekuensi ekosistem yang sangat besar.
--------------------
What's Next: Jika populasi krill tidak pulih, paus biru dan paus sirip akan terus mengalami kesulitan mencari makan, yang berpotensi menyebabkan perubahan besar pada ekosistem laut dan memicu migrasi massal paus ke wilayah lain.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250819080109-37-659183/paus-tiba-tiba-terdiam-bahaya-besar-di-depan-mata
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250819080109-37-659183/paus-tiba-tiba-terdiam-bahaya-besar-di-depan-mata
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada suara paus biru dan paus sirip?A
Suara paus biru dan paus sirip mengalami penurunan, dengan suara paus biru turun hingga 40%.Q
Apa penyebab utama penurunan populasi krill?A
Penyebab utama penurunan populasi krill adalah gelombang panas laut yang terjadi sejak 2013.Q
Bagaimana dampak gelombang panas terhadap ekosistem laut?A
Gelombang panas berdampak pada suhu laut dan mengubah ketersediaan makanan bagi spesies laut.Q
Apa perbedaan dalam pola makan paus biru dan paus bungkuk?A
Paus biru mencari makan di area yang lebih luas karena rendahnya krill, sementara paus bungkuk memiliki diet yang lebih beragam.Q
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami ekosistem?A
Penelitian ini penting untuk memahami dampak jangka panjang perubahan iklim pada ekosistem laut.