Courtesy of CNBCIndonesia
Hanya 5% Proyek AI Berhasil, Mayoritas Bisnis Masih Gagal Maksimalkan GenAI
Menjelaskan kondisi sebenarnya dari penerapan AI generatif di bisnis yang belum maksimal, sekaligus mengungkap penyebab utama kegagalan tersebut agar pembaca memahami tantangan dan realita di balik kemajuan teknologi AI.
20 Agt 2025, 21.10 WIB
4 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Hanya 5% dari proyek AI yang berhasil meningkatkan pendapatan.
- Ada kesenjangan besar antara klaim sukses dan kenyataan dalam penerapan AI.
- Saham perusahaan teknologi mengalami penurunan setelah laporan negatif tentang AI.
Jakarta, Indonesia - Laporan terbaru dari inisiatif NANDA MIT menunjukkan bahwa meskipun AI generatif sangat populer dan dianggap sebagai teknologi masa depan, kenyataannya sebagian besar penerapannya dalam bisnis masih jauh dari harapan. Dari 100 program percontohan yang dilakukan, hanya 5% yang berhasil memberikan akselerasi pendapatan yang signifikan, sementara sisanya terseok-seok tidak memberikan pengaruh besar.
Penelitian ini didasarkan pada 150 wawancara dengan pemimpin perusahaan, survei terhadap 350 karyawan, dan analisa lebih dari 300 penerapan AI yang bersifat publik. Hasilnya mengungkapkan bahwa ada jurang besar antara cerita sukses dan kenyataan yang dialami mayoritas perusahaan di lapangan.
Beberapa perusahaan startup yang dipimpin oleh anak muda mampu memanfaatkan AI generatif secara efektif. Contohnya, ada startup yang hanya dalam setahun berhasil naik dari nol menjadi pendapatan sebesar 20 juta dollar AS, dengan mengembangkan layanan yang fokus pada satu masalah spesifik dan menerapkan kerja sama yang cerdas.
Sebaliknya, 95% proyek AI generatif lainnya masih belum bisa maksimal, yang penyebab utamanya adalah kesulitan dalam integrasi AI ke dalam proses bisnis dan pembelajaran organisasi. Teknologi seperti ChatGPT yang fleksibel untuk penggunaan individu ternyata kurang bermanfaat untuk perusahaan karena tidak bisa menyesuaikan dengan alur kerja mereka secara spesifik.
Berita ini pun berdampak pada pasar saham teknologi dunia, dimana saham Nvidia, Palantir, dan Arm merosot cukup tajam. Indeks Nasdaq Composite dan S&P 500 juga mengalami penurunan, diikuti oleh pasar saham Asia seperti Nikkei, Kospi, dan Hang Seng yang turun signifikan.
--------------------
Analisis Kami: Banyak perusahaan terlalu terburu-buru mengandalkan AI generatif tanpa mempertimbangkan kebutuhan unik mereka dan bagaimana AI tersebut bisa terintegrasi dengan sistem internal. Pengembangan AI generatif akan lebih sukses jika dibarengi dengan investasi besar pada adaptasi organisasi dan pelatihan karyawan agar teknologi tersebut benar-benar bisa digunakan secara produktif.
--------------------
Analisis Ahli:
Aditya Challapally: Masalah utama implementasi AI generatif bukan pada modelnya, melainkan bagaimana perangkat tersebut terintegrasi dengan alur kerja perusahaan dan pembelajaran organisasi yang belum optimal.
--------------------
What's Next: Kedepannya, perusahaan-perusahaan akan berfokus mengembangkan solusi AI yang lebih spesifik dan terintegrasi dengan alur kerja, serta meningkatkan pembelajaran organisasi agar penerapan AI bisa memberikan hasil yang nyata dan meningkatkan pendapatan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250820174746-37-659851/peneliti-mit-bikin-heboh-raksasa-teknologi-langsung-ambruk
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250820174746-37-659851/peneliti-mit-bikin-heboh-raksasa-teknologi-langsung-ambruk