Courtesy of CNBCIndonesia
Lonjakan dan Koreksi Saham Palantir Setelah Kontrak Pemerintah Besar
Artikel ini bertujuan untuk menginformasikan tentang naik turunnya valuasi saham Palantir Technologies, serta dinamika pasar dan kontrak pemerintah yang mempengaruhi posisi perusahaan ini di pasar saham AS.
21 Agt 2025, 20.50 WIB
44 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Palantir Technologies mengalami pertumbuhan pesat berkat kontrak-kontrak pemerintah yang besar.
- Saham Palantir mengalami penurunan signifikan setelah laporan short selling yang mempengaruhi kepercayaan investor.
- Perbandingan dengan perusahaan AI lain menunjukkan bahwa saham Palantir mungkin dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan fundamentalnya.
Jakarta, Indonesia - Palantir Technologies adalah startup di bidang software yang menawarkan solusi penambangan data dan analisis berbasis AI. Di tahun 2025, perusahaan ini menarik perhatian karena valuasinya yang meningkat sangat pesat hingga dua kali lipat dalam beberapa bulan saja, terutama karena kontrak besar dengan pemerintah Amerika Serikat.
Perusahaan berhasil mengamankan kontrak senilai USRp 164.45 triliun ($10 miliar) dengan militer AS untuk kebutuhan perang sampai dekade berikutnya. Selain itu, ada juga kontrak sebesar USRp 2.93 triliun ($178 juta) dengan Angkatan Darat AS serta kontrak USRp 493.35 triliun ($30 miliar) dari Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS atau ICE untuk membangun software.
Namun, saham Palantir tidak bertahan lama di posisi puncak. Setelah enam hari berturut-turut mengalami aksi jual besar, harga sahamnya turun 18% dari rekor tertingginya. Saham pun ditutup dalam wilayah koreksi yang membuat perusahaan ini tergeser dari posisi 'Top 50' perusahaan AS paling bernilai.
Hal ini diperparah oleh laporan short selling dari Citron Research, yang menilai valuasi Palantir terlalu tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan AI besar lain seperti OpenAI. Citron menyatakan bahwa harga saham seharusnya berada pada level USRp 657.80 ribu ($40) , jauh di bawah harga pasar saat ini.
Meskipun mengalami koreksi, Palantir tetap menjadi salah satu dari 10 perusahaan teknologi teratas di AS dan masuk dalam indeks S&P 500. Namun, dengan rasio harga terhadap pendapatan yang sangat tinggi, saham Palantir masih dianggap mahal dan menghadapi risiko koreksi lanjutan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250821164224-37-660218/startup-tak-terkenal-baru-naik-daun-langsung-anjlok-gila-gilaan
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250821164224-37-660218/startup-tak-terkenal-baru-naik-daun-langsung-anjlok-gila-gilaan
Analisis Kami
"Kenaikan cepat valuasi Palantir lebih didorong oleh hype kontrak-kontrak besar dan ekspektasi pasar terhadap AI daripada kinerja fundamental yang stabil. Jika perusahaan tidak bisa menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan inovasi lebih lanjut, tekanan jual saham dapat terus berlangsung."
Analisis Ahli
Andrew Left
"Harga saham Palantir saat ini sudah mencerminkan kesuksesan yang melebihi fundamentalnya dan seharusnya berada di level sekitar US$40 berdasarkan rasio harga terhadap pendapatan yang wajar."
Alex Karp
"Sukses perusahaan patut dibanggakan, tetapi investor harus tetap disiplin dan bijaksana dalam menilai valuasi yang ada."
Prediksi Kami
Penurunan harga saham Palantir kemungkinan akan berlanjut seiring sentimen pasar yang tetap skeptis terhadap valuasi tinggi perusahaan ini, kecuali ada pembuktian fundamental baru yang solid selain kontrak pemerintah.