Courtesy of CNBCIndonesia
Palantir Dominasi AI Militer AS dengan Kontrak Miliaran Dolar di Era Trump
Mengungkap bagaimana Palantir Technologies mendominasi sektor pertahanan AS dengan teknologi AI dan kontrak besar, serta dampaknya terhadap efisiensi biaya pemerintah di masa pemerintahan Trump.
04 Agt 2025, 16.20 WIB
44 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Palantir Technologies telah menjadi pemain kunci dalam kontrak militer AS.
- Penggunaan AI dalam pemerintahan AS telah ditingkatkan untuk efisiensi biaya.
- Kontrak besar dengan Palantir menunjukkan komitmen pemerintah AS terhadap teknologi canggih.
Jakarta, Indonesia - Palantir Technologies, meskipun sebelumnya kurang dikenal, kini menjadi sorotan besar karena perannya dalam pemerintahan Donald Trump dan militer Amerika Serikat. Startup ini berhasil menggandakan valuasinya sepanjang tahun 2025 menjadi lebih dari USRp 5.99 quadriliun ($364 miliar) .
Perusahaan ini menandatangani kontrak senilai USRp 164.45 triliun ($10 miliar) dengan militer AS, sebuah kesepakatan besar yang merangkum 75 kontrak menjadi satu, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan menyiapkan pertahanan masa depan.
Kontrak ini memberikan kerangka yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan data dan perangkat lunak militer, sekaligus memberi fleksibilitas lebih bagi pemerintah dalam alokasi anggaran militer di masa depan.
Palantir juga mengirimkan dua sistem AI pertama ke Angkatan Darat AS dengan nilai kontrak USRp 2.93 triliun ($178 juta) , dan Departemen Pertahanan AS menambah dana untuk proyek AI Maven Smart Systems sebesar USRp 13.07 triliun ($795 juta) .
Kesepakatan besar ini menggambarkan bagaimana Palantir memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi biaya pemerintahan dengan teknologi kecerdasan buatan, di tengah upaya pemangkasan anggaran dan sumber daya oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan AS.
--------------------
Analisis Kami: Perkembangan kontrak besar Palantir menunjukkan betapa pentingnya teknologi AI dalam transformasi sektor militer dan pemerintahan di era modern. Namun, ketergantungan pada startup seperti Palantir juga membawa risiko keamanan data yang harus diawasi dengan ketat agar tidak disalahgunakan.
--------------------
Analisis Ahli:
Andrew Ng: Palantir adalah contoh konkret bagaimana AI dapat digunakan untuk aplikasi strategis yang sangat kompleks seperti militer dan pemerintahan, membuka pintu untuk revolusi teknologi dalam banyak sektor.
Mary Cummings: Integrasi AI dalam operasional militer memerlukan pengawasan etis dan regulasi yang ketat, dan kontrak besar seperti ini menuntut transparansi agar tidak terjadi penyalahgunaan teknologi.
--------------------
What's Next: Palantir akan terus memperkuat posisinya sebagai penyedia teknologi AI utama bagi militer dan pemerintahan AS, memberikan dorongan inovasi dalam strategi pertahanan dan efisiensi pengeluaran pemerintah.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250804125617-37-654819/startup-tak-terkenal-bikin-heboh-mendadak-dapat-proyek-rp-163-triliun
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250804125617-37-654819/startup-tak-terkenal-bikin-heboh-mendadak-dapat-proyek-rp-163-triliun
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Palantir Technologies?A
Palantir Technologies menyediakan solusi perangkat lunak untuk analisis data dan berperan dalam kontrak militer.Q
Berapa nilai kontrak yang diteken Palantir dengan militer AS?A
Nilai kontrak yang diteken Palantir dengan militer AS adalah US$10 miliar.Q
Siapa yang menjadi CEO Palantir Technologies?A
CEO Palantir Technologies adalah Alex Karp.Q
Apa tujuan pemerintah AS dalam menggunakan teknologi AI?A
Tujuan pemerintah AS adalah untuk meningkatkan efisiensi biaya dan kemampuan dalam menghadapi ancaman dengan teknologi AI.Q
Apa yang dilakukan Departemen Efisiensi Pemerintahan di bawah Trump?A
Departemen Efisiensi Pemerintahan memangkas sejumlah karyawan dan program untuk mengurangi pengeluaran.