Courtesy of Wired
Negosiasi Gagal di Jenewa, Traktat Plastik Global Terhambat oleh Konsensus
Mencapai kesepakatan global dalam bentuk traktat yang efektif untuk mengakhiri polusi plastik dengan mengatur seluruh siklus hidup plastik, sehingga melindungi lingkungan, ekosistem, dan kesehatan manusia dari dampak negatif plastik.
16 Agt 2025, 19.52 WIB
244 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perundingan perjanjian plastik di Geneva gagal mencapai kesepakatan.
- Konsensus dalam pengambilan keputusan menjadi hambatan dalam mencapai kemajuan.
- Negara-negara masih berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi meskipun ada tantangan yang signifikan.
Jenewa, Swiss - Negosiasi internasional yang bertujuan membuat traktat global untuk mengatasi polusi plastik gagal mencapai kesepakatan setelah pembahasan selama sembilan hari di Jenewa, Swiss. Proses tersebut menghadapi kebuntuan karena kurangnya kesepahaman antardelegasi tentang bagaimana mengatur seluruh siklus hidup plastik secara menyeluruh. Negara-negara utama produsen minyak menolak kewajiban hukum yang mengikat serta berbagai aturan yang dianggap menghambat produksi plastik mereka.
Aturan pengambilan keputusan yang mengutamakan konsensus menjadi hambatan utama karena kelompok kecil negara dapat memblokir usulan tanpa harus berkompromi. Hal ini menyebabkan perlambatan yang signifikan dan frustrasi di antara delegasi dan kelompok pengamat. Draf traktat terbaru yang diajukan oleh ketua negosiasi ditolak secara luas karena dianggap kurang ambisius dan tidak mencakup tuntutan mendasar dari sebagian besar negara.
Meskipun tidak ada kesepakatan resmi, hampir semua delegasi menyatakan keinginan untuk melanjutkan pembicaraan di masa depan. Mereka menyadari bahwa polusi plastik adalah masalah serius yang mempengaruhi ekosistem, kesehatan masyarakat, dan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Ada kekhawatiran bahwa jika mandat traktat dipersempit hanya untuk mengatur limbah plastik, dampak negatif dari produksi dan penggunaan bahan berbahaya tidak akan tertangani.
Kelompok lingkungan, ilmuwan, dan organisasi masyarakat sipil menyambut baik fakta bahwa tidak ada kompromi pada draf yang lemah, menekankan pentingnya perjanjian yang kuat dan adil yang juga melindungi hak-hak masyarakat adat dan pekerja daur ulang informal. Namun, ada kritik terhadap proses negosiasi yang dianggap kurang transparan dan terlalu lambat sehingga menghambat solusi global atas krisis plastik.
Pertemuan berikutnya kemungkinan baru akan diadakan tahun depan setelah UN Environment Assembly pada bulan Desember, yang akan menjadi ajang penting untuk menilai perkembangan dan kemungkinan revisi mandat traktat. Tantangan besar tetap ada dalam mengubah aturan konsensus agar memungkinkan kemajuan nyata. Namun, semangat aktivis lingkungan dan beberapa negara mendesak perjuangan keras agar produksi plastik dapat dibatasi secara efektif demi masa depan planet.
Referensi:
[1] https://wired.com/story/un-plastics-treaty-talks-once-again-end-in-failure/
[1] https://wired.com/story/un-plastics-treaty-talks-once-again-end-in-failure/
Analisis Kami
"Ketidakseimbangan kekuatan negosiasi yang dihasilkan dari aturan konsensus secara efektif memberi veto tidak terbatas kepada negara-negara produsen minyak, yang memprioritaskan kepentingan industri atas keberlanjutan lingkungan. Tanpa reformasi struktural dalam proses pengambilan keputusan, pertemuan seperti ini hanya akan mengulang kebuntuan yang merugikan planet dan generasi mendatang."
Analisis Ahli
Bjorn Beeler
"Konsensus dalam negosiasi ini sudah mati dan tidak efektif karena memungkinkan negara tertentu untuk menggagalkan kemajuan kolektif terhadap pengurangan polusi plastik."
Prediksi Kami
Negosiasi tentang traktat plastik kemungkinan akan berlanjut pada tahun depan dengan pembicaraan yang tetap sulit, terutama jika aturan pengambilan keputusan konsensus tidak diubah, dan terdapat risiko mandek atau turunnya ambisi traktat menjadi hanya mengatur pengelolaan limbah saja.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa hasil akhir dari perundingan perjanjian plastik di Geneva?A
Perundingan perjanjian plastik di Geneva berakhir tanpa kesepakatan.Q
Mengapa banyak negara menolak draf perjanjian yang diajukan?A
Banyak negara merasa draf perjanjian tidak mencerminkan mandat untuk mengatasi pencemaran plastik secara menyeluruh.Q
Apa tantangan utama dalam proses negosiasi perjanjian plastik?A
Tantangan utama adalah adanya kelompok negara penghasil minyak yang menolak kewajiban hukum dan menolak beberapa ketentuan penting.Q
Siapa yang mengkritik proses negosiasi dan apa alasannya?A
Beberapa organisasi seperti International Pollutants Elimination Network mengkritik kurangnya kemajuan dan transparansi dalam proses negosiasi.Q
Apa harapan negara-negara terhadap perjanjian plastik di masa depan?A
Negara-negara berharap untuk melanjutkan negosiasi dan mencapai perjanjian yang lebih ambisius di masa depan.