Vaksin malaria ini diberikan melalui gigitan nyamuk.
Courtesy of NatureMagazine

Rangkuman Berita: Vaksin malaria ini diberikan melalui gigitan nyamuk.

NatureMagazine
DariĀ NatureMagazine
20 November 2024 pukul 07.00 WIB
129 dibaca
Share
Para ilmuwan telah mengembangkan strategi vaksinasi baru untuk malaria dengan meningkatkan kekebalan melalui gigitan nyamuk yang telah dimodifikasi secara genetik. Dalam sebuah percobaan, peserta yang digigit nyamuk yang terinfeksi versi modifikasi parasit Plasmodium falciparum, penyebab malaria, menunjukkan penurunan risiko terinfeksi malaria. Sekitar 90% peserta yang terpapar parasit modifikasi ini berhasil menghindari penyakit malaria setelah digigit nyamuk malaria. Ini merupakan langkah penting dalam pengembangan vaksin malaria yang lebih efektif, terutama karena malaria menginfeksi sekitar 250 juta orang setiap tahun.
Saat ini, ada dua vaksin malaria yang disetujui, tetapi keduanya hanya efektif sekitar 75% dan memerlukan suntikan tambahan. Oleh karena itu, para ilmuwan terus mencari strategi alternatif. Salah satu pendekatan yang sedang diteliti adalah menggunakan parasit yang dimodifikasi secara genetik. Dalam penelitian ini, dua jenis parasit, GA1 dan GA2, diuji untuk melihat apakah mereka dapat membantu manusia mengembangkan kekebalan terhadap malaria. Hasilnya menunjukkan bahwa GA2 lebih efektif dalam melindungi peserta dari malaria, dan para peneliti berencana untuk melakukan percobaan lebih besar untuk mengonfirmasi temuan ini.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dilakukan oleh nyamuk yang dimodifikasi secara genetik dalam penelitian ini?
A
Nyamuk yang dimodifikasi secara genetik digunakan untuk menyuntikkan parasit malaria yang telah dimodifikasi ke dalam tubuh manusia untuk meningkatkan imunitas.
Q
Siapa yang memimpin penelitian tentang vaksin malaria ini?
A
Penelitian ini dipimpin oleh Julius Hafalla, seorang imunolog di London School of Hygiene & Tropical Medicine.
Q
Apa perbedaan antara parasit GA1 dan GA2?
A
GA1 dirancang untuk menghentikan perkembangan parasit setelah 24 jam, sedangkan GA2 dirancang untuk menghentikan perkembangan setelah enam hari.
Q
Mengapa pengembangan vaksin malaria yang lebih efektif menjadi prioritas?
A
Pengembangan vaksin malaria yang lebih efektif menjadi prioritas karena beban global malaria yang terus berlanjut dan infeksi yang masih tinggi.
Q
Apa hasil dari penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine?
A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 90% peserta yang terpapar parasit GA2 tidak terinfeksi malaria setelah digigit nyamuk.

Rangkuman Berita Serupa

Virus Zika merusak kulit Anda, menjadikan Anda 'magnet nyamuk' untuk mempercepat penyebaran mematikan.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
104 dibaca

Virus Zika merusak kulit Anda, menjadikan Anda 'magnet nyamuk' untuk mempercepat penyebaran mematikan.

Pencegahan pandemi: Ilmuwan MIT membangun vaksin untuk menghentikan wabah global berikutnya.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
145 dibaca

Pencegahan pandemi: Ilmuwan MIT membangun vaksin untuk menghentikan wabah global berikutnya.

Ilmuwan Australia merekayasa nyamuk 'jantan beracun' untuk melawan penyakit mematikan.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
123 dibaca

Ilmuwan Australia merekayasa nyamuk 'jantan beracun' untuk melawan penyakit mematikan.

Infeksi Dengue Meningkat Secara Global Sementara Opsi Pencegahan dan Pengobatan MenyusutForbes
Sains
4 bulan lalu
116 dibaca

Infeksi Dengue Meningkat Secara Global Sementara Opsi Pencegahan dan Pengobatan Menyusut

Malaria Adalah Penyebab Resmi Penyakit Misterius Mirip Flu Di KongoForbes
Sains
4 bulan lalu
45 dibaca

Malaria Adalah Penyebab Resmi Penyakit Misterius Mirip Flu Di Kongo

Vaksin seperti krim? Ilmuwan AS mengembangkan vaksin topikal menggunakan bakteri kulit.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
90 dibaca

Vaksin seperti krim? Ilmuwan AS mengembangkan vaksin topikal menggunakan bakteri kulit.

Ilmuwan AS mengubah bakteri kulit menjadi vaksin topikal, melindungi tikus dari tetanus.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
141 dibaca

Ilmuwan AS mengubah bakteri kulit menjadi vaksin topikal, melindungi tikus dari tetanus.