Mengenang Tsunami Dahsyat Ambon 1674 dan Upaya Siaga Masa Depan
Courtesy of CNBCIndonesia

Mengenang Tsunami Dahsyat Ambon 1674 dan Upaya Siaga Masa Depan

Mengingatkan masyarakat dan pemerintah akan ancaman nyata gempa dan tsunami, serta pentingnya kesiapsiagaan dan pengembangan sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan komunitas di wilayah Ambon dan sekitarnya.

08 Sep 2025, 15.05 WIB
202 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami.
  • Sejarah memberikan pelajaran berharga untuk mitigasi bencana di masa depan.
  • BMKG berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program Tsunami Ready.
Ambon, Indonesia - Pada tanggal 17 Februari 1674, sebuah tsunami besar dengan ketinggian gelombang mencapai 90-110 meter melanda Pulau Ambon, Maluku, Indonesia. Bencana ini disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,9 yang mengguncang wilayah tersebut tepat saat gelaran Tahun Baru Imlek, menyebabkan kepanikan dan kerusakan hebat di daerah pesisir. Tsunami ini menewaskan lebih dari 2.000 orang dan menghancurkan banyak rumah serta infrastruktur.
Berbagai catatan sejarah, termasuk laporan ilmuwan Belanda Georg Eberhard Rumphius, menggambarkan betapa dahsyatnya gempa dan tsunami tersebut dengan dampak mengerikan di Ambon dan pulau sekitarnya. Bagian pesisir utara Semenanjung Hitu mengalami kerusakan paling parah dan menjadi pelajaran penting mengenai ancaman yang selalu ada di wilayah Maluku yang rawan gempa dan tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkomitmen mengembangkan sistem peringatan dini tsunami dan mendampingi masyarakat dalam program kesiapsiagaan tsunami. Salah satu langkahnya adalah membentuk komunitas Tsunami Ready di beberapa desa seperti Hative Kecil dan Galala, yang kini sudah mendapatkan pengakuan internasional dari UNESCO-IOC.
Selain program pendidikan dan latihan simulasi gempa dan tsunami, BMKG mengajak pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait untuk berkolaborasi menguatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Hal ini penting agar saat terjadi bencana, masyarakat mampu mengenali tanda bahaya dan merespon dengan cepat demi meminimalisir korban jiwa dan kerusakan.
Peringatan tsunami Ambon 1674 menjadi titik tolak bagi upaya mitigasi bencana yang lebih baik di masa depan. Pengetahuan sejarah bencana memberikan gambaran nyata ancaman yang harus dihadapi, sehingga edukasi serta kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk menjadikan Ambon dan sekitarnya lebih aman dan tahan bencana.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250908130108-37-664989/2000-tewas-seketika-dihantam-tsunami-100-meter-cek-peringatan-bmkg

Analisis Kami

"Sejarah tsunami Ambon 1674 memberikan pelajaran penting bahwa mitigasi dan kesiapsiagaan harus terus diupayakan tanpa henti, terutama di daerah rawan seperti Maluku. Investasi berkelanjutan dalam edukasi, sistem peringatan dini, dan penguatan komunitas menjadi kunci untuk menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian saat bencana terjadi."

Analisis Ahli

Nelly Florida Riama
"Kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir korban akibat bencana alam seperti gempa dan tsunami, terutama saat terjadi di waktu yang tidak terduga seperti perayaan Tahun Baru Imlek."
Daryono
"Wilayah Maluku memiliki banyak sumber gempa sehingga pemahaman dan persiapan menjadi kunci utama untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan."
Suci Dewi Anugrah
"Pengembangan sistem peringatan dini dan pelibatan masyarakat secara aktif dalam program Tsunami Ready sangat efektif untuk meningkatkan ketahanan komunitas."

Prediksi Kami

Dengan peningkatan kapasitas kesiapsiagaan dan pengembangan sistem peringatan dini oleh BMKG, wilayah Ambon diprediksi akan lebih siap menghadapi potensi gempa dan tsunami di masa depan sehingga risiko bencana dapat diminimalkan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi di Ambon pada 17 Februari 1674?
A
Pada 17 Februari 1674, Ambon dihantam tsunami setinggi 90-110 meter yang dipicu oleh gempa berkekuatan M 7,9.
Q
Siapa yang mencatat peristiwa gempa dan tsunami Ambon?
A
Peristiwa gempa dan tsunami Ambon dicatat oleh Georg Eberhard Rumphius, seorang ilmuwan Belanda.
Q
Apa yang dilakukan BMKG untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di Ambon?
A
BMKG melakukan program Tsunami Ready dan mendampingi masyarakat Ambon untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan menghadapi potensi tsunami.
Q
Mengapa wilayah Maluku sering mengalami gempa?
A
Wilayah Maluku sering mengalami gempa karena banyaknya sumber-sumber gempa di daerah tersebut.
Q
Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Siaga Tsunami?
A
Masyarakat Siaga Tsunami adalah komunitas yang telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan menghadapi tsunami.

Artikel Serupa

Waspada Megathrust: Ancaman Gempa dan Tsunami Besar di IndonesiaCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
20 dibaca

Waspada Megathrust: Ancaman Gempa dan Tsunami Besar di Indonesia

Waspada Tsunami Akibat Gempa Kuat di Kamchatka, Pemerintah Tingkatkan KesiapsiagaanCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
203 dibaca

Waspada Tsunami Akibat Gempa Kuat di Kamchatka, Pemerintah Tingkatkan Kesiapsiagaan

Waspada Ancaman Gempa dan Tsunami Megathrust di IndonesiaCNBCIndonesia
Sains
3 bulan lalu
192 dibaca

Waspada Ancaman Gempa dan Tsunami Megathrust di Indonesia

Ingatkan Tsunami 1674, BMKG Dorong Ambon Jadi Komunitas Siaga TsunamiCNBCIndonesia
Sains
4 bulan lalu
76 dibaca

Ingatkan Tsunami 1674, BMKG Dorong Ambon Jadi Komunitas Siaga Tsunami

Waspada Megathrust: Ancaman Gempa dan Tsunami Besar di IndonesiaCNBCIndonesia
Sains
4 bulan lalu
288 dibaca

Waspada Megathrust: Ancaman Gempa dan Tsunami Besar di Indonesia

BMKG Tegaskan Potensi Gempa Megathrust di Indonesia Terus MeningkatCNBCIndonesia
Sains
5 bulan lalu
21 dibaca

BMKG Tegaskan Potensi Gempa Megathrust di Indonesia Terus Meningkat