AS Gugat Menyita 584 Ribu USDT dari Iran Atas Dugaan Dukungan Drone Militer
Courtesy of YahooFinance

AS Gugat Menyita 584 Ribu USDT dari Iran Atas Dugaan Dukungan Drone Militer

Mengungkap dan menindak penggunaan teknologi serta dana kripto yang digunakan oleh seorang warga Iran untuk mendukung operasi militer dan terorisme, sekaligus menyoroti tantangan penyitaan aset kripto dari wallet pribadi yang tidak dihosting.

12 Sep 2025, 22.09 WIB
297 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Mohammad Abedini dituduh memberikan dukungan material kepada organisasi teroris dengan menggunakan teknologi untuk drone.
  • DOJ berusaha untuk menyita cryptocurrency yang digunakan untuk mendanai kegiatan ilegal terkait militer Iran.
  • Penyitaan cryptocurrency dari dompet pribadi dapat dilakukan melalui teknik forensik digital dan pelacakan transaksi.
Massachusetts, Amerika Serikat - Amerika Serikat melalui Kantor Jaksa Distrik Massachusetts mengajukan gugatan perdata guna menyita sebesar 584.741 USDT yang diduga milik Mohammad Abedini, warga negara Iran yang terlibat menyediakan teknologi drone untuk militer Iran. USDT ini disimpan dalam dompet kripto yang tidak dihosting, sehingga mempersulit proses penyitaan.
Abedini adalah pendiri dan direktur perusahaan San’at Danesh Rahpooyan Aflak Co. (SDRA), yang memasok perangkat navigasi untuk pembuatan drone Shahed. Drone ini digunakan dalam berbagai konflik, termasuk serangan yang menewaskan tiga tentara AS di Jordan pada Januari 2024, yang dipastikan menggunakan teknologi dari SDRA.
Abedini juga didakwa atas dukungan material kepada organisasi teroris asing dan konspirasi pengadaan teknologi militer Amerika yang sensitif untuk drone. Ia sempat ditahan di Italia pada akhir 2024, namun dilepaskan dan sekarang diyakini kembali ke Iran.
Selain itu, ada tuduhan bahwa dari 2016 hingga 2024, Abedini dan rekannya menyelundupkan elektronik asal AS secara rahasia melalui Swiss menuju Iran, memanfaatkan ukuran kecil alat yang bisa dikemas dalam koper. Tuduhan ini masih belum terbukti secara hukum.
Penyitaan aset kripto seperti kasus ini sangat rumit karena wallet pribadi dikontrol oleh pengguna tanpa perantara. Namun, beberapa keberhasilan sebelumnya misalnya dalam kasus pencurian Bitcoin pada 2022 dan kasus Silk Road menunjukkan bahwa lembaga penegak hukum dapat menggunakan digital forensik dan akses cloud untuk mendapatkan kunci privat.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/doj-seeks-seize-500k-usdt-150951148.html

Analisis Kami

"Kasus Abedini menunjukkan bagaimana teknologi kripto bisa menjadi alat dalam aktivitas militer dan teroris, dan pemerintah harus memperkuat kemampuan investigasi digitalnya. Namun, tantangan besar tetap ada dalam mengakses wallet yang sepenuhnya dipegang oleh pemilik tanpa perantara, sehingga teknologi dan regulasi harus terus dikembangkan."

Analisis Ahli

Brian Armstrong (CEO Coinbase)
"Regulasi terhadap wallet unhosted memang penting, tapi harus diimbangi dengan perlindungan privasi pengguna yang sah agar pertumbuhan ekosistem kripto tidak terhambat."
Jake Chervinsky (Penasihat hukum kripto)
"Kasus ini memperlihatkan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam penegakan hukum kripto, karena aset digital dan kejahatan siber tak mengenal batas geografis."

Prediksi Kami

Kasus ini kemungkinan akan mendorong regulasi yang lebih ketat terkait kontrol dan penyitaan aset kripto unhosted wallet serta memperkuat upaya penegakan hukum terhadap dukungan teknologi bagi terorisme.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa Mohammad Abedini?
A
Mohammad Abedini adalah pendiri dan direktur utama San’at Danesh Rahpooyan Aflak Co. yang dituduh memberikan dukungan material kepada organisasi teroris.
Q
Apa yang dilakukan oleh San’at Danesh Rahpooyan Aflak Co.?
A
San’at Danesh Rahpooyan Aflak Co. adalah perusahaan Iran yang menyediakan teknologi dan peralatan navigasi untuk militer, termasuk drone.
Q
Mengapa DOJ mengajukan tindakan penyitaan terhadap cryptocurrency?
A
DOJ mengajukan tindakan penyitaan untuk memulihkan Tether (USDT) yang terkait dengan dukungan material untuk organisasi teroris.
Q
Apa yang terjadi pada tiga anggota layanan AS di Yordania?
A
Tiga anggota layanan AS tewas di pangkalan militer di Yordania akibat serangan drone yang menggunakan teknologi dari SDRA.
Q
Bagaimana DOJ sebelumnya berhasil menyita cryptocurrency dari dompet pribadi?
A
DOJ sebelumnya berhasil menyita cryptocurrency dengan melacak transaksi dan mendapatkan akses ke kunci pribadi melalui forensik digital.

Artikel Serupa

Do Kwon Mengaku Bersalah dalam Skandal Terra/Luna, Dampak Besar Industri KriptoYahooFinance
Finansial
27 hari lalu
236 dibaca

Do Kwon Mengaku Bersalah dalam Skandal Terra/Luna, Dampak Besar Industri Kripto

Membedah Kepala Cadangan Bitcoin US Senilai Rp 378.24 triliun ($23 Miliar)  dan KontroversinyaYahooFinance
Finansial
1 bulan lalu
187 dibaca

Membedah Kepala Cadangan Bitcoin US Senilai Rp 378.24 triliun ($23 Miliar) dan Kontroversinya

Tether Investasi Strategis Perkuat Lawan Penipuan Kripto dengan Crystal IntelligenceYahooFinance
Finansial
2 bulan lalu
293 dibaca

Tether Investasi Strategis Perkuat Lawan Penipuan Kripto dengan Crystal Intelligence

DOJ Sita Rp 3.70 triliun ($225 Juta)  Kripto dari Penipuan Investasi 'Pig Butchering'TheVerge
Finansial
2 bulan lalu
78 dibaca

DOJ Sita Rp 3.70 triliun ($225 Juta) Kripto dari Penipuan Investasi 'Pig Butchering'

DOJ AS Tindak Bursa Kripto Rusia Garantex atas Pencucian Uang dan Pelanggaran SanksiTechCrunch
Finansial
6 bulan lalu
67 dibaca

DOJ AS Tindak Bursa Kripto Rusia Garantex atas Pencucian Uang dan Pelanggaran Sanksi

Negara Berlabel Sanksi AS Gunakan Kripto untuk Hindari Pembatasan FinansialCoinDesk
Finansial
6 bulan lalu
297 dibaca

Negara Berlabel Sanksi AS Gunakan Kripto untuk Hindari Pembatasan Finansial