Courtesy of CNBCIndonesia
Uni Eropa Dorong Perusahaan Teknologi Tanggulangi Penipuan Keuangan Online
Memberikan informasi tentang upaya Uni Eropa dalam mengawasi dan meminta pertanggungjawaban perusahaan teknologi besar terkait penipuan keuangan online yang merugikan konsumen, serta bagaimana aturan Digital Services Act (DSA) memperkuat pengawasan terhadap konten ilegal dan berbahaya di platform digital.
25 Sep 2025, 17.05 WIB
82 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Regulator Uni Eropa semakin ketat dalam mengawasi perusahaan teknologi terkait penipuan keuangan.
- Penipuan keuangan memiliki dampak besar, dengan kerugian yang mencapai miliaran euro.
- Teknologi seperti AI dan deepfake dapat memperburuk situasi penipuan daring.
Jakarta, Indonesia - Uni Eropa kini menuntut pertanggungjawaban dari beberapa perusahaan teknologi besar seperti Apple, Google, dan Microsoft terkait langkah yang mereka ambil untuk mencegah penipuan keuangan yang marak di platform digital mereka. Permintaan informasi ini terkait dengan aturan baru Uni Eropa bernama Digital Services Act (DSA).
Penipuan online semakin mudah dilakukan dan memberi dampak kerugian finansial yang besar kepada warga Eropa, dengan total kerugian mencapai lebih dari 4 miliar euro atau sekitar Rp67 triliun. Banyak kasus penipuan yang terjadi lewat daftar hotel palsu, aplikasi perbankan palsu, serta deepfake yang meniru tokoh publik.
Aturan DSA memaksa perusahaan teknologi untuk memperkuat sistem pengelolaan konten mereka, khususnya dalam menanggulangi konten ilegal dan berbahaya. Regulasi ini juga meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang beroperasi di Eropa.
Sebelumnya, DSA juga memaksa platform media sosial besar seperti Facebook, X, dan Youtube untuk memperbaiki sistem penanganan konten negatif dan ujaran kebencian. Komitmen resmi mereka menunjukkan keseriusan mengikuti aturan tersebut.
Teknologi Artificial Intelligence (AI), khususnya yang digunakan dalam menghasilkan penipuan seperti deepfake, menjadi perhatian utama regulator global. AI dipandang bisa meningkatkan risiko kejahatan digital seperti phishing dan investasi palsu, sehingga pengawasan harus terus diperkuat.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250925130728-37-670118/maling-curi-uang-rp-67-triliun-google-apple-diminta-tanggung-jawab
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250925130728-37-670118/maling-curi-uang-rp-67-triliun-google-apple-diminta-tanggung-jawab
Analisis Ahli
Henna Virkkunen
"Penipuan online sekarang bisa dimulai sangat mudah dan selalu menimbulkan kerugian finansial konsumen; oleh karena itu, pengawasan dan penegakan aturan seperti DSA harus ditingkatkan."
Analisis Kami
"Regulasi DSA ini sangat krusial untuk menekan lonjakan kasus penipuan online yang merugikan jutaan konsumen. Namun, tanpa implementasi teknologi keamanan yang inovatif dan kolaborasi kuat antara perusahaan dan regulator, tindakan ini hanya akan menjadi formalitas tanpa hasil signifikan."
Prediksi Kami
Ke depan, perusahaan teknologi akan semakin diperketat regulasi dan pengawasan, serta harus mengembangkan sistem keamanan dan verifikasi yang lebih canggih untuk melindungi konsumen dari penipuan online yang semakin canggih menggunakan AI.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diminta oleh regulator teknologi Uni Eropa kepada perusahaan teknologi?A
Regulator teknologi Uni Eropa meminta perusahaan teknologi untuk menjelaskan langkah-langkah pencegahan terhadap penipuan keuangan di platform mereka.Q
Apa itu Digital Services Act (DSA)?A
Digital Services Act (DSA) adalah aturan Uni Eropa yang mengatur layanan digital dan mengharuskan perusahaan teknologi untuk memperkuat sistem penanganan konten ilegal.Q
Siapa saja perusahaan yang diminta pertanggungjawaban terkait penipuan keuangan?A
Perusahaan yang diminta pertanggungjawaban termasuk Apple, Booking.com, Google, dan Microsoft.Q
Apa dampak dari penipuan keuangan yang terjadi di Eropa?A
Dampak dari penipuan keuangan di Eropa mencapai kerugian lebih dari 4 miliar euro atau sekitar Rp67 triliun.Q
Mengapa AI dan deepfake menjadi perhatian serius bagi regulator?A
AI dan deepfake menjadi perhatian karena teknologi ini dapat meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap penipuan seperti phishing dan skema investasi palsu.