Courtesy of CNBCIndonesia
Waspada! Modus Penipuan AI Marak Mengancam Fintech dan Eksekutif
Memberikan pemahaman dan peringatan kepada masyarakat serta korporasi tentang empat modus penipuan berbasis AI yang semakin mengkhawatirkan, agar dapat lebih waspada dan mengambil langkah proteksi diri dan bisnis.
22 Agt 2025, 10.21 WIB
16 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kecerdasan buatan semakin dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber dalam berbagai modus penipuan.
- Penipuan seperti deepfake dan skema 'pig butchering' menunjukkan kompleksitas dan kecanggihan baru dalam kejahatan siber.
- Penting bagi masyarakat dan korporasi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi AI dalam konteks kejahatan siber.
Jakarta, Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini tidak hanya digunakan untuk hal positif, tetapi juga disalahgunakan oleh penjahat siber untuk melakukan berbagai bentuk penipuan. Deepfake sangat mungkin meniru suara dan wajah seseorang dengan sangat meyakinkan, sehingga sulit dibedakan dari yang asli.
Salah satu modus yang berkembang adalah Business Email Compromise (BEC) yang menggunakan video dan audio palsu agar pegawai perusahaan percaya dan mentransfer uang dalam jumlah besar. Fenomena ini sudah terjadi di beberapa negara dan makin meningkat jumlahnya.
Tidak hanya itu, chatbot AI juga digunakan untuk menipu korban melalui penipuan asmara dengan percakapan yang natural tanpa aksen, membuat korban sulit menyadari bahwa mereka sedang berinteraksi dengan mesin.
Skema penipuan 'pig butchering' yang berkedok investasi juga memanfaatkan AI secara massal untuk mengirim pesan yang seolah datang dari teman atau kenalan dekat, lalu memperdaya korban melalui deepfake dan kloning suara saat panggilan video.
Pemerasan dengan menggunakan video deepfake yang menargetkan pejabat dan eksekutif pemerintah juga makin sering muncul, menuntut pembayaran kripto sebagai tebusan. Hal ini memperlihatkan bagaimana kejahatan siber berbasis AI menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250822101919-37-660474/penipuan-ai-makan-banyak-korban-kenali-4-modus-deepfake
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250822101919-37-660474/penipuan-ai-makan-banyak-korban-kenali-4-modus-deepfake
Analisis Kami
"Penggunaan AI untuk tujuan kriminal menunjukkan bahwa teknologi ini tidak bisa hanya dilihat dari sisi positifnya saja. Masyarakat dan perusahaan harus segera beradaptasi dengan ancaman baru ini melalui edukasi dan pengembangan teknologi deteksi yang lebih canggih agar kerugian besar dapat diminimalkan."
Analisis Ahli
Kevin Mitnick
"Ancaman AI dalam kejahatan siber adalah evolusi dari teknik rekayasa sosial yang harus diantisipasi dengan pendekatan keamanan siber yang berlapis dan peningkatan kesadaran pengguna."
Bruce Schneier
"Penggunaan deepfake dan AI untuk penipuan menunjukkan bahwa kita perlu memperkuat sistem verifikasi identitas digital serta regulasi yang mengatur penyebaran teknologi AI."
Prediksi Kami
Penipuan yang memanfaatkan AI seperti deepfake dan chatbot akan semakin meluas dan merambah berbagai sektor, khususnya fintech dan perbankan, sehingga menuntut peningkatan keamanan digital dan kesadaran masyarakat.