Courtesy of CNBCIndonesia
Perlambatan Emisi Global Bisa Mundur Kiamat Perubahan Iklim Dunia
Memberikan pemahaman tentang kondisi terkini emisi gas rumah kaca dan pentingnya percepatan tindakan iklim untuk mencegah dampak serius perubahan iklim serta mengajak negara-negara untuk meningkatkan komitmen mereka dalam pengurangan emisi.
30 Okt 2025, 11.20 WIB
174 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penurunan emisi gas rumah kaca global diperkirakan masih jauh dari yang diperlukan untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim.
- KTT Iklim COP30 akan membahas tantangan dalam penurunan emisi yang lambat.
- Negara-negara yang mengambil tindakan cepat terhadap perubahan iklim dapat memperoleh manfaat ekonomi yang signifikan.
Jakarta , Indonesia - PBB melaporkan bahwa emisi gas rumah kaca global akan menurun sekitar 10% pada tahun 2035 berdasarkan rencana iklim yang sudah diajukan oleh beberapa negara. Namun, angka ini belum cukup drastis untuk menghindarkan dunia dari dampak terburuk perubahan iklim yang sudah mengkhawatirkan.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mengingatkan bahwa dunia perlu mengurangi emisi hingga 60% dari level 2019 agar suhu bumi tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celsius. Jika tidak, perubahan iklim dapat menyebabkan kerusakan besar bagi ekosistem dan kehidupan manusia.
Penurunan emisi saat ini tertunda karena sebagian besar negara besar seperti Amerika Serikat dan China belum menyerahkan rencana iklim baru mereka. Ini menjadi tantangan besar dalam mengendalikan kenaikan emisi global yang telah mencapai rekor tertinggi pada 2024, terutama karena kebakaran hutan yang luas.
Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Simon Stiell, menegaskan bahwa negara-negara yang segera mengambil tindakan iklim lebih cepat akan mendapat keuntungan ekonomi serta lapangan kerja baru. Namun, perlombaan mengurangi emisi ini harus segera dimulai agar bumi tetap layak huni.
KTT Iklim COP30 di Brasil bulan depan akan menjadi momen penting untuk membahas lambatnya penurunan emisi dan mengajak negara-negara memperbarui rencana iklim mereka demi masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251030105241-37-680631/kabar-baik-soal-tanda-kiamat-makin-dekat
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251030105241-37-680631/kabar-baik-soal-tanda-kiamat-makin-dekat
Analisis Ahli
Simon Stiell
"Kemajuan yang ada adalah hasil nyata dari Perjanjian Paris, tetapi masih jauh dari cukup dan percepatan harus segera dimulai agar planet tetap layak huni."
Analisis Kami
"Meskipun target penurunan emisi sudah ditetapkan, realisasi di lapangan masih jauh dari harapan, terutama dari negara-negara penghasil emisi terbesar yang belum menunjukkan komitmen serius. Tanpa percepatan langkah dan transparansi dari semua pihak, maka upaya untuk mempertahankan suhu planet tidak akan tercapai dan berisiko menghadirkan krisis lingkungan yang lebih parah."
Prediksi Kami
Jika langkah pengurangan emisi tidak dipercepat secara signifikan, suhu global akan terus meningkat melewati ambang batas 1,5°C, menyebabkan dampak iklim yang lebih parah dan kerusakan lingkungan yang semakin meluas di masa mendatang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diperkirakan PBB mengenai emisi gas rumah kaca global di masa depan?A
PBB memperkirakan emisi gas rumah kaca global akan turun sekitar 10% pada tahun 2035.Q
Mengapa penurunan emisi yang diperkirakan masih dianggap tidak cukup?A
Karena dunia harus memangkas emisi hingga 60% dari level 2019 pada 2035 agar suhu global tidak melampaui ambang batas 1,5 derajat Celsius.Q
Apa saja yang akan dibahas di KTT Iklim COP30 di Brasil?A
Masalah lambatnya penurunan emisi akan menjadi salah satu topik utama.Q
Mengapa banyak negara belum menyerahkan rencana iklim terbaru?A
Banyak negara, termasuk penghasil emisi terbesar, belum menyerahkan rencana iklim terbaru meskipun sudah melewati tenggat waktu.Q
Apa keuntungan bagi negara yang cepat mengambil tindakan terhadap perubahan iklim?A
Negara yang cepat mengambil tindakan iklim dapat mendapatkan keuntungan ekonomi besar dengan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.