Perlombaan AS dan China ke Bulan demi Mendulang Harta Karun Helium-3
Courtesy of CNBCIndonesia

Perlombaan AS dan China ke Bulan demi Mendulang Harta Karun Helium-3

Menjelaskan alasan sebenarnya di balik perlombaan Amerika Serikat dan China untuk kembali ke Bulan, yaitu demi mengakses sumber daya langka seperti helium-3 yang berpotensi menjadi bahan bakar nuklir dan menguntungkan secara ekonomi.

04 Nov 2025, 07.50 WIB
126 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Bulan memiliki potensi sumber daya mineral, terutama helium-3, yang menarik perhatian Amerika Serikat dan China.
  • Pertambangan di Bulan dapat mendukung pembangunan stasiun permanen dan memberikan keuntungan strategis dalam kompetisi luar angkasa.
  • Air es di Bulan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai sumber air minum dan oksigen.
Jakarta, Indonesia - Amerika Serikat dan China saat ini sedang berlomba-lomba untuk kembali ke Bulan dengan rencana misi manusia yang dijadwalkan dalam beberapa tahun ke depan. NASA menargetkan pendaratan manusia di Bulan pada tahun 2028, sementara China merencanakan misinya pada tahun 2030. Perlombaan ini bukan hanya soal eksplorasi biasa, tetapi dipengaruhi oleh alasan ekonomi dan teknologi yang sangat penting.
Sumber daya utama yang menjadi incaran adalah helium-3, isotop dari helium yang sangat langka di Bumi, tapi melimpah di Bulan. Helium-3 bisa digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir yang stabil dan bersih untuk menghasilkan listrik, termasuk di Bumi maupun di Bulan. Selain itu, elemen ini juga bisa dipakai sebagai bahan pendingin dalam komputer kuantum yang sedang berkembang.
Helium-3 ditemukan di Bulan karena partikel-partikel dari angin surya yang menempel di permukaannya. Sementara di Bumi, helium-3 sulit ditemukan karena atmosfer yang tebal menghalangi partikel ini. Banyak perusahaan seperti Interlune dan Blue Origin sedang aktif mencari cara untuk menambang helium-3 serta air es yang juga penting untuk mendukung misi luar angkasa.
Air es di Bulan sangat penting karena bisa diolah menjadi air minum, oksigen, dan bahkan bahan bakar untuk roket. Dengan adanya potensi tambang helium-3 dan air es, kemungkinan akan dibangun stasiun luar angkasa permanen di Bulan agar misi eksplorasi dan pertambangan bisa berjalan terus-menerus, tanpa bergantung sepenuhnya pada tenaga surya yang terbatas saat malam Bulan berlangsung panjang.
Dengan nilai ekonomi yang sangat besar, pertambangan helium-3 menjadi kunci bagi siapa saja yang ingin mendominasi ruang angkasa di masa depan. Kemampuan teknologi penambangan yang efisien di Bulan akan menentukan siapa pemenang di era eksplorasi luar angkasa berikutnya, sekaligus membuka peluang baru dalam pengembangan energi dan teknologi global.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251103112430-37-681851/alasan-di-balik-china-dan-as-berebut-jajah-bulan-terungkap

Analisis Ahli

Mustafa Bilal
"Helium-3 memiliki potensi besar sebagai bahan bakar reaktor nuklir yang stabil dan efisien, menjadikan Bulan sumber daya strategis yang sangat bernilai dalam kompetisi global di bidang luar angkasa."

Analisis Kami

"Persaingan eksplorasi Bulan ini bukan hanya soal kebanggaan nasionalisme, tetapi juga strategi ekonomi dan teknologi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan energi berkelanjutan. Helium-3 menawarkan solusi revolusioner untuk energi nuklir bersih yang bisa mendominasi pasokan energi dunia, sehingga misi ke Bulan akan menjadi titik balik dalam pengelolaan sumber daya luar angkasa."

Prediksi Kami

Dalam beberapa dekade ke depan, negara-negara dengan teknologi antariksa canggih kemungkinan besar akan membangun stasiun permanen di Bulan dan mengembangkan industri pertambangan helium-3 yang dapat mengubah lanskap energi global dan dominasi ruang angkasa.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diincar oleh Amerika Serikat dan China di Bulan?
A
Amerika Serikat dan China sedang berlomba untuk menambang sumber daya mineral, termasuk helium-3, di Bulan.
Q
Mengapa helium-3 menjadi sumber daya penting di Bulan?
A
Helium-3 adalah isotop helium yang stabil dan dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir dan pendingin untuk komputer kuantum.
Q
Siapa Mustafa Bilal dan apa perannya dalam artikel ini?
A
Mustafa Bilal adalah peneliti dari Centre for Aerospace & Security Studies yang memberikan analisis tentang perlombaan luar angkasa ini.
Q
Apa yang direncanakan oleh NASA dan China terkait eksplorasi Bulan?
A
NASA menargetkan untuk kembali mendaratkan manusia di Bulan pada 2028, sedangkan China merencanakan penerbangan ke Bulan pada 2030.
Q
Apa manfaat dari air es yang ada di Bulan?
A
Air es di Bulan bisa diproses menjadi air minum, oksigen, dan bahan bakar roket, menjadikannya sumber daya kritis.