Terobosan Terapi Otak Non-Bedah: Kendalikan Kejang dengan Gelombang Suara dan Gen
Courtesy of InterestingEngineering

Terobosan Terapi Otak Non-Bedah: Kendalikan Kejang dengan Gelombang Suara dan Gen

Mengembangkan metode non-bedah untuk mengendalikan aktivitas neuron berlebih pada epilepsi dengan menggunakan ultrasound dan terapi gen sehingga terapi bisa ditargetkan secara presisi dan dikendalikan dengan obat oral.

12 Nov 2025, 06.40 WIB
148 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Metode ATAC memungkinkan pengendalian aktivitas otak dengan prosedur minimal invasif.
  • Penelitian ini menunjukkan potensi penggunaan ultrasound dan terapi gen dalam pengobatan penyakit neurologis.
  • Rice University berkomitmen untuk penelitian yang lebih lanjut dalam bidang kesehatan otak melalui Rice Brain Institute.
Houston, Amerika Serikat - Para bioengineer di Rice University baru-baru ini mengembangkan metode baru yang tidak membutuhkan operasi untuk mengendalikan aktivitas otak yang berhubungan dengan kejang. Metode ini menggunakan gelombang suara yang difokuskan dan terapi gen untuk menargetkan area hippocampus di otak yang sering terlibat dalam kejang. Dengan cara ini, para peneliti bisa mengendalikan aktivitas otak setelah prosedur dilakukan hanya dengan obat oral.
Prosedur yang disebut ATAC ini melibatkan memasukkan gelembung kecil berisi gas ke dalam aliran darah. Ketika gelombang suara difokuskan ke hippocampus, gelembung tersebut mendorong dinding pembuluh darah dan membuka blood-brain barrier secara sementara. Hal ini membuka jalan bagi vektor terapi gen untuk masuk ke jaringan otak yang ingin ditargetkan tanpa merusak area lain.
Vektor gen tersebut membawa instruksi genetic untuk menghasilkan reseptor kemogenetika penghambat, yang berfungsi seperti tombol redup untuk neuron. Dengan cara ini, para neuron yang terlalu aktif bisa dimatikan saat dibutuhkan melalui pemberian obat tertentu. Penelitian pada hewan menunjukkan metode ini efektif mengurangi aktivitas berlebih hanya pada area yang ditargetkan tanpa memengaruhi bagian lain di otak.
Teknologi ini penting karena membuka kemungkinan penggunaan terapi yang aman, non-invasif, dan dapat dikendalikan kapan saja hanya dengan obat oral. Karena fokus ultrasound dan terapi gen sudah menjalani uji klinis pada manusia, peneliti yakin metode ATAC bisa segera diterapkan dalam pengobatan epilepsi dan gangguan neurologi lainnya.
Selain ATAC, tim peneliti juga mengembangkan metode REMIS yang memungkinkan pelepasan protein dari area tertentu di otak ke dalam darah untuk pemantauan. Gabungan metode ini bisa menjadi platform terapi otak fleksibel yang dapat menjangkau dengan tepat, mengendalikan, serta memantau efeknya, memberikan harapan baru dalam pengobatan penyakit otak.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/health/ultrasound-gene-therapy-seizure-control

Analisis Ahli

Robert Greicius
"Pendekatan non-invasif seperti ATAC sangat menjanjikan karena menggabungkan teknologi canggih yang sudah menunjukkan efektivitas secara pre-klinis dan bisa mengurangi efek samping terapi neurologis saat ini."

Analisis Kami

"Pendekatan ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengobatan neurologis karena menghindari bedah dan implan permanen yang berisiko tinggi. Saya percaya jika teknologi ini berhasil dikomersialisasikan, hal itu bisa mendisrupsi pengobatan epilepsi konvensional dan membuka jalan untuk terapi otak yang lebih personal dan terkontrol."

Prediksi Kami

Metode ATAC akan menjadi dasar terapi revolusioner yang lebih aman dan minimal invasif untuk epilepsi serta gangguan otak lain, berpotensi digunakan secara luas dalam klinik di masa depan dalam dekade berikutnya.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa metode baru yang dikembangkan oleh para bioengineer di Rice University untuk mengontrol aktivitas otak?
A
Para bioengineer di Rice University mengembangkan metode nonsurgical menggunakan gelombang suara dan gen terapi untuk mengontrol aktivitas otak terkait seizur.
Q
Bagaimana cara kerja metode ATAC yang digunakan dalam penelitian ini?
A
Metode ATAC menggabungkan ultrasound dan gen terapi untuk membuka sementara penghalang darah-otak dan memungkinkan pengiriman vektor genetik ke area tertentu di otak.
Q
Apa yang menjadi fokus utama dari penelitian ini?
A
Penelitian ini fokus pada pengendalian aktivitas neuron di hipokampus untuk mengatasi seizur tanpa memerlukan intervensi bedah.
Q
Siapa yang memimpin tim penelitian di Rice University?
A
Tim penelitian di Rice University dipimpin oleh Jerzy Szablowski, seorang profesor asisten di bidang bioengineering.
Q
Apa tujuan akhir dari penelitian ini terkait dengan terapi otak?
A
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk membangun platform terapi otak yang fleksibel yang dapat mengirimkan material genetik secara tepat dan memungkinkan kontrol sesuai kebutuhan.