Courtesy of LiveScience
Komet C/2025 K1 (ATLAS) Hancur dan Berubah Warna Setelah Dekati Matahari
Memberikan informasi terbaru tentang fragmentasi dan perubahan karakteristik komet C/2025 K1 (ATLAS) setelah melewati titik terdekat dengan Matahari, serta memberikan petunjuk kepada pengamat tentang kapan dan di mana komet ini bisa diamati.
14 Nov 2025, 02.05 WIB
35 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Komet C/2025 K1 telah mengalami fragmentasi setelah melewati perihelion.
- Perubahan warna komet dapat memberikan petunjuk tentang komposisi kimianya.
- Komet tersebut dapat diamati di konstelasi Leo dengan teleskop atau teropong.
Manciano, Italia - Komet C/2025 K1 (ATLAS) ditemukan oleh jaringan teleskop ATLAS pada Mei dan melewati titik perihelionnya pada 8 Oktober, yaitu posisi terdekat dengan Matahari. Awalnya, para astronom mengira komet ini berhasil bertahan dengan jarak sekitar 31 juta0.00 km (mil) dari Matahari.
Namun, pengamatan terbaru menunjukkan bahwa komet tersebut tidak dapat bertahan dari tarikan gravitasi yang kuat saat melewati Matahari, sehingga terpecah menjadi beberapa fragmen atau awan puing-puing yang mengapit inti utama.
Pada saat perihelion, komet juga mengalami perubahan warna dari hijau yang biasa terlihat pada komet dekat Matahari menjadi warna emas yang mencolok. Perubahan ini kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya molekul karbon di sekitar coma komet.
Pengamat bisa mencari fragmen komet ini di rasi bintang Leo dengan alat bantu seperti teleskop atau binocular. Komet ini memiliki magnitudo sekitar 9.9, yang berarti terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang.
Diperkirakan pecahan komet ini akan melintas terdekat Bumi pada 25 November dengan jarak sekitar 37 juta mil, memberikan kesempatan langka untuk mempelajari sisa-sisa komet yang hancur ini.
Referensi:
[1] https://www.livescience.com/space/comets/new-image-of-other-comet-atlas-reveals-its-breaking-apart-ahead-of-close-approach-to-earth
[1] https://www.livescience.com/space/comets/new-image-of-other-comet-atlas-reveals-its-breaking-apart-ahead-of-close-approach-to-earth
Analisis Ahli
Gianluca Masi
"Fragmentasi ini adalah contoh sempurna bagaimana perihelion bisa menjadi momen kritis bagi komet, dan warna emas yang muncul adalah indikasi adanya perubahan kimia yang patut kita pelajari lebih lanjut."
Analisis Kami
"Fragmentasi komet seperti C/2025 K1 memberi kita wawasan penting tentang struktur internal dan ketahanan komet saat menghadapi tekanan ekstrem dekat Matahari. Perubahan mendadak warna dan fragmentasi ini juga menunjukkan bahwa komposisi kimia komet jauh lebih dinamis dari yang sebelumnya kita pikirkan."
Prediksi Kami
Fragmen-fragmen komet ini kemungkinan akan terus menyebar dan mengecil, membuat pengamatannya semakin sulit dalam beberapa minggu ke depan, namun dapat memberikan data berharga untuk studi komet dan dinamika materi luar angkasa.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada komet C/2025 K1?A
Komet C/2025 K1 telah mengalami fragmentasi, berubah menjadi awan debu yang mengalir ke ruang angkasa.Q
Siapa yang mengamati fragmentasi komet tersebut?A
Fragmentasi komet diamati oleh astronom Gianluca Masi di Manciano, Italia.Q
Di mana komet C/2025 K1 dapat diamati?A
Komet C/2025 K1 dapat diamati di konstelasi Leo.Q
Apa penyebab perubahan warna komet C/2025 K1?A
Perubahan warna komet C/2025 K1 mungkin disebabkan oleh kurangnya molekul yang mengandung karbon di coma komet.Q
Kapan komet C/2025 K1 akan berada terdekat dengan Bumi?A
Komet C/2025 K1 akan berada terdekat dengan Bumi pada tanggal 25 November.