Courtesy of InterestingEngineering

Aplikasi AI Ciptakan Avatar Digital Orang Tua yang Meninggal, Sebuah Kontroversi Baru

Menjelaskan fenomena dan kontroversi yang muncul akibat peluncuran aplikasi AI untuk membuat avatar digital interaktif dari anggota keluarga yang sudah meninggal, serta mengangkat diskusi etis dan sosial terkait teknologi ini.

14 Nov 2025, 05.17 WIB

162 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Teknologi AI dapat menciptakan avatar interaktif dari orang yang telah meninggal.
Penggunaan teknologi ini menimbulkan debat etika tentang proses berduka dan memori.
Reaksi publik terhadap teknologi ini berkisar dari ketertarikan hingga penolakan yang kuat.

Los Angeles, Amerika Serikat - Pada tahun 2020, Kanye West memberikan hadiah berupa pesan hologram dari almarhum ayah Kim Kardashian, yang membuka bayangan tentang masa depan teknologi untuk para selebriti kaya. Kini, ledakan teknologi AI membawa ide serupa ke publik luas melalui aplikasi 2Wai. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membuat avatar digital interaktif dari orang-orang yang sudah meninggal.

2Wai yang berbasis di Los Angeles, mengenalkan HoloAvatar yang tidak hanya meniru suara dan wajah, tetapi juga mengingat kenangan orang tersebut. Video promosi menunjukkan calon ibu yang berbicara dengan AI nenek yang sudah meninggal, dan hubungan tersebut terus berlanjut hingga anak menjadi dewasa, menunjukkan potensi ikatan jangka panjang dengan avatar digital.

Respons di media sosial sangat beragam, dengan banyak yang menganggap teknologi ini menyeramkan dan tidak manusiawi, sementara sebagian kecil lainnya melihat nilai positif dalam melestarikan suara dan kenangan keluarga. Namun, teknologi ini memicu kekhawatiran tentang distorsi memori dan dampak psikologis pada proses berduka.

Para kritikus utama mengangkat isu etika seperti batasan emosional, masalah persetujuan dari yang sudah meninggal, dan risiko komersialisasi kesedihan. Kekhawatiran semakin besar saat teknologi AI semakin maju hingga mungkin menciptakan replika fisik berupa robot yang meniru orang yang telah tiada.

Meskipun mendapat kritik keras, aplikasi ini terus menarik perhatian dan menjadi bahan diskusi global. Perdebatan tentang hubungan antara teknologi dan kemanusiaan ini diprediksi akan terus berkembang seiring semakin banyak orang menggunakan avatar digital dalam mengenang orang tercinta.

Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/culture/2wai-digital-holoavatar-app

Analisis Ahli

Dr. Sherry Turkle

"Teknologi seperti ini berisiko membuat kita kehilangan kemampuan untuk menghadapi kesedihan secara manusiawi, karena menggantikan pengalaman emosional nyata dengan simulasi yang mungkin menyesatkan."

Prof. Luciano Floridi

"Penggunaan AI untuk mereplikasi identitas manusia yang telah meninggal harus dijalankan dengan kejelasan etis, terutama terkait dengan privasi dan persetujuan, agar tidak melanggar martabat manusia."

Analisis Kami

"Teknologi ini menghadirkan dilema besar antara inovasi dan etika; di satu sisi menawarkan cara baru untuk mengenang orang tercinta, tapi di sisi lain berpotensi mengaburkan batas antara kenyataan dan simulasi yang dapat merusak proses natural berduka. Penting untuk regulasi yang ketat agar teknologi ini tidak disalahgunakan dan tetap menghormati nilai kemanusiaan."

Prediksi Kami

Teknologi avatar digital AI akan semakin realistis dan umum digunakan, sehingga menimbulkan perdebatan etis yang lebih intens mengenai batasan penggunaan dan dampaknya terhadap proses berduka serta hubungan keluarga.