Courtesy of InterestingEngineering

Teknologi Penangkap Karbon Baru Mirip Fizz Soda Bisa Turunkan Biaya Emisi

Menghadirkan teknologi baru penangkap karbon yang sederhana, ramah lingkungan, dan lebih murah dari teknologi lama agar dapat menangkap hampir 100 persen emisi karbon dari industri besar dan membantu mengurangi dampak pemanasan global.

15 Nov 2025, 01.30 WIB

274 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Teknologi PICC menawarkan solusi inovatif dan lebih murah untuk penangkapan karbon.
Proses ini menggunakan prinsip fisika yang sederhana dan menghindari penggunaan bahan kimia mahal.
PICC dapat membantu mencapai target pengurangan emisi karbon secara efektif.

Texas , Amerika Serikat - Ilmuwan mengembangkan metode baru untuk menangkap karbon dioksida dari asap pabrik menggunakan fenomena seperti soda berkarbonasi. Metode ini disebut Pressure Induced Carbon Capture atau PICC, yang memanfaatkan air dan tekanan tinggi untuk melarutkan karbon dioksida dan melepaskannya ketika tekanannya diturunkan.

Berbeda dengan teknologi lama yang menggunakan bahan kimia amina, PICC tidak memerlukan bahan kimia mahal dan lebih efisien karena dapat menangkap hampir seluruh karbon dioksida yang keluar dari cerobong pabrik. Hal ini penting karena emisi karbon yang tersisa seringkali masih cukup besar dan berkontribusi pada pemanasan global.

Proses PICC melibatkan pendinginan dan pemampatan gas hasil pembakaran yang kemudian dialirkan ke kolom penyerapan bertekanan tinggi. Air dingin kemudian mengalir untuk melarutkan karbon dioksida dari gas tersebut sebelum gas yang hampir bersih dilepaskan ke udara.

Air yang sudah mengandung karbon dioksida kemudian dipindahkan ke beberapa tempat dengan tekanan lebih rendah secara bertahap, sehingga karbon dioksida menguap dan dapat dikumpulkan untuk dimampatkan ke dalam penyimpanan bawah tanah secara permanen. Ini mirip dengan bagaimana soda mengeluarkan gas ketika tekanan botol dibuka.

Selain efisien, PICC juga lebih murah dengan biaya sekitar 26 dolar AS per ton karbon yang ditangkap, jauh lebih rendah dibandingkan teknologi yang ada. Dengan tambahan kapur, bisa mencapai penangkapan 100 persen yang juga mampu menghilangkan karbon dioksida yang ada di udara sekitar.

Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/pressure-method-carbon-capture

Analisis Ahli

Dr. Mark Holtzapple

"Teknologi ini menyederhanakan proses penangkapan karbon, mengurangi biaya serta dampak lingkungan dengan menghilangkan penggunaan bahan kimia yang mahal dan sulit terurai."

Analisis Kami

"PICC menawarkan pendekatan revolusioner yang menggabungkan prinsip fisika sederhana dengan kebutuhan industri berat saat ini, dan ini bisa menjadi game changer. Namun, implementasi skala besar perlu diuji lebih lanjut agar dapat memastikan stabilitas dan efisiensi operasional jangka panjang di lingkungan industri nyata."

Prediksi Kami

Teknologi PICC kemungkinan akan menjadi standar baru dalam penangkapan karbon di sektor industri berat dan pembangkit listrik, mempercepat pencapaian target nol emisi dan mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim secara signifikan.

Pertanyaan Terkait

Apa itu Pressure Induced Carbon Capture (PICC)?

Pressure Induced Carbon Capture (PICC) adalah metode penangkapan karbon yang menggunakan air dan tekanan untuk menarik karbon dioksida dari gas buang.

Apa keunggulan teknologi PICC dibandingkan sistem tradisional?

Keunggulan teknologi PICC adalah biaya yang lebih rendah dan efisiensi penangkapan hampir 100% tanpa menggunakan bahan kimia mahal.

Bagaimana proses penangkapan karbon dilakukan dalam PICC?

Proses penangkapan karbon dilakukan dengan mendinginkan dan menekan gas buang sebelum memasukkannya ke dalam kolom penyerapan, di mana air dingin mengalir ke bawah dan gas mengalir ke atas.

Apa biaya yang terkait dengan penggunaan teknologi PICC?

Biaya penggunaan teknologi PICC untuk menangkap emisi karbon adalah sekitar $26 per ton, jauh lebih rendah dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini.

Siapa penemu dari teknologi PICC?

Penemu dari teknologi PICC adalah Dr. Mark Holtzapple dari Texas A&M University dan Jonathan Feinstein dari ExcelThermic Enterprises.