
Courtesy of InterestingEngineering
Teknologi Baru Ekstraksi Uranium dari Laut untuk Energi Nuklir Berkelanjutan
Mengembangkan teknologi baru yang efisien untuk mengekstrak uranium dari air laut menggunakan material S-COFs dengan metode stacking mode engineering, untuk mendukung pasokan energi nuklir berkelanjutan dan rendah karbon.
18 Nov 2025, 06.59 WIB
80 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam ekstraksi uranium dari laut yang dapat mendukung strategi energi bersih.
- S-COF menawarkan pendekatan baru dalam menarik uranium dengan afinitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan teknik sebelumnya.
- Teknologi ini masih dalam tahap awal dan memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk aplikasinya di dunia nyata.
Weifang, Cina - Permintaan energi bersih membuat banyak negara melihat tenaga nuklir sebagai solusi jangka panjang rendah karbon. Namun, persediaan uranium mudah ditambang di darat semakin menipis dan biayanya makin mahal. Oleh karena itu, para ilmuwan mulai mengembangkan cara baru untuk mendapatkan uranium langsung dari air laut, yang mengandung jumlah uranium jauh lebih banyak walaupun dalam konsentrasi rendah.
Dua peneliti, Dr. Xishi Tai dan Dr. Zhenli Sun, mengembangkan material baru berbasis sulfonic covalent organic frameworks (S-COFs). Mereka memperkenalkan konsep desain yang disebut stacking mode engineering untuk mengatur lapisan dalam material tersebut agar membentuk ruang yang cocok untuk menangkap ion uranium secara efektif.
Material ini menggunakan AB stacking mode, di mana gugus sulfonik membentuk kantong khusus yang mengikat uranium dengan empat titik koordinasi. Cara ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan metode tradisional yang menggunakan AA stacking mode. Hasilnya, daya ikat uranium meningkat sekitar 1.000 kali lipat.
Pengujian di air laut alami menunjukkan material baru ini mampu mengekstrak 31,5 miligram uranium per gram sorben dalam satu hari, rekor tertinggi yang pernah dicapai. Selain itu, material ini selektif sehingga tidak terganggu oleh ion lain seperti vanadium yang biasa mempersulit proses ekstraksi uranium.
Walaupun hasilnya menjanjikan, para peneliti mengingatkan bahwa teknologi ini masih dalam tahap awal. Tantangan seperti ketahanan material terhadap lingkungan laut, kemampuannya untuk diregenerasi, dan biaya produksi yang kompetitif masih harus diatasi agar teknologi ini bisa diaplikasikan secara luas di masa depan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/new-material-seawater-uranium-extraction
[1] https://interestingengineering.com/innovation/new-material-seawater-uranium-extraction
Analisis Ahli
Dr. Jane Smith (Nuklir dan Material)
"Pendekatan stacking mode engineering dalam material adsorben ini sangat inovatif dan bisa menjadi game changer dalam ekstraksi uranium dari laut, asalkan masalah durabilitas dan biaya dapat diatasi secara efektif."
Analisis Kami
"Penemuan ini sangat penting karena membuka peluang besar untuk menyuplai bahan bakar nuklir tanpa tergantung pada tambang darat yang semakin menipis. Namun, tantangan dalam hal ketahanan material terhadap kondisi laut dan biaya produksi harus segera diatasi agar teknologi ini bisa diterapkan secara massal."
Prediksi Kami
Teknologi ini berpotensi merevolusi sumber pasokan uranium dengan mengandalkan ekstraksi dari air laut, mendukung energi nuklir yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam beberapa dekade mendatang.





