
Courtesy of SCMP
Sementara AS Mundur, China Dorong Negara Berkembang ke Energi Bersih
Menggambarkan bagaimana sikap konservatif dan penolakan terhadap inovasi energi bersih di Amerika Serikat saat ini dapat memperlambat laju transisi global ke energi yang lebih bersih, sementara China justru menjadi pemimpin dalam menyediakan teknologi energi terbarukan bagi negara berkembang.
13 Des 2025, 05.00 WIB
92 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- China sedang memimpin dalam inovasi energi bersih, menyediakan alternatif yang lebih murah bagi negara berkembang.
- Amerika Serikat berisiko kehilangan posisi kepemimpinan dalam sains iklim dengan menginvestasikan dalam energi fosil.
- Kekaisaran Qing menjadi contoh sejarah tentang bahaya menolak perubahan teknologi yang diperlukan untuk kemajuan.
Beijing, China - Dahulu, saat teknologi kereta api pertama kali diperkenalkan dekat Beijing, penguasa Dinasti Qing, Empress Dowager Cixi, menolak kemajuan ini karena dianggap mengganggu tradisi dan kepercayaan. Bahkan, kereta api diganti dengan kuda demi menjaga tata kelola yang lama.
Penolakan terhadap perubahan teknologi ini menyebabkan keterlambatan modernisasi di China, yang secara perlahan menyiapkan kondisi runtuhnya dinasti tersebut dalam waktu beberapa dekade. Ini menjadi pelajaran tentang pentingnya beradaptasi dengan inovasi demi kemajuan bangsa.
Saat ini, Amerika Serikat menunjukkan sikap yang serupa dengan memilih untuk kembali menghidupkan industri batu bara, meski ini berdampak buruk bagi emisi dan memperlambat perkembangan energi terbarukan. Keputusan ini berkonsekuensi pada melemahnya peran AS sebagai pemimpin global bidang iklim dan inovasi hijau.
Di sisi lain, China maju pesat dalam pengembangan teknologi energi terbarukan dan memproduksi secara besar-besaran dengan harga murah. Langkah ini mempermudah negara-negara berkembang untuk mulai menggunakan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3336278/us-green-tech-involution-echoes-mistake-chinas-qing-dynasty-collapse?module=top_story&pgtype=subsection
[1] https://www.scmp.com/news/china/science/article/3336278/us-green-tech-involution-echoes-mistake-chinas-qing-dynasty-collapse?module=top_story&pgtype=subsection
Analisis Ahli
Solomon Hsiang
"Inovasi dan manufaktur berskala besar yang dilakukan China membuat transisi energi lebih mudah dan murah bagi negara-negara berpendapatan rendah."
Analisis Kami
"Ketidakmauan Amerika Serikat untuk beradaptasi dengan era energi bersih merupakan langkah mundur yang berbahaya bagi masa depan lingkungan dan ekonominya. Sementara itu, strategi China dalam memberikan akses teknologi terbarukan ke negara berkembang bukan hanya memperkuat posisinya secara geopolitik tetapi juga mempercepat pergeseran global menuju keberlanjutan."
Prediksi Kami
Keterlambatan Amerika Serikat dalam berinvestasi pada energi bersih bisa membuatnya tertinggal secara global, sementara China akan semakin menguatkan posisinya sebagai pemimpin teknologi energi ramah lingkungan dan menguasai pasar negara berkembang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Donald Trump terhadap sektor energi di Amerika Serikat?A
Donald Trump memprioritaskan pemulihan sektor batubara meskipun ada peningkatan emisi di Amerika Serikat.Q
Bagaimana peran China dalam transisi energi global?A
China memainkan peran besar dalam membuat energi terbarukan lebih murah dan lebih mudah diakses untuk negara-negara berkembang.Q
Apa yang diungkapkan Solomon Hsiang tentang energi bersih?A
Solomon Hsiang mengungkapkan bahwa inovasi dan manufaktur China membuat transisi energi lebih mudah dan lebih murah bagi negara-negara berpenghasilan rendah.Q
Mengapa Kekaisaran Qing tidak berhasil beradaptasi dengan perubahan teknologi?A
Kekaisaran Qing tidak berhasil beradaptasi dengan perubahan teknologi karena penolakan mereka terhadap inovasi dan keengganan untuk meninggalkan tradisi.Q
Apa tujuan dari Forum Keberlanjutan 2025?A
Forum Keberlanjutan 2025 bertujuan untuk membahas tantangan dan solusi terkait keberlanjutan dan perubahan iklim.


