Courtesy of Forbes

Kenapa Bisnis Harus Prioritaskan Privasi Data untuk Amankan Masa Depan

Mengajak pemimpin bisnis untuk mengambil tanggung jawab proaktif dalam mengelola pengumpulan data dengan menerapkan prinsip privasi sejak desain guna memperkecil risiko dan membangun kepercayaan pelanggan serta memperkuat ketahanan perusahaan.

16 Des 2025, 18.45 WIB

155 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Perusahaan harus mengadopsi kebijakan privasi yang lebih ketat untuk melindungi data dan membangun kepercayaan.
Mengurangi pengumpulan data yang tidak perlu dapat mengurangi risiko serangan siber.
Penting untuk melatih karyawan dan menerapkan praktik keamanan yang efektif untuk melindungi data perusahaan.

tidak spesifik, global - Dalam tiga dekade terakhir, budaya berbagi data pribadi sudah terlalu meluas, baik dalam kehidupan pribadi maupun dunia bisnis. Banyak perusahaan mengumpulkan lebih banyak data dari yang mereka perlukan, sehingga menciptakan risiko besar terhadap keamanan data yang disimpan.

Perusahaan besar seperti Google, Meta, dan Microsoft juga terkena pelanggaran data besar-besaran, yang menunjukkan bahwa tidak ada yang sepenuhnya kebal terhadap serangan siber. AI semakin mempercepat dan memperbesar volume serangan tersebut, membuat perlindungan data menjadi tugas yang sangat menantang.

Bisnis kecil dan menengah sebenarnya menjadi sasaran yang semakin sering karena minimnya tim keamanan dan kebijakan privasi yang diterapkan. Studi Mastercard menunjukkan bahwa hampir setengah dari bisnis kecil pernah mengalami serangan siber, terutama ransomware.

Untuk mengurangi risiko, bisnis dianjurkan menerapkan prinsip 'privacy-by-design', yang berarti mengumpulkan data seminimal mungkin dan memastikan akses ke data itu dipantau dan dienkripsi. Selain itu, pelatihan karyawan terkait praktik privasi dan keamanan juga sangat penting.

Walaupun data lama mungkin sudah bocor, penting bagi bisnis untuk tidak menyerah dan mulai memperbaiki kebijakan privasi mereka. Mengedepankan transparansi, komunikasi, dan perlindungan data yang ketat dapat membangun kepercayaan pengguna dan memperkuat reputasi bisnis di masa depan.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/12/16/privacy-truths-that-drive-consumer-confidence-and-business-resilience/

Analisis Ahli

Bruce Schneier

"Keamanan data bukan hanya masalah teknologi, tetapi juga masalah pengelolaan risiko dan kebijakan yang harus diadopsi secara menyeluruh di semua tingkat organisasi."

Eva Galperin

"Privasi yang kuat datang dari desain sistem yang meminimalkan data yang dikumpulkan dan memaksimalkan kontrol pengguna atas data mereka sendiri."

Arjun Bhatnagar

"Bisnis harus menjadi pelopor dalam melindungi data, bukan korban kebocoran, dengan mengintegrasikan kebijakan dan teknologi privasi sejak tahap awal operasional."

Analisis Kami

"Mengandalkan besarnya perusahaan sebagai jaminan keamanan adalah kesalahan fatal karena pelanggaran data besar-besaran dapat terjadi kepada siapa saja. Perusahaan perlu melakukan revolusi budaya privasi dan keamanan yang nyata dengan mengurangi pengumpulan data yang tidak perlu serta membangun sistem pertahanan yang lebih terintegrasi dan proaktif."

Prediksi Kami

Bisnis yang tidak beradaptasi dengan pendekatan privasi proaktif akan semakin rentan terhadap serangan siber yang semakin canggih menggunakan AI, sementara perusahaan yang mengedepankan privasi dan keamanan data akan mendapatkan kepercayaan lebih besar dan keunggulan kompetitif di masa depan.