
Para peneliti di University of California, Davis berhasil mengembangkan sistem brain-computer interface (BCI) yang memungkinkan pasien Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) berbicara kembali dalam waktu nyata. ALS adalah penyakit yang menyebabkan hilangnya kontrol otot, termasuk kemampuan berbicara, sehingga teknologi ini sangat penting.
Sistem BCI ini menggunakan implan mikroelektroda yang ditanamkan di area otak yang mengontrol produksi suara. Dengan 256 elektroda, perangkat ini bisa menangkap sinyal aktivitas ratusan neuron sekaligus dan mengirimkannya ke komputer untuk diterjemahkan menjadi suara sintetis.
Peneliti melibatkan seorang pria berusia 45 tahun dalam uji coba BrainGate2. Dia diberi kalimat untuk diucapkan, sementara sinyal otaknya direkam. Hasilnya, BCI mampu menerjemahkan sinyal tersebut menjadi suara dengan delay hanya satu-forti detik, hampir sama dengan mendengar suara asli sendiri.
Sistem ini juga memungkinkan pengguna untuk mengatur nada suara mereka, bahkan bernyanyi sederhana. Teknologi ini memakai algoritma AI canggih yang menghubungkan pola sinyal saraf dengan suara yang diinginkan secara real-time, sekaligus memperhatikan intonasi dan ritme bicara.
Meskipun masih dalam tahap awal, teknologi BCI suara ini memberikan harapan besar bagi pasien yang kehilangan suara karena kelumpuhan atau stroke. Langkah berikutnya adalah menguji keberhasilan teknologi ini pada lebih banyak pasien untuk memperluas manfaatnya.