
Pada 12 Juni, pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Air India jatuh tak lama setelah lepas landas di Ahmedabad, India, menewaskan lebih dari 270 orang. Kecelakaan ini menimbulkan sorotan besar terhadap masalah keselamatan pesawat Boeing, yang dikenal dengan seri Dreamliner.
Hari-hari setelah kecelakaan tersebut, dua penerbangan Boeing 787 Dreamliner lain, satu milik British Airways dan satu lagi milik Air India, kembali ke bandara asal mereka karena masalah teknis yang dicurigai. Kedua maskapai menganggap keputusan itu sebagai tindakan pencegahan.
Investigasi awal menunjukkan bahwa pesawat Air India yang jatuh kemungkinan mengaktifkan sistem daya darurat sebelum kecelakaan, yang mengindikasikan adanya masalah serius seperti kerusakan mesin atau hidraulik saat lepas landas.
Boeing sudah menghadapi kritik terkait budaya keselamatan yang buruk, terutama setelah dua kecelakaan fatal 737 Max beberapa tahun lalu. Seorang insinyur bernama Sam Salehpour mengungkap bahwa perusahaan mengambil jalan pintas dalam proses manufaktur yang bisa memicu masalah di masa depan.
Kecelakaan Air India ini adalah kecelakaan fatal pertama untuk 787 Dreamliner, tetapi insiden terbaru dan laporan terkait manufaktur menunjukkan bahwa Boeing masih harus memperbaiki budaya keselamatan dan prosedur teknis mereka untuk menghindari tragedi berikutnya.