
Para ilmuwan sedang mencoba menanamkan sel manusia ke dalam organ tikus untuk mempelajari perkembangan organ dan kemungkinan transplantasi. Mereka menggunakan teknik baru yang langsung menyuntikkan sel organoid manusia ke dalam cairan amnion ibu tikus yang sedang mengandung.
Teknik ini berbeda dari metode sebelumnya yang memasukkan sel punca manusia ke embrio dalam cawan, dimana banyak sel manusia tidak bertahan hidup. Dalam eksperimen ini, organoid manusia yang sudah tumbuh sebelumnya dipilih untuk disuntikkan agar lebih tahan hidup.
Hasilnya, sel manusia dari organoid usus, hati, dan otak yang masuk ke cairan amnion kemudian hidup, berkembang dan menyasar organ yang sesuai pada embrio tikus tanpa harus membuka dinding embrio.
Meski hanya sebagian kecil tikus yang lahir dengan sel manusia di organ mereka, dan persentase sel manusia masih kecil, sel tersebut dapat bertahan hingga dua bulan dan bahkan memproduksi protein manusia seperti albumin di hati.
Kesimpulannya, metode ini membuka peluang untuk meneliti dan mengembangkan organ manusia dalam tubuh hewan, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut agar proporsi dan efektivitas sel manusia meningkat.