Investasi Institusional Korporat dalam Bitcoin Mencapai Tingkat Baru

Michael Saylor dan perusahaannya, Strategy, kembali membuat langkah besar di dunia cryptocurrency dengan membeli lebih dari 21 ribu Bitcoin senilai miliaran dolar. Mereka memanfaatkan harga Bitcoin yang sedang turun untuk menambah kepemilikan dalam jumlah sangat besar. Strategy mengumumkan peluncuran saham preferen baru (STRC) dan menggunakan hasil dari penawaran saham ini untuk membeli Bitcoin terbaru, menunjukkan komitmen dan keyakinan penuh terhadap aset digital ini. Saat ini, Strategy merupakan perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, dengan total hampir 629 ribu koin yang nilainya mencapai puluhan miliar dolar. Ini menegaskan posisi mereka sebagai pemain utama di pasar crypto. Harga Bitcoin sendiri sempat mencapai rekor tertinggi baru pada pertengahan Juli 2025, namun kemudian bergerak stagnan dan sedikit menurun, sehingga memicu pembelian besar oleh Strategy sebagai antisipasi potensi kenaikan jangka panjang. Michael Saylor, yang dikenal sebagai pendukung fanatik Bitcoin, memprediksi bahwa harga Bitcoin akan mencapai angka luar biasa di masa depan, yang membuat langkah akuisisinya menjadi strategi investasi jangka panjang yang bernilai tinggi.

Amerika Serikat sedang menghadapi krisis perumahan dengan harga rumah dan suku bunga hipotek yang terus meningkat. Anak muda sangat kesulitan membeli rumah karena kendala finansial yang semakin berat. Senator Cynthia Lummis mengajukan RUU '21st Century Mortgage Act' yang mewajibkan Fannie Mae dan Freddie Mac mempertimbangkan kripto sebagai aset saat menilai kelayakan hipotek rumah. RUU ini bertujuan membantu generasi muda yang memiliki aset digital seperti Bitcoin, agar mereka bisa lebih mudah membeli rumah dengan menggunakan aset kripto sebagai jaminan. Selain itu, RUU melarang konversi langsung kripto menjadi dolar selama proses hipotek, untuk menjaga nilai aset digital tetap dihitung secara utuh. Langkah ini merupakan bagian dari agenda pro-kripto di pemerintahan saat ini dan dapat mengubah pasar perumahan secara signifikan di masa depan.

Perusahaan Strategy (MSTR), yang dikenal sebagai pemilik korporat terbesar bitcoin, mengumumkan bahwa mereka baru saja membeli bitcoin senilai sekitar Rp 39.47 triliun ($2,4 miliar) atau setara dengan Rp34 triliun. Dana pembelian ini didapat dari penjualan saham preferen baru yang disebut STRC atau 'stretch'. Awalnya, Strategy berencana menjual saham preferen senilai Rp 8.22 triliun ($500 juta) , namun pada kenyataannya mereka berhasil menjual sekitar Rp 41.11 triliun ($2,5 miliar) kepada para investor. Ini menunjukkan tingginya minat investor pada produk saham preferen baru yang menawarkan peluang dividen tetap. Saham preferen STRC ini menawarkan dividen reguler dengan tingkat awal sebesar 9%. Produk investasi ini sangat menarik bagi investor karena menawarkan pendapatan tetap dan mulai diperdagangkan di bursa saham Nasdaq pada hari Rabu. Dengan dana yang diperoleh tersebut, Strategy membeli 21.021 bitcoin dengan harga rata-rata sekitar Rp 1.93 juta ($117.256) per bitcoin. Hal ini meningkatkan jumlah kepemilikan bitcoin Strategy hingga 628.791 bitcoin yang nilainya diperkirakan hampir Rp 1.22 quadriliun ($74 miliar) . Langkah ini semakin memperkuat posisi Strategy sebagai pemilik bitcoin terbesar di dunia dan membuka jalan bagi inovasi produk investasi baru yang menggabungkan aset digital dengan instrumen finansial tradisional.

Bitmine Immersion Technologies baru saja mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham senilai hingga Rp 16.45 triliun ($1 miliar) . Langkah ini adalah tanda bahwa manajemen perusahaan yakin dengan masa depan perusahaan dan melihat sahamnya saat ini masih undervalued. Saham BMNR sempat melonjak ke level tertinggi Rp 2.65 juta ($161) pada akhir Juni setelah mengumumkan strategi terkait Ethereum. Namun setelah hype mereda, harganya kini turun jadi sekitar Rp 526.24 ribu ($32) saja. Dengan strategi baru yang fokus pada Ethereum dan teknologi blockchain, Bitmine berupaya menjadi mirip dengan MicroStrategy tapi di dunia Ethereum. Ini menunjukkan kemauan mereka untuk beradaptasi dan merespons peluang di bidang aset digital. Program pembelian kembali saham ini akan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga meningkatkan nilai per saham dan membuat pemegang saham lama memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar. Menurut analis ThinkEquity, BMNR mendapat rekomendasi "Strong Buy" dan target harga Rp 986.70 ribu ($60) , yang berarti saham ini berpotensi naik sekitar 90% dari harga sekarang jika strategi mereka berhasil.