Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Investasi Institusional Korporat dalam Bitcoin Mencapai Tingkat Baru

Share

Investasi institusional oleh perusahaan seperti Michael Saylor dan Fannie Mae dalam Bitcoin menunjukkan kenaikan signifikan, sementara perusahaan seperti ReserveOne berencana untuk go public melalui SPAC untuk memperluas layanan treasury kripto mereka.

04 Agt 2025, 21.26 WIB

Perusahaan Besar Gelontorkan Miliar Dolar Serap Kripto, Tanda Adopsi Institusional Menguat

Perusahaan Besar Gelontorkan Miliar Dolar Serap Kripto, Tanda Adopsi Institusional Menguat
Hari Senin dimulai dengan sejumlah pengumuman besar dari perusahaan digital asset yang memperbesar cadangan kripto mereka, menandai adanya peningkatan penerimaan aset berbasis blockchain oleh institusi besar. BitMine Immersion Technologies menjadi sorotan dengan memiliki cadangan ether terbesar di dunia senilai miliaran dolar. BitMine yang baru diluncurkan 35 hari lalu ini mengambil strategi agresif dalam mengakuisisi ETH, menjadikannya pemilik cadangan terbesar ketiga secara total setelah perusahaan utama lainnya. Investor terkenal Bill Miller III bergabung dengan jajaran institusional seperti ARK dan Kraken dalam mendukung BitMine. Verb Technology mengumumkan private placement senilai lebih dari setengah miliar dolar untuk membentuk cadangan toncoin publik pertama, yang nantinya akan menjadi fokus utama perusahaan setelah melakukan rebranding menjadi TON Strategy Co. Kemitraan dengan Kingsway Capital dan dukungan ratusan investor institusional semakin menguatkan posisi ini. Rencana integrasi TON Coin ke dalam ekosistem Telegram menjadi alasan kenapa TON Strategy Co. optimistis dapat memanfaatkan pertumbuhan penggunaan kripto dalam platform sosial digital. Pimpinan baru dari TON Foundation dan Blockchain.com turut memperkuat kredibilitas perusahaan. Perusahaan 5G/IoT asal Prancis, Sequans Communications, juga terus mengakumulasi bitcoin sebagai cadangan jangka panjang mereka. Dengan total kepemilikan bitcoin yang kini mencapai lebih dari 3.000 BTC, strategi ini dipandang sebagai langkah yang sangat strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global.
04 Agt 2025, 18.15 WIB

Bitcoin Menguat Setelah Koreksi, Target Harga Capai Rp 2.30 miliar ($140,000) Akhir Tahun

Bitcoin Menguat Setelah Koreksi, Target Harga Capai Rp 2.30 miliar ($140,000) Akhir Tahun
Pasar bitcoin mengalami penurunan harga setelah data lapangan kerja AS memicu kekhawatiran resesi, menyebabkan posisi berleverage mengalami kerugian besar. Namun, BTC berhasil bertahan di level dukungan kunci yang sebelumnya pernah menjadi rekor, kemudian mulai pulih ke kisaran harga sekitar Rp 1.89 miliar ($114,700) . Analisa teknikal menunjukkan bahwa penurunan ini berhasil mengurangi overleverage pada pasar, sehingga membuka jalan untuk kenaikan harga yang lebih stabil dan berkelanjutan. Para pakar seperti John Glover dari Ledn memperkirakan harga bitcoin dapat mencapai sekitar Rp 2.30 miliar ($140,000) pada akhir tahun. Fenomena menarik lainnya adalah peningkatan peluncuran token digital terutama di platform Base yang melewati Solana, didorong oleh integrasi teknologi dari Zora dan Farcaster. Ini menandai perubahan dalam ruang social token dan ekonomi kripto yang semakin berkembang. Sementara itu, pasar tradisional dan saham terkait kripto, seperti Coinbase dan BlackRock, juga menerima tekanan akibat laporan kinerja yang mengecewakan dan sentimen pasar yang lebih hati-hati. Namun ada juga pandangan optimis dari Morgan Stanley yang menyebut penurunan ini sebagai kesempatan membeli. Secara makroekonomi, data inflasi dan keputusan kebijakan suku bunga AS masih menjadi faktor kunci yang akan menentukan arah pasar kripto selanjutnya, dengan pertanda adanya peluang pemotongan suku bunga Fed di bulan September yang bisa menambah sentimen positif untuk aset risiko seperti bitcoin.
03 Agt 2025, 13.10 WIB

Trump Media Miliki Rp 28 Triliun Aset Bitcoin, Siap Ekspansi Teknologi dan Media

Trump Media Miliki Rp 28 Triliun Aset Bitcoin, Siap Ekspansi Teknologi dan Media
Trump Media and Technology Group baru saja mengungkapkan bahwa mereka memiliki aset senilai Rp 32.89 triliun ($2 miliar) yang terdiri dari bitcoin dan sekuritas terkait bitcoin. Ini merupakan salah satu kepemilikan aset digital terbesar di antara perusahaan publik di Amerika Serikat. Selain keberhasilan dalam membangun portofolio kripto, perusahaan juga melaporkan arus kas operasional positif pertama mereka sebesar Rp 37.82 miliar ($2,3 juta) pada kuartal kedua 2025, menandai kemajuan signifikan dalam kinerja bisnis di bidang media dan teknologi. Total aset keuangan perusahaan saat ini mencapai Rp 50.98 triliun ($3,1 miliar) , didukung oleh investasi kripto dan penempatan saham privat yang melibatkan 50 investor institusional. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang cukup tinggi terhadap strategi perusahaan. Trump Media juga mengumumkan bahwa mereka mengalokasikan Rp 4.93 triliun ($300 juta) untuk strategi opsi berbasis bitcoin, yang memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan kondisi pasar dan berpotensi mengembangkan sumber pendapatan baru dari aset kripto mereka. CEO Devin Nunes menyatakan dana dan likuiditas yang tersedia akan digunakan untuk mengembangkan produk baru seperti layanan streaming Truth+, integrasi kecerdasan buatan, serta peluncuran token utilitas untuk pembayaran di ekosistem Truth Social, dan rencana peluncuran ETF kripto.
02 Agt 2025, 19.32 WIB

Dolar Lemah dan Uang Berlimpah Bisa Dorong Harga Bitcoin Naik Dua Kali Lipat

Dolar Lemah dan Uang Berlimpah Bisa Dorong Harga Bitcoin Naik Dua Kali Lipat
Harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh kekuatan dolar AS dan jumlah uang yang beredar secara global. Saat ini, indeks dolar AS (DXY) sedang melemah, sementara pasokan uang M2 meningkat ke titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini biasanya mendukung kenaikan harga Bitcoin karena investor mencari aset yang tahan inflasi dan tidak terikat negara. Selama sejarah 16 tahun Bitcoin, setiap kali dolar AS melemah selama periode-periode penting, harga Bitcoin sering naik tajam. Pelemahan dolar membuat investor beralih ke aset alternatif seperti emas dan Bitcoin sebagai penyimpan nilai. Fenomena ini sudah terlihat pada bull cycle Bitcoin di tahun 2013, 2017, dan 2021. Penurunan tingkat suku bunga oleh bank sentral besar seperti Federal Reserve dapat membuat dolar lebih murah dan memacu permintaan Bitcoin. Di sisi lain, jumlah Bitcoin yang beredar akan berkurang setelah halving di tahun 2024, sehingga penawaran menjadi lebih terbatas. Kombinasi ini dapat meningkatkan harga Bitcoin secara signifikan. Namun, ada risiko di balik positifnya kondisi ini, seperti inflasi yang meningkat dan kemungkinan kenaikan suku bunga secara tak terduga yang dapat membuat pasar aset berisiko terganggu. Sehingga, meskipun proyeksi harga Bitcoin sangat optimis, investor tetap harus hati-hati dan melakukan diversifikasi. Motley Fool menyarankan agar sebelum membeli Bitcoin, investor mempertimbangkan saham-saham pilihan yang sebelumnya telah menunjukkan pengembalian luar biasa seperti Netflix dan Nvidia. Meskipun Bitcoin menjanjikan, ada peluang investasi lain yang tidak kalah menarik dan mungkin memberikan keuntungan lebih tinggi dalam jangka panjang.
02 Agt 2025, 17.00 WIB

Tom Lee: Reli Kripto Terus Naik Karena Adopsi Institusional dan Potensi Besar

Tom Lee: Reli Kripto Terus Naik Karena Adopsi Institusional dan Potensi Besar
Pasar kripto mulai bangkit kembali dari penurunan yang terjadi setelah pengumuman tarif Presiden Donald Trump, yang sempat menyebabkan kekhawatiran resesi dan membuat banyak investor menghindari aset berisiko. Namun, pemulihan ini ternyata jauh lebih kuat dari prediksi banyak orang, dan Tom Lee, seorang ahli pasar, menyebutnya sebagai reli yang paling tidak disukai namun sangat signifikan. Menurut Tom Lee, sejak tahun 2020, investor kerap meremehkan setiap pemulihan pasar dan kali ini juga tidak berbeda. Keuangan tradisional mulai melirik pasar kripto dengan serius, terutama Ethereum, yang dinilai memiliki keandalan teknis dan kejelasan hukum yang penting bagi institusi besar seperti bank. Perusahaan Bitmine yang dipimpin oleh Lee sendiri memegang aset besar di Ethereum dan telah mengumumkan rencana untuk terus mengakumulasi token ETH sebanyak 5% dari seluruh pasokan yang ada. Mereka juga menjalankan program pembelian kembali saham senilai satu miliar dolar untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan. Selain Ethereum, Bitcoin semakin menjadi pilihan utama bagi investor institusional. Tom Lee memprediksi bahwa jika Federal Reserve menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, harga Bitcoin bisa melonjak sampai 250.000 dolar AS. Ini menunjukkan bahwa sentimen pasar dan kebijakan ekonomi sangat mempengaruhi nilai aset kripto. Secara keseluruhan, Tom Lee menegaskan bahwa pasar kripto saat ini masih berada di tengah siklus kenaikan dan bukan di puncaknya, artinya masih ada potensi kenaikan harga yang besar karena adopsi institusional yang semakin nyata dan signifikan.
02 Agt 2025, 00.55 WIB

Mengapa Kecepatan Pergerakan Bitcoin Turun Justru Tanda Makin Matang dan Banyak Disimpan

Kecepatan pergerakan Bitcoin di jaringan utama mencapai titik terendah dalam satu dekade. Meskipun ini bisa tampak seperti penurunan penggunaan, kenyataannya Bitcoin sedang berkembang menjadi aset yang lebih matang dan sering disimpan dalam jangka panjang oleh para pemiliknya, terutama institusi besar. Lebih dari 70% Bitcoin saat ini tidak berpindah tangan selama lebih dari setahun, menandakan adanya keyakinan kuat untuk menyimpan daripada menggunakan sebagai uang tunai. Selain itu, kepemilikan institusional melalui ETF dan perusahaan besar semakin meningkat secara signifikan sejak 2024. Selain aktivitas di jaringan utama, Bitcoin juga semakin dipakai di lapisan kedua seperti Lightning Network yang memungkinkan transaksi cepat dan murah, serta tokenisasi melalui WBTC yang menambah likuiditas di platform DeFi. Transaksi di lapisan ini tidak tercatat dalam pengukuran kecepatan on-chain, sehingga aktivitas Bitcoin sebenarnya lebih tinggi dari angka yang terlihat. Penurunan transaksi on-chain memang berdampak pada penerimaan biaya transaksi bagi penambang, yang menjadi perhatian setelah halving pada 2024. Selain itu, jaringan Bitcoin menghadapi dilema antara menjadi penyimpan nilai dan alat pembayaran, yang membuat kecepatan pergerakan menjadi indikator menarik untuk mengamati evolusi Bitcoin. Kesimpulannya, kecepatan on-chain yang menurun bukan berarti Bitcoin digunakan lebih sedikit, namun menunjukkan perubahan fungsi dan pola penggunaan yang beralih ke penyimpanan jangka panjang dan pemanfaatan teknologi baru. Masa depan Bitcoin akan ditandai dengan peran yang lebih kompleks dalam sistem keuangan global.
01 Agt 2025, 16.20 WIB

Mengapa Membeli Bitcoin Sekarang Masih Menarik di Tahun 2024

Sejak awal tahun 2024, harga Bitcoin mengalami kenaikan luar biasa sebesar 179%, memperkuat posisinya sebagai aset yang menarik di pasar cryptocurrency. Kenaikan ini terjadi meskipun beberapa kali terlihat bahwa harga akan turun, Bitcoin malah berhasil mencapai rekor tertinggi baru. Keadaan ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah masih layak membeli Bitcoin saat ini. Salah satu alasan utama tetap menariknya Bitcoin adalah perubahan besar dari sisi investor. Selama ini, Bitcoin hanya dibeli oleh investor ritel. Berbeda dengan saham atau aset tradisional, banyak investor besar seperti hedge fund dan bank investasi menganggap Bitcoin terlalu berisiko dan tidak stabil untuk diinvestasikan. Tetapi sejak Januari 2024, hal itu mulai berubah. Pengesahan ETF Bitcoin oleh Securities and Exchange Commission (SEC) menjadi momen penting. ETF ini memungkinkan investor membeli produk yang melacak harga Bitcoin tanpa harus secara langsung memiliki koin tersebut. Ini memberi Bitcoin legitimasi yang lebih besar dan menarik perhatian investor institusional dengan dana besar. Sejauh ini, dana yang masuk ke ETF Bitcoin sudah mencapai lebih dari 55 miliar dolar AS. Selain itu, banyak perusahaan publik mulai membeli Bitcoin sebagai bagian dari cadangan dana mereka. Perusahaan seperti Strategy (MSTR) telah memulai langkah ini sejak 2020 dan saat ini lebih dari 100 perusahaan lainnya juga ikut memiliki Bitcoin yang disimpan di laporan keuangan. Langkah ini menunjukkan adanya kepercayaan perusahaan besar terhadap prospek Bitcoin di masa depan. Meskipun Bitcoin sangat volatil dan tidak disarankan untuk memasukannya secara besar-besaran ke dalam portofolio, potensi pertumbuhan jangka panjangnya masih cukup besar. Pakar dari Standard Chartered memproyeksikan harga Bitcoin bisa mencapai 500.000 dolar AS pada tahun 2028. Namun, bagi yang ingin investasi lebih aman, ada juga rekomendasi saham lain dari Stock Advisor yang dinilai bisa memberikan hasil lebih baik daripada Bitcoin.
01 Agt 2025, 04.31 WIB

Coinbase Perkuat Bitcoin dan Siapkan Tokenisasi Saham serta Pasar Prediksi

Coinbase sedang memperluas bisnisnya dengan meningkatkan jumlah bitcoin yang mereka miliki, membeli lebih dari 2.500 BTC dalam kuartal kedua tahun ini. Langkah ini menandai komitmen perusahaan terhadap dunia kripto meski mereka menegaskan bukan semata-mata perusahaan treasury bitcoin. Selain itu, Coinbase berencana meluncurkan produk tokenisasi saham Amerika Serikat. Produk ini memungkinkan pengguna membeli dan menjual saham secara digital dengan cara yang lebih mudah, murah, dan bisa dilakukan kapan saja sepanjang hari. Tokenisasi saham menggunakan teknologi blockchain untuk mempercepat proses transaksi dan memungkinkan kepemilikan saham dalam jumlah kecil, sehingga pasar saham menjadi lebih terbuka dan inklusif bagi semua orang. Di samping itu, Coinbase juga akan menghadirkan pasar prediksi, tempat pengguna dapat bertaruh menggunakan aset kripto untuk menebak hasil dari berbagai peristiwa di masa depan, menambah layanan baru bagi pelanggan mereka. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi Coinbase membangun sebuah platform perdagangan yang lengkap dan on-chain, mengintegrasikan berbagai jenis aset sekaligus menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi di industri crypto.
01 Agt 2025, 04.13 WIB

Strategy Raih Keuntungan Besar Berkat Lonjakan Harga Bitcoin Setelah Legalitas Baru

Perusahaan Strategy berhasil mencatat keuntungan besar setelah enam kuartal rugi karena kenaikan signifikan harga bitcoin dan dukungan legalitas dari pemerintah AS. Presiden Donald Trump baru-baru ini menandatangani GENIUS Act yang memberikan legitimasi hukum bagi aset kripto di Amerika Serikat. Kenaikan harga bitcoin yang melewati Rp 1.97 juta ($120.000) untuk pertama kali membuat investasi Strategy yang besar dalam bitcoin memberikan keuntungan tidak terealisasi sebesar Rp 230.23 triliun ($14 miliar) , sehingga perusahaan ini bisa melaporkan keuntungan bersih hampir Rp 164.45 triliun ($10 miliar) pada kuartal terakhir. Strategi Strategy adalah membeli bitcoin secara langsung dan menggunakan obligasi konversi dan penjualan saham untuk mengoleksi aset kripto secara besar-besaran sejak 2020. Hal ini diikuti oleh beberapa perusahaan lain yang juga mulai menerapkan strategi serupa atau beralih ke aset kripto lain seperti ether. Saham Strategy menunjukkan performa yang jauh lebih baik dibanding bitcoin itu sendiri, naik hampir 39% di tahun berjalan, dan berhasil masuk indeks Nasdaq 100 pada akhir tahun sebelumnya setelah naik hampir lima kali lipat selama setahun. Dengan perubahan aturan yang memungkinkan pencatatan keuntungan tanpa harus menjual bitcoin, perusahaan-perusahaan kini semakin optimistis dalam berinvestasi dan mengelola aset kriptonya, yang turut memperkuat posisi kripto sebagai aset kelas dunia.
01 Agt 2025, 03.19 WIB

Strategy (MSTR) Raup Untung Raksasa Kuartal Kedua Berkat Kenaikan Bitcoin

Strategy (MSTR) adalah pemegang bitcoin terbesar di kalangan perusahaan dan baru saja mengumumkan hasil keuangan kuartal kedua yang menakjubkan. Mereka mendapatkan pendapatan operasional sebesar Rp 230.23 triliun ($14 miliar) dan pendapatan bersih sebesar Rp 164.45 triliun ($10 miliar) . Keberhasilan ini terjadi karena harga bitcoin naik kira-kira 30% dalam tiga bulan terakhir. Andrew Kang, CFO perusahaan, menjelaskan bahwa yield bitcoin selama tahun berjalan sudah mencapai 25%, yang berarti target tahunan sudah tercapai lebih awal dari rencana. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dan akumulasi bitcoin yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan sangat baik. Dipimpin oleh Michael Saylor, perusahaan terus membeli bitcoin secara agresif. Mereka menggunakan dana hasil penjualan saham biasa dan preferen untuk meningkatkan jumlah bitcoin yang dimiliki mencapai 628.791 koin hingga akhir Juli. Ini adalah strategi utama untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan juga menaikkan target yield bitcoin tahun penuh menjadi 30% dan memproyeksikan pendapatan operasional tahunan sebesar Rp 559.13 triliun ($34 miliar) dengan laba bersih sebesar Rp 394.68 triliun ($24 miliar) , berdasarkan prediksi harga bitcoin di akhir tahun senilai Rp 2.47 juta ($150.000) per koin. Harga saham Strategy (MSTR) juga menampilkan performa positif dengan kenaikan 34% sejak awal tahun dan perdagangan setelah jam kerja di angka Rp 671.37 juta ($408,25) . Ini menunjukkan bahwa para investor menilai sangat positif langkah dan prospek perusahaan ke depan.
Setelahnya

Baca Juga

  • Dampak Kenaikan Emas pada Sektor Pertambangan dan Pasar Kripto

  • Rencana IPO Gemini Didukung oleh Twins Winklevoss

  • Peningkatan Historic Alpenglow Solana untuk Meningkatkan Kinerja Blockchain

  • Modal Ventura AS dan India Bentuk Aliansi $1 Miliar untuk Mendukung Startup Deep Tech India

  • Kemajuan dan Tantangan Regulasi di Pasar Aset Tokenisasi