Bitcoin dan pasar cryptocurrency lainnya mengalami pergerakan yang relatif kecil dalam 24 jam terakhir, dengan Bitcoin naik hanya 0,6%. Sementara itu, harga emas melonjak menembus level Rp 57.56 ribu ($3.500) per ounce untuk pertama kalinya, dipicu oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan memotong suku bunga dalam waktu dekat sebagai respons terhadap utang pemerintah yang semakin besar.
Kenaikan harga emas membuat nilai pasar emas tokenized melampaui Rp 41.11 triliun ($2,5 miliar) . Di sisi lain, obligasi pemerintah jangka panjang di Jepang, AS, dan Inggris mengalami penurunan harga yang tajam dengan yield naik ke level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, yang menyebabkan ketegangan di pasar keuangan tradisional.
Di pasar crypto, volatilitas Bitcoin menurun ke level terendah sejak akhir 2023, sementara modal perlahan bergeser ke Ether dan altcoin lainnya. ETF spot Bitcoin menunjukkan aliran keluar hampir Rp 12.35 triliun ($751 juta) bulan lalu, sedangkan ETF spot Ether masuk dana bersih sekitar Rp 63.64 triliun ($3,87 miliar) , menandai perubahan preferensi investor.
Regulator di AS, yakni SEC dan CFTC, mengeluarkan pernyataan bersama untuk memperjelas aturan perdagangan spot crypto yang sesuai kepatuhan. Namun, pernyataan ini belum memberikan dampak besar karena pasar crypto tengah menunggu data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis, yang akan menjadi indikator utama bagi kebijakan suku bunga Fed selanjutnya.
Dalam waktu dekat, data ketenagakerjaan AS diperkirakan akan menjadi penentu arah pasar. Jika data menunjukkan kelemahan, Fed diperkirakan menurunkan suku bunga yang akan memberikan dorongan bagi pasar crypto dan aset berisiko lainnya. Sebaliknya, data yang kuat bisa menimbulkan tekanan jual dan menghambat reli pasar.